PART 33. Mana Sih Pawangnya Alana?

2.5K 363 5
                                    

Aloha guys!
Loly kembalii!
Langsung baca aja ya!

-Selamat Membaca-

"Lusa Keisya sama Azril nikah loh, Mas."

Dean yang sedang meminum cokelat panas langsung menyemburkan minuman itu keluar dari mulutnya. Berita itu terdengar seperti sebuah kejadian yang 'tidak mungkin' mengingat Azril dan Keisya tidak berhubungan dengan baik.

"Tiba-tiba?" tanya Dean tak percaya.

Alana menggeleng. "Kamunya aja yang ketinggalan berita."

Dean mendengus. "Gue yang adiknya malah nggak dikabarin." dumel Dean dengan nada kesal.

Sudah dari dulu Dean menunggu Azril untuk segera menikah. Bukannya agar cowok itu tidak kesepian, namun agar cowok itu tidak terus mengganggu istrinya. Terkadang candaan Azril itu membuat Dean ingin melemparnya ke Antartika.

Dean beranjak dari duduknya, lalu beralih duduk disamping Alana. Dia mengintip ponsel Alana, rupanya wanita itu sedang membuka pesan dari teman-temannya. Cowok itu memilih diam fokus pada kopi, sambil sesekali memantau ponsel Alana.

Alumni Tadika Mesra

David
Ada yang mau nikah nih..
Ehm.. Ehm..

Januar
Siapa tuh bwang?

Azril
@Januar Bapak lo

Januar
Aduh serem bang
Gue dapet emak tiri dong

Vrista
Siapa yg nikah?

David
Mari kita sambut kedua mempelai
@Azril dan @Keisya

Keisya
NAJIS!

Januar
@Alana tolong mak! Sohib lo ngamuk

Alana terkekeh pelan membaca pesan dari grup. Sementara itu Dean langsung membuka ponselnya dan mantengin grup yang sama. Dia juga anggota dalam grup chat itu.

Keisya
@Januar 😊👊🏻

Alana
Haha.. @Keisya yok keroyok Janu rame2!

Januar
Kok lo berkhianat sih Al?
Tega banget sama kakanda

Azril
Diem lo @Januar,
pawangnya dateng langsung ngibrit lo!

Caca
Tau tuh! Brisik bgt drtd!

David
Hujat Janu, HAHAHA!

Januar
Mana sih pawangnya Alana?
Emang Lana udah punya pawang ya?🤔

Keisya
Kemana aja pak?
Udah buntut satu!

Januar
HAH!?

Dean
APA LO HOH-HAH HOH-HAH!? @Januar

NAHLO!

Alana langsung menoleh kesamping, melihat Dean mengetik dengan mulut mendumel penuh sumpah serapah. Matanya juga melotot, seolah ingin mengeluarkan laser dari bola matanya membelah ponsel yang dia pegang. Menyeramkan, sekaligus menggemaskan.

Hobi banget sih ngerepotin perasaan orang.

•••

Sementara itu seorang pria memegang sudut bibirnya yang lebam. Dia kembali mengingat sebuah insiden beberapa tahun lalu. Disaat dia sedang mendatangi acara dengan koleganya di Melbourne. Tidak ada yang tau kalau ada orang yang mengincar nyawanya.

Flashback on

"Jadi Pak Erfendi? Bagaimana dengan perusahaan yang saya dirikan disini? Apakah anda tertarik bekerjasama?"

Erfendi tersenyum angkuh. Perusahaan ini masih jauh dibawah standar perusahaan yang dia dirikan di lain negara. Bekerjasama dengan perusahaan ini sama saja menghancurkan namanya yang sudah melambung tinggi.

"Tidak Bapak Ronald, perusahaan anda masih terlalu dini, jadi saya--"

"AKHHH!" ucapan Erfendi terhenti saat seorang cowok menghadangi tubuhnya, tepat pada saat itu sebuah pisau menusuk pundak cowok yang berada didepannya itu. Tubuh cowok itu langsung ambruk.

Semua orang langsung berlarian menyelamatkan diri karena kejadian itu, sementara Ronald tersenyum lalu melenggang pergi begitu saja meninggalkan Erfendi.

"Mas? Saya akan panggil bantuan!" tutur Erfendi panik.

Cowok itu menahan tangan Erfendi. "K-kalau saya mati, s-saya titip Ala--"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya cowok itu sudah pingsan. Membuat Erfendi kebingungan dan segera membopong tubuh cowok itu menuju ke mobilnya untuk dibawa ke rumah sakit.

Flasback off

"Ala? Yang dia maksud itu Alana?" pria itu bermonolog pada dirinya sendiri.

Dia mengepalkan tangan, kenapa dunia begitu sempit? Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain melepaskan Farhan dan keluarganya. Karena hutang budi pada Dean yang menyelamatkannya dulu. Bahkan ketika cowok itu tidak dekat dengan Alana.

Dia tetap menyalamatkan wanita itu tanpa sengaja.

Melepaskan keluarganya dari hutang dan bayarannya adalah koma dua bulan di rumah sakit, tiga tahun yang lalu.

"Wanita itu sangat beruntung." tutur Erfendi.

Dia menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi, masih merasa tidak percaya dengan semua ini.

"Jika saja Alana tau apa yang Dean korbankan tiga tahun lalu. Mungkin wanita itu akan menangis, dia sama cengengnya dengan Rita."

Erfendi tersenyum tipis. Menatap kearah langit-langit rumahnya dengan tatapan sendu. Bergumam pelan, berharap Rita bisa mendengar ucapannya kali ini.

"Farhan merawatmu dengan baik, bahkan putrimu tumbuh menjadi seorang putri cantik dan memiliki suami yang hatinya sebaik malaikat."

To be continued..

Jangan lupa spam vote dan comment!
Follow juga akun Loly biar tau kalau Loly update cerita terbaru!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang