PART 11. Aku Nggak Genit, Al!

3.3K 428 9
                                    

Assalamualaikum
Selamat pagi semuaa
Apa kabar kalian?
Semoga selalu baik ya? Aamiin.
Langsung aja baca yuk!

-Happy Reading-

Disebuah rumah sakit seorang wanita menangis sesenggukan sambil memegang tangan mungil putrinya. Suaminya yang berdiri disamping wanita itu hanya bisa menenangkan sambil sesekali mengusap punggung istrinya lembut.

"Sabar, Al. Kita tidak bisa melawan takdir." ucap Dean.

Alana mengusap air matanya. "Tapi kenapa? Perasaan tadi pagi Adel masih baik-baik aja!"

Tiba-tiba muncul sosok cowok dengan jas dokter melekat di tubuhnya yang terkesan kekar. Dia menghampiri dua orang itu.

"Ya itu karena lo kasih yoghurt ke anak lo. Nggak mikir kalau minuman itu kecut banget? Jadi diare kan Adel." Athala mengomel pada Alana.

Diare.

Penyakit pencernaan itu membuat Adel menangis karena perutnya terasa sakit. Alana yang panik langsung menyuruh Dean membawa putri mereka ke rumah sakit. Wanita itu takut, takut terjadi apa-apa pada Adel dan dia tidak tau.

"Lo belum makan, kan? Ke kantin aja dulu. Biar gue yang tungguin." ucap Athala.

Namun Alana menggeleng. "Gue pengen temenin, Adel."

"Al, Adel nggak akan kenapa-napa." Dean mencoba menenangkan. Dia takut Alana ikut sakit karena belum makan.

"Dulu Mama juga begitu!" bentak Alana. Membuat Dean dan Athala tertegun.

Wanita itu menghembuskan nafas pelan. "Aku cuma takut, Mas." lirih Alana.

Athala yang mendengarkan itu hanya bisa terdiam. Salahnya juga karena merahasiakan penyakit Rita. Seharusnya mereka berterus terang pada Alana waktu itu.

"Yaudah, gue beliin makan aja, Bang. Lo sama Alana disini dulu." tutur Dean.

Alana langsung melotot. "Nggak! Nanti genit sama Mbak kantin lagi!"

Dean ikut mendelik. "Aku nggak genit, Al!"

Wanita itu menarik nafas dalam-dalam, dia harus berani mengambil keputusan walau akan di cap plin-plan. Dia menatap Athala dengan sorot tajam dan mengintimidasi. Athala sampai bergidik ngeri melihat tatapan Alana.

"Gue titip, Adel. Kalau sampai ada apa-apa, langsung panggil gue." tutur Alana penuh penekanan lalu menarik Dean keluar dari ruangan itu, meninggalkan Athala sendiri.

Athala mengelus dada. Lalu dia memaki setelah Alana dan Dean menghilang dari pintu.

"Yang jadi dokter disini itu gue, Saipul!"

•••

"Loh, Mas? Mau beli roti lagi?"

Mbak-mbak kantin yang waktu itu menatap Dean dengan sorot mata berbinar. Menatap wajah Dean saja membuatnya merasa senang, cowok itu memiliki aura yang menenangkan dan ramah. Tidak heran banyak perempuan yang berusaha mendekatinya walau tau dia sudah menikah.

"Enggak, Mbak. Saya beli soto dua." tutur Dean sambil melirik kearah Alana yang duduk di kursi dengan tangan bersedekap.

Cowok itu memesan makanan, sementara Alana menunggu di meja yang masih kosong. Namun itu bukan hal yang baik karena Alana terus memantau Dean dari kejauhan.

"Dua? Mas makan dua porsi?" tanya Mbak-mbak itu kaget.

Dean menggeleng pelan. "Buat saya sama istri saya."

Perempuan itu langsung melotot. "Yang mana istrinya, Mas?"

Dean menoleh kearah Alana yang melempar tatapan sinis. Mbak kantin itu mengikuti arah pandangan Dean.

"Yang itu? Kayaknya galak, Mas." cicit Mbak kantin.

Dean mengangguk. "Makanya cepet bikin sotonya, Mbak. Sebelum istri saya ngamuk."

Mbak kantin itu menghembuskan nafas kasar. Merepotkan sekali pelanggan yang satu ini, pasalnya antrian membeli soto tidak sedikit. Dia tambah kesal lagi saat mengingat Dean menipunya dulu.

"Duduk aja, Mas. Nanti saya antarkan."

•••

Alana memakan soto dengan lahap seolah dia tidak makan selama satu tahun. Padahal tadi wanita itu sudah menghabiskan dua botol yoghurt. Dean sampai ngeri melihatnya, takut Alana terkena penyakit maag karena terlalu banyak minum kecut.

"Pelan-pelan, nanti keselek." peringat Dean.

Wanita itu hanya menganggukkan kepala dengan mulut penuh. Dean menoel pipi yang mengembung itu dengan gemas. Alana tidak terlihat seperti seorang ibu, karena tingkahnya terkadang childish.

"Mas. Aku kan suka makan, nanti kalau aku gendut gimana?" tanya Alana dengan bibir manyun.

Dean mengusap sudut bibir Alana dengan jempolnya. Sembari berujar pada wanita itu.

"Mau gendut, kurus, hitam, putih. Aku nggak peduli." ucap Dean.

Dia menatap Alana intens dengan sorot mata lembut. Alana hanya diam mematung membalas tatapan Dean.

"Asalkan itu kamu, perasaan aku nggak akan pernah berubah."

To be continued..

Gimana part 11nya?
Jangan lupa berikan vote dan komentar dari kalian yaaa!
Follow akun Loly juga biar tau informasi kalau Loly bikin cerita baru😚
Sampai jumpa di part selanjutnya!!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon