PART 2. Jangan Jadi Pelawak

5.6K 615 25
                                    

Hallooo!
Loly balik lagi nih😍
Selamat pagi buat kalian semua
Apa kabar hari ini?
Ada yang masih PAS?😶
Matematika paling meresahkan ya😖
Buat kalian yang mungkin terdampak erupsi gunung semeru. Tetap semangat yaa!!
Kami membantu doa agar keadaan disana cepat membaik. Aamiin.
#Prayforsemeru

~Happy Reading~

"Bwlabwlabwla! Papapapa"

Adel mengoceh sambil memainkan boneka tengkorak yang dibelikan Ayahnya saat pria itu pergi ke Papua. Awalnya Alana ingin membuang benda itu karena terlihat menakutkan, namun nyatanya Adel malah paling suka dengan boneka tengkorak itu.

"Iya sayang. Papa kamu belum pulang." tutur Alana gemas.

"Mamamama.. Mamama.." Adel memegang hidung mancung Alana.

Wanita itu tersenyum. "Nanti kalau Adel gede pasti hidungnya lebih mancung."

Terdengar suara pintu depan dibuka, lalu Alana mendengar suara teriakan pria yang menggema ke seluruh penjuru rumah. Membuat Adel sedikit kaget.

"PAPA PULANG!"

"Papapapapa!" Adel langsung mengoceh memanggil Papanya.

Dean menghampiri putrinya itu lalu menggendongnya. Memberikan kecupan bertubi-tubi dipipi kanan dan kiri Adel. Hingga pipi tembam itu berwarna sedikit kemerahan.

"Bersih-bersih dulu, Mas. Kamu kotor kena debu habis dari kantor." omel Alana.

Pria itu nyengir, lalu segera menaruh Adel di box bayi. Kemudian ngacir ke kamar mandi begitu saja. Sementara Alana geleng-geleng kepala pelan, Dean memang berubah menjadi orang yang dewasa. Namun kebiasaan-kebiasaan buruknya masih sama.

"Loh Yang kok nggak ada sabun!?" teriak Dean dari dalam kamar mandi.

Alana menutup mulut menahan tawa. "Pakai sabun punya Adel aja."

"Astagfirullah! Hancur reputasiku, Del. Masa CEO gagah berwibawa ini bau sabun mandi bayi!" pekik Dean tidak terima.

"Nanti kita belanja, GANTENGKU!" balas Alana geram.

"OKE CANTIKKU!"

•••

"Loh!? Mas Ganteng, kan!?"

Dean menghentikan langkahnya mendorong troli saat mendengar ada orang bertanya padanya dengan nada antusias. Alana ikutan menoleh dan melihat sosok mbak-mbak SPG yang terlihat tidak asing dimatanya. Mbak-mbak itu menghampiri Dean dan Alana.

"Yang waktu itu sosweet banget, ya kan?" Mbak-mbak itu bertepuk tangan antusias.

Oke, Alana dan Dean ingat!

"Mbak masih kerja disini?" tanya Dean, lebih pada merutuki mengapa mbak-mbak itu betah kerja disini.

"Masih dong, Mas."

Alana nyengir kuda sambil menginjak kaki Dean. Membuat cowok itu menipiskan bibir menahan rasa sakit.

"Bagian sabun mandi disebelah mana ya, Mbak?" tanya Alana.

Mbak-mbak itu tersenyum sumringah lalu segera menunjukkan ke Alana. Sementara Dean menghembuskan nafas pelan sambil mendorong dua troli, kereta bayi Adel dan troli belanjaan. Memang bawaan berat itu jatahnya kaum adam.

"Adel, cepetan jalan ya. Biar bisa lari-lari sama Papa." bisik Dean sambil mengecup puncak hidung putrinya. Adel hanya tertawa.

"Loh!? Dean!? Dean, kan!?"

Pekikan itu membuat semua orang menoleh kearah mereka. Dean mengumpat dalam hati saat melihat perempuan yang dia kenal sedang berdiri dan menatapnya senang. Memang Dean itu banyak fans-nya.

"Lintah?" tanya Dean.

Perempuan itu mendengus. "Lita!" kesalnya.

Dean terkekeh. "Ngapain lo disini?" tanyanya seolah mengusir.

"Belanja lah, gimana sih lo itu?" Lita mendorong lengan Dean pelan sambil tertawa jaim.

Dean menatap jijik. Perempuan itu semakin lama semakin aneh, pikirnya. Dia melihat Alana menghampirinya sambil membawa sabun mandi dan juga popok bayi.

"Loh? Lintah?" sapa Alana kaget.

Lita menahan napas. Dua orang ini sama saja. Memang cocok sekali menjadi pasangan suami istri. Bisa dipastikan tetangganya akan stress menghadapi pasutri ini.

"Ini anak kalian, ya?" tanya Lita sambil menatap Adel dengan gemas.

"Bukan, ini anaknya tetangga gue culik." balas Dean.

Lita tertawa. "Papa kamu lucu ya, pasti kamu gedenya jadi pelawak." tutur Lita sambil mencubit pipi Adel gemas.

Dean melotot. "Jangan menghasut anak gue."

Alana geleng-geleng kepala pelan. Salah kalau dia dulu cemburu pada Lita. Karena bisa dilihat sekarang betapa sebalnya Dean pada perempuan yang satu ini.

"Yaudah deh, Al. Gue duluan, ya. Sorry banget dulu gue jahat sama kalian." tutur Lita tak enak.

Alana mengangguk maklum. "Santai aja sih."

Lita kemudian pergi setelah berbincang sebentar dengan Alana. Menyisakan Dean dan Alana yang memandang kepergian perempuan itu dengan berbagai presepsi. Alana berpikir, semua orang bisa berubah seiring berjalannya waktu.

Sementara Dean berpikir kalau Lita masih sama saja seperti dulu, malah sekarang lebih parah. Lalu pria itu kembali berbisik pelan pada putri tercintanya.

"Jangan jadi pelawak ya, nak."

To be continued..

Insyaallah aku konsisten update setiap pagi-pagi yaa!
Biar kalian bangun tidur langsung ketemu sama Dean dan Alana🤣
Loly mau ngingetin kalian buat mencet tombol di pojok kiri bawah dan follow akun aku😉
Jangan lupa juga spam komen yaa!

See you next part!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz