PART 39. When You Say Nothing At All

3.6K 339 16
                                    

Selamat pagi semua!
Besok udah part terakhir😥
Simak baik-baik yuk!

-Selamat Membaca-

It's amazing how you
Menakjubkan caramu
Can speak right to my heart
Berbicara menyentuh hatiku

Without saying a word
Tanpa sepatah katapun
You can light up the dark
Kau bisa menerangi kegelapan

Try as I may, I could never explain
Meski kucoba, tak pernah bisa kujelaskan
What I hear when you don't say a thing
Apa yang ku dengar saat kau tak mengatakan apapun

The smile on your face
Senyum di wajahmu
Lets me know that you need me
Beritahuku bahwa kau membutuhkanku

There's a truth in your eyes
Kebenaran dimatamu
Saying you'll never leave me
Mengatakan kau takkan pernah meninggalkanku

The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
Sentuhan tanganmu mengatakan kau 'kan menangkapku kemanapun aku jatuh
You say it best when you say nothing at all
Kau mengatakan yang terbaik saat kau tak mengatakannya sama sekali

Tanpa mendengar kalimat manis terlontar dari mulut Athala, Veelan tau kalau Athala membutuhkannya. Tidak semua rasa harus dinyatakan melalui perkataan bukan? Hanya saat Athala memandangnya, menyentuh tangannya. Veelan mengerti semua perhatian itu.

"Ya Ampun, Tha! Cantik banget calon istrimu." Mala menatap Veelan dengan sorot mata teduh dan hangat.

Athala tersenyum menatap Veelan. "Iya, kan? Pasti Mama suka."

Veelan yang diberi senyuman seperti itu menahan diri agar tidak melting didepan Mala. Dia meremat-remat ujung sofa menyalurkan rasa gugup yang melandanya.

"Namanya siapa, nduk?" tanya Mala ramah.

Gadis itu tersenyum sungkan. "Veelan, Oma."

"Jenenge we ayu, Le! Wes cocok pol iki!" tutur Mala pada Athala.

(Namanya aja cantik, udah cocok banget ini!)

Sementara Veelan hanya cengar-cengir tidak tau maksud ucapan Mala. Athala yang melihat itu ikut tersenyum tanpa sadar. Kenapa dia baru tau kalau Veelan bisa seimut ini? Kemana aja Athala selama ini?

"Jadi mau nikah kapan, iki?" tanya Mala semangat.

Athala menggaruk tengkuk. "Yo bentar to, Oma. Masa buru-buru banget?"

"Lha yo kenapa ditunda-tunda banget? Keburu Oma yang udah sepuh ini menyatu sama tanah." tutur wanita tua itu.

Athala memanyunkan bibir. "Jangan ngomong kaya gitu lah, Oma."

"Makanya, buruan keburu umurmu makin tua, makin ndak laku!"

Veelan menutup mulutnya menahan tawa saat melihat Athala yang tunduk didepan Omanya. Cowok galak bermulut ketus seperti Athala ternyata punya rasa takut juga.

"Atha mau minta restu sama Mama dulu,"

•••

"Mama kenapa nangis? Mama sedih, ya?"

Bocah laki-laki bermata bulat itu menatap Mamanya dengan mata mengerjap lugu. Sementara sang Mama segera mengusap air matanya karena kepergok anaknya. Sebenarnya Meyelsa tidak ingin menangis seperti ini, tapi melihat Athala yang akan menikah membuatnya terharu.

Reo memeluk Mamanya erat, seolah ingin menenangkan wanita berusia tiga puluh empat tahun itu.

"Mama menangis karena senang, sayang." tutur Meyelsa.

"Memang ada ya?" tanya Reo bingung.

Meyelsa tersenyum. "Ada dong. "

"Kalau gitu Mama senang karena apa?" Reo bertanya dengan nada antusias.

Wanita itu mengusap rambut tebal putranya. "Mama senang karena permintaan Oma tercapai."

"Oma minta apa, Ma? Memang Oma masih bisa bicara sama kita?"

Meyelsa mencubit pipi Reo gemas. "Oma minta sama Mama untuk memastikan perempuan yang paling tepat buat Om Ata, dan sekarang Om Ata udah menemukan orang yang dia cintai."

Reo menatap Meyelsa dengan binar dimatanya. "Cinta? Kaya Papa ke Mama?"

Wanita itu menganggukkan kepalanya. Membuat bocah laki-laki itu ikut tersenyum senang. Selama ini dia mengerti kalau Om-nya selalu ngenes sendirian, jadi dia ikut senang kalau mengetahui Athala mencintai seorang perempuan.

"Mama, dulu Oma pernah bilang sama Reo." tutur bocah itu.

Meyelsa menaikkan kedua alis. "Bilang apa?"

"Katanya 'Reo kalau Mamamu menangis, kamu peluk dia ya, pasti nangisnya langsung berhenti'. ternyata bener, Ma! Mama udah nggak nangis lagi." Reo berujar dengan senyuman lebarnya.

Wanita itu tersenyum penuh haru, lalu menarik Reo kedalam dekapan hangatnya. Dia sangat merindukan Rita. Rasanya sulit saat merasa rindu pada seseorang namun tidak bisa melakukan apa-apa. Air matanya kembali menetes saat mendengar penuturan dewasa Reo.

"Reo akan selalu peluk Mama kalau Mama menangis."

To be continued..

Spam vomen yuuu!
Follow juga dong akun Loly😍
See you in the last part!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Where stories live. Discover now