Bab 29

300 39 221
                                    

Diantara mereka berdua tidak ada yang saling bertanya. Entah itu tentang foto-foto yang dikirim peneror itu pada Mikayla ataupun sikap Mikayla yang berubah dan menghindari Jayden sebegitu lama sampai menonaktifkan ponselnya. Mereka sama-sama diam, pura-pura tidak terjadi apa-apa. Mungkin mereka berpikir, moment seperti ini sangat sayang dilewatkan dengan pertanyaan yang memicu perdebatan dan berujung salah satunya sakit hati atau malah keduanya akan berakhir patah hati.

Sekarang mereka sedang dalan perjalanan menuju bukit di daerah Selatan, tapi masih di wilayah vila tempat Mikayla menginap. Rencana untuk makan malam di luar batal karna tiba-tiba Mikayla tidak mood melihat kerumunan orang. Alasan yang aneh menurut Jayden, tapi laki-laki itu tetap mengiyakan keinginan kekasihnya.

Dan sekarang, Tiba-tiba saja dia ingin melihat kembang api tapi di tempat yang sepi dan sunyi. Jayden berpikir, Mikayla sangat aneh sekarang. Gadis itu paling suka keramaian, tapi sekarang dia malah terlihat ogah ke tempat ramai. Mungkin jadwal PMS-nya sudah dekat, jadi wajar kalo gadisnya bad mood, pikir Jayden.

"Bee, kata orang, bercinta di mobil sangat menyenangkan sekaligus menegangkan." Mikayla bersuara memecahkan kesunyian di dalam mobil sedari tadi.

Jayden sontak menoleh sebentar untuk melihat ekspresi kekasihnya. Laki-laki itu tersenyum, mengusap pelan puncak kepala Mikayla. "Siapa yang bilang, hm?" lalu pandangannya kembali terarah ke depan.

"Temanku."

"Temen yang jahat, berani banget ngotorin otak polos pacarku." Jayden membawa satu tangan Mikayla ke arah bibirnya, dan mengecupnya pelan. Kemudian tangan itu kembali dia genggam.

"By the way, aku udah ngga polos, bee."

Jayden sontak tertawa pelan mendengar penuturan jujur kekasihnya. Laki-laki itu mengelus pelan punggung tangan Mikayla, memberikan ketenangan pada gadis itu. Jujur, Jayden merasa tidak nyaman dengan keanehan Mikayla sekarang. Semenjak dia datang, Mikayla lebih banyak diam, hanya merespon ucapan Jayden dengan jawaban pendek saja, dan sisanya hanya gelengan dan anggukan. Sangat bukan Mikayla sekali, gadis itu sangat aktif apalagi jika sedang berdua, ada saja kelakuannya untuk menggoda Jayden. Tapi sekarang, dia benar-benar berubah jadi aneh, bersuara saat di tanya saja.

"Love, are you okay?"

"I,am okay." Mikayla menatap Jayden sebentar, kemudian tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Kamu punya kondom ngga bee?"

"Hah?" lagi-lagi pertanyaan aneh menurut Jayden. "Aku ngga punya, love. Aku kan ngga pernah pake."

"Nanti jangan keluarin di dalam ya."

"Hah? apanya yang di keluarin di dalam?" Jayden benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan Mikayla.

"Aku pengen ngerasain bercinta di mobil nanti. Karna kamu ngga punya kondom, spermanya jangan keluarin di dalam." Mikayla menjawab santai, terlalu santai menurut Jayden untuk seseorang yang ingin melakukan sesuatu di tempat terbuka.

"Jangan bilang ... kamu pengen makking love disana?"

"Iya, kenapa? Kamu ngga suka? kamu ngga pengen?" terlihat raut wajah sedih Mikayla, matanya sudah berkaca-kaca mengisyaratkan dia akan menangis sebentar lagi.

"No, no. Bukan gitu maksud aku. Tapi itu kan di tempat terbuka,love."

"Tapi aku pengen." Akhirnya gadis itu menangis juga. "Aku ngga tau kenapa aku pengen banget ngelakuin itu di mobil." Dengan masih sesenggukan, Mikayla menghapus kasar air matanya. "Hormon sialan," makinya pelan. 'baby, bisa ngga jangan aneh-aneh. Haha kan malu' Mikayla membatin sendiri.

Hallo, MikaylaWhere stories live. Discover now