PART 34. I Love You My Guardian Angel

2.6K 331 10
                                    

Ehh maap guys Loly kesiangan😭
Langsung baca aja yaa!

-Happy Reading-

Karena besok mereka sudah pulang, maka sore ini mereka menyempatkan diri untuk mengelilingi Jogja dengan menggunakan mobil sewaan. Semenjak Dean pergi ke Melbourne, Alana selalu menghindari tempat-tempat yang membuat dia teringat pada Dean.

Termasuk Jogja.

Alana memeluk lengan kekar Dean. "I love you, Mas."

Dean menoleh bingung. "Iya?"

"I love you My Guardian Angel." tutur Alana lembut.

Cowok itu menggaruk tengkuk salah tingkah. "G-Guardian Angel?"

Wanita itu tidak menjawab dan terus memeluk lengan Dean erat sembari tersenyum. Semua ini terasa indah dan sangat nyata, Alana masih mengira kalau dia bermimpi saat Dean datang menyelamatkan dia dan Athala. Juga menyelamatkan Farhan.

"Gue bakalan ganti uang lo, De." ujar Athala yang sibuk menyetir.

Dean menggeleng. "Gue bukan rentenir, nggak usah!"

"Dan gue bukan tempat sedekah, jadi gue bakalan bayar." sahut Athala tidak mau kalah.

Dean hanya bisa menghembuskan nafas pelan dan bergumam. "Nggak usah buru-buru seolah besok gue mati. Lo bayar aja semampu lo."

"Sekali lagi gue makasih banget, De." ujar Athala tulus.

Dean tersenyum. "Sama-sama, Bang."

Tangan kanan Dean yang menganggur mengelus puncak kepala Alana yang menyender di bahu sebelah kirinya. Mobil menepi di sebuah supermarket, Athala ingin membeli minuman terlebih dahulu karena merasa haus.

"Mas." panggil Alana setelah Athala keluar dari mobil.

Dean berdehem pelan. "Hmm?"

"Kayaknya aku harus berterimakasih sama Tuhan." jawab Alana.

Dean menaikkan kedua alis. "Kenapa?"

"Kamu itu kaya malaikat penyelamat yang dikirim Tuhan buat aku, tau nggak?" ujar Alana.

Dean mengerutkan kening. "Lebay kamu ah!" tuturnya geli.

Alana mengerucutkan bibir. "Beneran loh, Mas!"

"Pertama, kamu nyelamatin aku dari Vedro dan geng motornya. Kedua, kamu nyelamatin aku waktu ruang cheers kebakar. Ketiga, kamu nyelamatin aku waktu penyakit aku kambuh dan aku pingsan di parkiran. Keempat, kamu nyelamatin aku karena ngasih aku pekerjaan. Kelima, kamu nyelamatin aku dan keluarga aku dari hutangnya Erfendi."

Dean terkekeh mendengar Alana berbicara nyerocos tanpa dijeda. Wanita itu benar-benar cerewet. Doakan saja Adel tidak akan berisik seperti Alana saat besar nanti.

"Udah ngomongnya?" tanya Dean.

Alana mengangguk lugu.

"Seharusnya aku yang berterimakasih pada Tuhan karena menghadirkan wanita sesabar dan sebaik kamu dalam hidupku."

Alana tertegun, matanya langsung berkaca-kaca karena mendengar penuturan Dean. Katakan saja dia lebay, tapi air matanya keluar begitu saja tanpa disuruh.

"Aku selalu percaya, nggak akan ada orang lain yang seperti kamu diluaran sana."

•••

Alana adalah nama yang memiliki arti 'batu kecil, harmoni, dan kerukunan'. Diharapkan dapat tumbuh menjadi perempuan yang kuat dan juga tangguh, mampu melawan badai dan bertahan di segala musim seperti batu. Dan dapat membawa kerukunan bagi semua orang.

Gabriella berasal dari Itali yang artinya 'setia kepada Tuhan'. orang tuanya mengharapkan putrinya menjadi pribadi yang taat pada agama dan selalu mengingat Tuhannya dalam setiap kegiatan dan saat ingin melakukan apapun.

"Jadi itu maknanya?" tanya Alana pada dirinya sendiri.

Mala memberikan sebuah catatan nama yang sudah dirancang Rita sejak wanita itu masih hamil. Nama yang sangat indah dan memiliki arti yang baik. Alana mengelus kertas yang sudah menguning itu.

"Terimakasih, Ma. Karena sudah melahirkan Alana, mengizinkan Alana hidup di dunia ini dan bertemu dengan Dean." wanita itu tersenyum sendu dengan mata yang mengembun.

Dia mengusap air matanya, lalu melipat kertas itu memasukkannya pada sebuah kotak yang berisi barang-barang Mamanya saat muda dulu. Ada sebuah liontin cantik dengan batu akik berwarna putih bersih berhentuk angsa kecil.

"Udah siap, Al?" tanya Athala yang baru saja nongol diambang pintu kamar.

Alana mengangguk. "Iya.. Tapi mungkin gue bakalan kangen banget sama tempat ini, Bang."

Athala tersenyum tipis. "Gue juga."

Alana berjalan menghampiri abangnya sambil membawa satu kotak penuh kenangan itu. Mala mengizinkan Alana membawa benda itu pulang ke Jakarta untuk kenang-kenangan atau sekedar disimpan.

"Kalau lo diberi kesempatan untuk mengulang waktu, apa yang akan lo lakuin, Bang?" tanya Alana.

Athala tersenyum lalu mengacak rambut di puncak kepala Alana pelan. Dia berujar dengan nada lembut dan sendu.

"Gue akan ngelakuin hal sama yang menuntun gue sampai pada titik ini."

To be continued..

Vote, komen, dan follow dulu dong hehe!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Where stories live. Discover now