bab 13

224 66 282
                                    

Mereka berempat berjalan menyusuri koridor kelas yang masih terlihat ramai. Bel masuk masih lima menit lagi, jadi murid-murid masih punya kesempatan untuk bergosip di depan kelas masing masing karna bahan gosip lebih banyak berada diluar kelas daripada di dalam kelas.

Jayden yang sudah berniat mengantar mikayla ke kelas tadi jadi tertunda, karna tiba-tiba ada rapat Osis dadakan yang dia sendiri sebagai ketuanya saja tidak tau. Makanya dia bergegas ke ruang Osis untuk mencari tau apa yang terjadi.

"Gue ke toilet bentar ya, kebelet." Mikayla berucap sambil memegang perutnya.

Ketiga gadis itu kompak menoleh. "Mau gue antar ngga?" Sairish bertanya sambil memperhatikan wajah Mikayla yang terlihat berkeringat.

"Ngga, gue sendiri aja. Kalian duluan ke kelas ya." Tanpa menunggu respon teman temannya, Mikayla berlari di sepanjang koridor kelas menuju toilet yang berada diujung lorong.

"Gila, perut gue bener bener ngga bersahabat banget. Tumben tumbenan lagi kayak gini." Mikayla mendumel sendiri didalam bilik toilet.

Bel masuk sudah berbunyi dua menit yang lalu, tapi dia masih sibuk dengan sakit perutnya.

Setelah selesai, dia keluar dari bilik toilet menuju wastafel. Terlihat tiga orang siswi juga berada di depan wastafel sedang mengobrol. Melihat Mikayla yang keluar, mereka langsung menghentikan obrolannya berganti dengan memandang Mikayla.

Mikayla hanya melirik sekilas karna salah satu dari mereka. Wajahnya terlihat tidak asing untuknya, Seperti wajah dayangnya si Nina bobo itu.

Mikayla tidak ambil pusing dengan ketiga gadis yang semenjak dia keluar dari bilik toilet langsung menatapnya sinis itu. Dia mencuci tangan dan membilasnya. Menarik tissu yang berada dibelakang salah satu gadis itu tanpa bersuara. Mikayla benar benar menganggap Mereka mahluk tak kasat mata.

Setelah selesai, Mikayla berniat keluar dari toilet. Dia memutar knop pintu tapi tidak bisa, 'sepertinya dikunci' pikirnya.

"Kak, bisa tolong kembaliin kuncinya ngga, aku mau keluar soalnya."

"Akhirnya lo bersuara juga, gue kira lo gagu." Gadis yang berdiri ditengah itu menyeringai sinis, memandang Mikayla dari atas sampai bawah dengan tampang meremehkannya.

"Sorry kak, aku pikir kita ngga saling kenal. Makanya ngga perlu say hello kan?" Mikayla berucap santai membuat ketiga gadis itu langsung memelototkan matanya.

"Ternyata bener yang dibilang anak anak, lo bernyali juga. Punya nyawa berapa lo? Songong banget jadi cewek." Gadis yang terlihat di name tag bernama Angel itu mendengus kesal.

"Satu, aku kan manusia, bukan kucing." Mikayla lagi lagi berucap santai. "Tolong dong kak, buka pintunya. Aku udah telat masuk kelas soalnya." sekali lagi Mikayla meminta dibukakan pintu kamar mandi.

Gadis yang bernama Angel itu menyeringai sinis. "Lo pikir, lo bisa keluar dengan selamat dari sini? Setelah lo mempermalukan sahabat gue?"

Mikayla mengerutkan dahinya bingung. "Aku bikin malu teman kakak yang mana ya? Aku aja baru ketemu kakak hari ini?"

"Banyak bacot lo perek. Lo berdua pegang tangannya!"

Tanpa memperdulikan Mikayla yang memberontak, kedua gadis itu mencengkeram kuat pergelangan tangan Mikayla, membuat gadis itu meringis pelan.

'sial, padahal gue udah ngga mau lagi bikin masalah, ada aja yang kayak gini. Mana gue lagi lemes. Sakit perut sialan!' Mikayla menggerutu dalam hati. Dia benar benar tidak bertenaga untuk melawan.

