Ancaman

1.9K 289 65
                                    


.

"Silahkan duduk.." Yang Hyeongsu mencoba tersenyum seramah mungkin ke orang yang ada di depannya ini. Dia mempersilahkan orang itu duduk.

Orang itu membungkuk 90⁰ sebelum akhirnya duduk di depannya.

"Anda pertama kalinya kesini, kan?" Tanya Yang Hyeongsu.

Orang itu memperhatikan ke sekeliling klinik tradisional itu. Sebelum akhirnya menunduk singkat. "Iya, pak."

Yang Hyeongsu melepas kacamatanya dan menggeleng. Dia menghela napas. "Keponakan saya yang kurang ajar itu kembali bersekolah, saya yakin anda merasa kesal. Anak seperti dia telah mengotori citra sekolah anda."

Dia lalu ngambil sebuah map hitam dari sebelahnya. "Maka dari itu..."

Lalu dia sodorin map itu ke meja. "Saya akan membantu anda dan memberi lebih banyak dukungan untuk sekolah anda."

Kepala sekolah itu menatap Yang Hyeongsu sebentar sebelum membuka map bersampul hitam itu.

"Mereka harus diberi pelajaran," kata anggota dewan itu.

Di dalam map itu ada beberapa lembar kertas, yang isinya foto-fotonya Jungwon, Sunoo, Jay, Jake, Sunghoon, dan Heeseung beserta data-data perilaku buruk mereka selama bersekolah di sana.

"Mereka adalah pengacau nomer satu di sekolah anda."

Kepala sekolah itu diam sebentar dan mengamati data-data itu, memang cukup banyak pelanggaran yang mereka lakukan. Terutama tiga orang, Jay, Jake, dan Heeseung.

Akhirnya dia tersenyum dan membungkuk. "Kalau begitu akan saya lakukan yang terbaik," katanya.

Yang Hyeongsu mendengarnya, tertawa bahagia dan menepuk-nepuk pundak orang didepannya.

.

.

.

Jay menatap pintu yang bertuliskan 'RUANG KEPALA SEKOLAH, Kang Pildu' didepannya. Bingung, kenapa dia dipanggil jam istirahat ini?

"Jay?" Jay nengok ke sebelahnya, dia lihat kepala sekolahnya itu jalan mengampiri.

Kang Pildu membukakan pintu. "Masuklah sebentar, ada yang harus saya bicarakan."

Dan akhirnya Jay ngerti kenapa dia dipanggil. "Saya tidak mau masuk," kata Jay datar.

"Saya sudah tau apa yang akan anda bicarakan."

Kepala sekolah itu tersenyum tipis, lalu kemudian menatap Jay tajam. "Kamu tau sudah berapa banyak pelanggaran yang kamu buat sekarang?"

"Kami masih berbaik hati tidak memberi kamu peringatan, karena rasa hormat kami ke ayahmu."

Jay ngedengus, kenapa papanya malah dibawa-bawa. Papanya itu gak mempermasalahkan sama sekali gimana hidupnya selama ini. Selama dia tau batas, papanya itu gak pernah negur-negur ke dia.

"Harusnya sekarang kamu bersembunyi. Jangan bergaul dengan pembuat onar yang menyerang Ketua Hyeongsu."

Jay ngangkat alisnya, benarkan? Ujung-ujungnya Yang Hyeongsu. Orang itu udah sampai di sekolahnya ternyata.

Jadi secara gak langsung Kang Pildu ini lagi ngancem dia.

"Pikirkan ayahmu–"

"Kalau anda mencemaskan saya karena hal itu, saya akan menolaknya," Jay motong omongan kepala sekolahnya. "Anda juga tidak perlu khawatir, hubungan saya dengan papa saya baik-baik saja."

Dia lalu membungkuk dan berbalik. Meninggalkan ruang kepala sekolah itu.

.

.

✓ We're (not) TwinsWhere stories live. Discover now