bab 22 Warning 18+

793 42 118
                                    

Warning 18+

Hari sudah berganti, jam dinding sudah menunjukkan angka 11.08 siang, tetapi gadis itu masih asyik bergelut dibalik selimut putihnya. Yang terlihat hanya setengah wajahnya saja.

Jayden memasuki kamar yang terasa dingin itu, dia berjalan menuju jendela besar dan menyibak gorden hingga terbuka lebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jayden memasuki kamar yang terasa dingin itu, dia berjalan menuju jendela besar dan menyibak gorden hingga terbuka lebar. Lalu kakinya diayunkan ke sisi tempat tidur. Tersenyum melihat wajah tidur Mikayla.

Jayden duduk di pinggir kasur, tangannya merapikan anak rambut Mikayla yang menutupi dahi dan matanya. Dia mengelus lembut pipi chuby kekasihnya, kemudian menunduk untuk mencium kening dan pipi Mikayla.

"Hai love,, wake up." Jaiden berucap sambil mencubit pelan pipi dan juga hidung Mikayla. Sedangkan yang dibangunkan hanya menggeliat kecil tanpa membuka mata.

"Kita udah janji loh mau ketemu mama hari ini." Jayden menarik turun selimut Mikayla hingga sebatas dada. Menunduk untuk memberikan lumatan kecil di dada Mikayla membuat gadis itu menggeliat.

Jayden menatap keatas ketika merasa rambutnya diremas kuat. Melihat wajah kekasihnya yang sedang menggigit bibir membuat Jayden menelan ludah gugup, Mikayla terlihat sangat sexy dan menggemaskan secara bersamaan.

Jayden memberikan kecupan singkat dibibir Mikayla, "Ini punya aku, jangan digigit." Jayden mengelus lembut bibir Mikayla membuat gadis itu meremang.

Perlahan matanya terbuka, pandangannya langsung bertubrukan dengan mata indah lelakinya. Ya...lelakinya! Mikayla sudah mengklaim hak miliknya setelah mereka melakukan dosa terindah itu untuk pertama kali. Dan Mikayla tidak menyesalinya, rasanya duniapun akan dia lawan kalau ada yang ingin memisahkannya dengan Jayden. Kecuali Jayden sendiri yang memilih pergi.

Katakanlah Mikayla bucin atau bodoh sekalipun, dia tidak peduli. Karna memang kenyataannya Mikayla seperti itu. Dia tidak ingin munafik dengan menyangkal fakta kalau dia mencintai Jayden sampai ke level bucin dan bodoh.

Tangan Mikayla perlahan mengalun di belakang tengkuk Jayden, menarik pelan lelaki itu untuk menunduk. Mencium pelan bibir kekasihnya, awalnya hanya kecupan kecil tapi perlahan gairah keduanya bangkit. Jayden yang awalnya hanya menerima langsung mengambil alih ciuman mereka. Lumatan pelan dia berikan, tapi lama kelamaan menjadi lumatan kasar dan tergesa gesa. Jayden sadar, jika tidak dihentikan sekarang, mereka akan berakhir melakukannya lagi.

Dia jelas menginginkannya, laki laki mana yang tidak tergoda melihat perempuan tidur dengan naked, apalagi perempuan itu adalah kekasihnya sendiri. Tapi Jayden cukup sadar diri, mereka baru tertidur jam 3 pagi setelah bekerja keras semalaman. Dia merasa kasihan pada Mikayla, mungkin badan kekasihnya sudah ngilu dan sakit sakit setelah mereka mencoba berbagai gaya bercinta.

Jayden melepaskan ciuman mereka membuat Mikayla memberenggut kesal. Lelaki itu tersenyum geli melihat wajah kekasihnya. "Bangun ya, mandi dulu baru sarapan."

Hallo, MikaylaWhere stories live. Discover now