Angel menarik rambut Mikayla membuat gadis itu mendongakkan kepalanya. Ringisan kecil terdengar dari bibirnya kala tarikan dirambutnya semakin kencang.

"Lo salah cari lawan bitch. Seharusnya lo diam diam aja jadi anak baru, jangan sok ngeluarin taring padahal sebenarnya lo itu ompong." Angel lagi lagi menyeringai sinis. Dia mengapit pipi Mikayla membuat bibir gadis itu maju, menekan keras disana sampai kulit wajah Mikayla memerah.

"Kita apain nih pelacur kecil guys? Gue ngga puas kalo hanya nyiksa dia kayak gini doang."

"Sobek aja seragamnya, Ngel, biar dia ngga berani keluar dari sini." Salah satu gadis yang bername tag Mira itu tertawa meremehkan.

"Bagus juga ide lo." Tanpa aba aba, Angel langsung merobek seragam Mikayla membuat semua kancingnya berhamburan ke lantai. Sekarang terlihat jelas tanktop putih yang dipakai oleh gadis itu.

Kemudian Angel menyundulkan telunjuknya ke jidat Mikayla berkali kali, "Kenapa lo diam aja ha? Mana taring lo itu, hm?"

"Denger pelacur kecil, ini balasannya kalo lo nyakitin Nina lagi. Dan berhenti jadi cewek murahan di depan Jayden, lo benar benar ngga punya harga diri."

"Tar, mana air suci itu? Sebelum keluar, kita harus mandiin dia dulu."

Gadis yang dipanggil Tar itu menyeringai senang. "Lo pegang tangannya bentar, kalo itu bagian gue soalnya."

Gadis yang bernama Tari itu masuk ke bilik toilet paling ujung. Gadis itu keluar dengan membawa seember air berwarna keruh dan baunya sungguh tidak enak.

"Gue mau mandiin lo nih, soalnya lo bau banget, sumpah. Berterima kasihlah sama bik Nonik nanti, soalnya dia mengikhlaskan air bekas cucian mangkok baksonya buat lo pake mandi. Air ini sangat bermanfaat buat menambah keburikkan lo."

Setelah mengatakan itu, Tari langsung menyiramkan air itu ke atas kepala Mikayla, membuat kedua gadis yang memegang tangannya tadi reflek mundur. Mereka bertiga tertawa terbahak bahak melihat keadaan Mikayla yang berantakan. Kepalanya penuh dengan sampah bekas makanan, sedang bajunya sudah berubah warna. Jangan ditanya dengan bau badannya, itu benar benar sangat mengganggu sekali.

Mikayla memejamkan matanya menahan marah. Emosinya sudah diujung tombak. Dia menarik napas dalam dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Kepalnya terangkat untuk melihat ketiga gadis yang berdiri angkuh di depannya dengan senyum jahat di bibir mereka masing masing.

"Kenapa lo? Masih punya nyali? Mau gue tambah lagi? Gue gampar lo sekali, ngga masalah kan?" Angel menyeringai sinis.

Mikayla tersenyum smirk, dan dengan santainya dia menjawab, "boleh, kalo lo ngga keberatan."

Emosi Angel yang perlahan padam, kini kembali terbakar. Dia menjambak rambut lepek Mikayla dan menampar pipi gadis itu hingga darah segar keluar dari sudut bibirnya.

"Lo benar benar ngga bisa dikasih ampun ya, mau mati aja masih berani lo nantang gue. Anjing emang lo! "

Angel kembali ingin menampar Mikayla, tapi kedua temannya langsung menahan lengan gadis itu.

"Udah Ngel, buat hari ini cukup kayak gini dulu. Kalo besok besok dia bikin ulah lagi, tinggal kita sikat lagi aja." Mira menarik Angel untuk keluar dari kamar mandi.

"beruntung kali ini lo selamat. Karna kalo gue temuin lo nyakitin Nina lagi, gue bikin mampus lo!." Sebelum Angel keluar dari kamar mandi, dia menoyor keras jidat Mikayla membuat kepala gadis itu reflek mendongak dan terantuk pinggiran wastafel.

Ketiga gadis itu keluar dari kamar mandi meninggalkan Mikayla yang sudah mengenaskan.

~

~

~

~

~

"HAIII BITCH ...."

To be continue

Hallo, MikaylaWhere stories live. Discover now