PART 5. Pola Pikir Orang Pinter Emang Beda

4.4K 500 13
                                    

Haloo!
Good morning!
Apa kabar kalian?
Loly balik lagi nih😍
Tetap pantau DEAL |Family Series| yuk!!
Jangan lupa vote dan komen❤

-Selamat Membaca-

"Kita harus cariin Bang Atha jodoh!" tutur Dean tegas.

"Aku sih setuju kalau Bang Atha sama Veelan, tetanggaku dulu yang udah ngejar-ngejar Bang Atha sejak lama." balas Alana.

Dean mengerutkan kening. Dia tidak tau kalau ada tetangga Alana yang mengejar-ngejar Athala. Oh iya, kalau Dean kerumah Alana kan cuma mau ngapelin Alana, mana peduli sama tetangga-tetangga. Dunia seakan milik mereka berdua.

"Aku denger Oma mau jodohin Bang Atha sama dosen fakultas kedokteran." tutur Alana.

Dean membekap mulut menahan tawa. "Sampai dijodohin? Kelamaan jomlo sih."

"Tapi Papa nggak setuju, Papa pengen Bang Atha cari perempuan yang dia suka. Bukan menikah karena paksaan nantinya." jelas Alana.

Dibalas manggut-manggut kepala mengerti oleh Dean. "Udah tunangan?"

Alana mengangguk. "Tapi diem-diem. Aku aja nggak dikasih tau. Parah, kan!?"

Dean mendengus lalu mengangguk setuju. "Sok misterius banget."

Tidak lama kemudian orang yang mereka gibah datang dengan muka bantalnya. Selepas melamun di meja makan, Athala kembali ke kamar dan tidur sampai pukul sembilan pagi. Kadang Alana bingung, kenapa ada dokter yang sama sekali nggak menjaga kesehatan seperti Athala.

"Belum pulang?" heran Athala.

Alana mendengus. "Lo ngusir?"

Athala menganggukkan kepalanya. "Ntar bahan makanan di dapur habis kalau kalian nggak pulang."

"Hampir aja gue lemparin ini meja ke muka lo, Bang." geram Alana.

Cowok itu malah terkekeh, kemudian menoleh kearah jam yang menempel di dinding rumah. "Nanti kalau ada perempuan dateng, lo suruh pergi aja."

Alana melotot mendengar ucapan abangnya. Ada orang datang ke rumah dan disuruh pergi?

"Ogah! Gila! Ada tamu malah lo usir!" tutur Alana heran. Tak habis pikir.

Athala menghembuskan nafas kesal. "Tamu itu cuma datang buat numpang ngeteh sama istirahat. Habis itu pulang."

"Coba aja kalau dateng terus bantu bersih-bersih rumah, nyuci piring, ngepel, atau bangun mushola. Itu lebih berguna." ucap Athala dengan santainya.

Pola pikir orang pinter emang beda ya!

"IQ lo berapa sih, Bang? Pemikiran lo nggak masuk ke otak gue." Alana memijit pelipisnya yang cenat-cenut karena meladeni ucapan Athala.

Athala malah terkekeh pelan, lalu menjawab. "Yang pasti lebih tinggi dari lo berdua."

"ASEEMM!"

•••

Dan benar saja datang seorang perempuan muda. Alana bukannya mengusir, dia malah menyambut dan mempersilahkan perempuan itu masuk kedalam. Veelan, perempuan yang umurnya dibawah Alana itu menyukai Athala sejak lama. Dan Alana menyetujuinya.

"Jadi kamu masuk ke fakultas teknik? Kenapa nggak ke kedokteran aja? Biar sama kaya Bang Atha." tutur Alana, sambil menyenggol lengan Athala, menggoda abangnya.

"Justru perbedaan itu menyatukan dua insan, Kak." balas Veelan.

Alana mengangguk setuju. "Pinter, pinter!"

"Lalu hubungannya kedokteran sama anak teknik apa? Kamu mau bikin jantung buatan dan dipasangkan ke manusia asli?" Athala menyahut dingin.

Alana menggigit bibir bawahnya geram. Memang dia pernah mendengar dari orang-orang kalau sifat Athala diluar rumah itu dingin dan juga ketus. Apalagi kepada perempuan, Alana tidak pernah tau apa penyebabnya. Yang jelas Athala itu aneh!

"Udah deh, makan dulu aja." ucap Alana saat melihat Veelan hanya diam sambil menatap Athala galak.

"Halah, percaya deh sama gue. Bang Atha, kalau di gombalin sedikit pasti jantungnya juga dag dig dug ser." tutur Dean sambil bersedekap.

Athala mendelik. "Jangan sok tau, daun dadap!"

"Lo anak fakultas teknik kan? Gue kasih contoh gombalan dari anak teknik.. Ekhem.." Dean berdehem menyetabilkan suaranya.

Veelan dan Alana hanya menyimak. Sementara Athala mendumel lirih sambil misuh-misuh pada Dean.

"Mas kamu tau nggak kenapa aku milih masuk ke fakultas teknik?" tutur Dean dengan suara dibuat-buat kemayu sambil mencolek punggung tangan Athala.

Athala menatap jijik, menepis tangan jahil Dean. "Kenapa?"

"Soalnya aku mau nyalain lampu dengan membangun pembangkit listrik tenaga cinta. Pasti rumah kita jadi yang paling terang."

Alana dan Veelan langsung tertawa terbahak-bahak dimeja makan. Sementara Athala memparodikan muntah didepan cowok itu. Veelan mengacungkan kedua jempolnya.

"Bagus banget, Kak. Betah deh Kak Alana tiap hari di gombalin." ucap gadis itu di akhir tawanya.

Alana menghentikan tawanya. "Awalnya blushing, lama-lama bullshit."

Dean hanya terkekeh pelan. Jangan salahkan dia kalau otaknya mampu memproduksi berbagai macam kalimat gombal. Setiap orang punya kelebihan masing-masing. Cuma kelebihannya Dean agak miring dikit.

"De, lo itu kalau dilihat terus-terusan kaya balsem waktu kena angin." tutur Athala.

Dean tersenyum, lalu berujar genit. "Kenapa tuh, bwang?"

"Bikin mata perih!"

To be continued..

Spam vomen yukk!
See you next part!


DEAL | Family Series| Lengkap✔Where stories live. Discover now