PART 10. MAS! MAS DEAAAN!

3.5K 428 5
                                    

Ahooy!
Apa kabar kalian semua?
Jaga kesehatan terus yaa!
Yang sakit semoga cepat sembuh😚

-Happy Reading-

"Bang Atha pernah cerita soal cewek nggak, Al?"

Ditengah keheningan tiba-tiba Dean bertanya demikian. Alana yang sedang membalas ucapan ulang tahun dari teman-temannya langsung menoleh kearah Dean. Cowok itu menatap Alana dengan tatapan penuh rasa ingin tau.

"Enggak sama sekali. Sampai aku takut sendiri.." ucap Alana.

"Takut kenapa?" sahut Dean bingung.

Alana bergidik ngeri. "Takut Bang Atha pindah haluan."

Dean langsung tertawa mendengar ucapan Alana. Memang benar kalau Athala tidak pernah bercerita soal perempuan. Namun bukan berarti Athala tidak menyukai perempuan.

"Jangan berfikir yang enggak-enggak, Al." tutur Dean disela tawa.

Alana mengembungkan pipi sebal. "Ya gimana aku nggak mikir kesitu? Orang setiap pergi pasti sama dokter Juan."

"Tapi menurut aku Bang Atha nggak gitu, kok." sahut Dean.

Alana mengendikkan bahunya. Sejak dulu dia tidak mau mencampuri urusan percintaan Athala, karena urusannya sendiri saja masih rumit. Namun sekarang berbeda, Athala masih menjomlo sampai usia tiga puluh dua tahun.

Abangnya itu bisa jadi bahan gibah tetangga.

"Emang kamu tau sesuatu, Mas?" tanya Alana.

Dean menggeleng. "Makanya aku tanya kamu."

"Kayaknya kita harus cariin Bang Atha jodoh." ucap Alana tiba-tiba.

Dean menoleh kaget. Mencarikan Athala jodoh? Seharusnya sudah banyak perempuan yang datang pada Athala. Secara dia adalah dokter, tampan pula. Itu artinya bukan karena Athala seret jodoh, tapi cowok itu yang menolak kedatangan perempuan dihidupnya.

"Aku yakin dia nggak bakalan mau, sih." Dean berujar serius.

Alana mengendikkan bahu. "Tapi patut dicoba, kan? Siapa tau ada yang nyantol sama Bang Atha."

Dean menggeleng pelan. "Kalau masalah itu biarin Bang Atha sendiri yang selesaikan, Al. Kita jangan ikut campur."

Alana menghembuskan nafas pelan. Lalu tangannya terangkat, jarinya membentuk simbol mirip tunas kelapa. Dia bergumam pelan.

"Okay."

•••

Hampir dua jam Dean berkutat di kamar mandi dengan sikat dan juga cairan pembersih kloset. Cowok itu langsung membersihkan kamar mandi setelah Alana melihat ada kecoa yang sangat besar hinggap di sabun mandi.

"Tadi dimana, Yang?" tanya Dean setengah berteriak.

"Kayaknya masuk ke dalem kloset deh, Mas." ucap Alana sambil menggendong Adel.

Dean melotot. "Yaudah dong. Aku harus ngapain lagi?"

"Kamu sikat sampai bersih lah, Mas!!" balas Alana dengan nada tinggi.

Dean merapatkan mulutnya ngeri. Lalu mulai mengerjakan pekerjaan menjijikan itu. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya kalau suatu hari dia akan berurusan dengan tempat paling menjijikan.

Ting.. Tong..

Alana berjalan menuju pintu dan membukanya. Wanita itu diam mematung saat melihat pria paruh baya berdiri dengan pakaian hitam-hitam. Pria itu membawa gergaji ditangan kanannya. Bibirnya menyunggingkan senyuman lebar.

"B-bapak siapa!?" tanya Alana gemetaran.

Pria itu memperlebar senyumnya. "Saya datang untuk Bapak Dean."

Alana berjalan mundur perlahan karena takut melihat pria itu. Dia berteriak memanggil nama Dean karena ketakutan.

"MAS! MAS DEAAN!" teriak Alana.

Dean datang tergopoh-gopoh sampai beberapa kali dia hampir terpeleset karena kakinya basah. Cowok itu menatap Alana cemas sekaligus bingung.

"Apa apa, Al?" tanya Dean.

"B-bapak ini mau ngapain?" Alana bersembunyi dibalik punggung tegap suaminya.

Dean menaikkan kedua alis. Lalu cowok itu menyemburkan tawa lepas sambil memegangi perutnya yang terasa sedikit kram karena melihat Alana ketakutan.

"Kok malah ketawa sih, Mas?" geram Alana.

"Bapak ini aku panggil buat nebang pohon jambu dibelakang rumah. Kan udah gede banget." ujar Dean.

Alana langsung mendelik. Lantas kalau begitu, kenapa kedatangan pria ini harus terlihat dramatis begitu? Memakai baju hitam-hitam pula, seperti psikopat. Alana yang sering membaca cerita pyscho kan jadi parnoan.

"Yaudah, Pak. Pohonnya yang disebelah kanan dekat gudang." tutur Dean sambil mengarahkan Bapak-bapak itu.

Sementara itu Alana menggigit bibirnya. Menatap Adel yang juga memandangnya dengan sorot mata polos dengan bola mata bulat besar. Dia tersenyum, lalu mengecup kening putrinya penuh kasih sayang.

"Sabar ya, Sayang. Bapakmu memang rada laknat."

To be continued..

Gimana part sepuluhnya??
Kasih vote dan komen kalian yaa
Sampai jumpa di part selanjutnya!!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Where stories live. Discover now