PART 23. Kok Bisa!?

2.6K 369 4
                                    

Loly back!
Apa kabar guys?
Sehat selalu yaa!
Follow akun Loly dulu dong, Hehe!

-Happy Reading-

"Masih inget sama Bunda ternyata?"

Venita menyindir putranya yang datang secara tiba-tiba kerumahnya. Wanita itu lupa tidak dikabari mengenai kejadian yang menimpa Dean dan Alana beberapa waktu lalu. Dan Dean mulai merasa bersalah sekarang, bagaimanapun Venita adalah ibunya.

"Bunda jangan gitu, lah."

Dean memeluk Bundanya dari samping. "Dean kangen Bunda."

Venita menoleh bingung. "Kamu ada masalah?"

Mendengar ucapan Venita membuat kening Dean mengkerut. Kapam wanita itu berubah menjadi cenayang?

"Kok Bunda tau?" heran Dean.

Venita mendengus. "Karena kamu kemana-mana selalu bawa masalah!"

Dean mengelus dada menanggapi nada sarkas yang dilontarkan Venita. Iya dia biang masalah, tapi tidak usah diperjelas juga. Niatnya ingin curhat, malah berasa ditendang dulu sebelum memulai.

"Masalah apa?" tanya Venita sambil duduk di sofa.

"Semua."

Venita langsung mendelik. "Semua? Termasuk otak kamu bermasalah?" 

Dean mendengus. "Aku serius, Bun."

"Kamu pikir Bunda bercanda?" balas Venita.

Dean langsung mencebikkan bibirnya kesal. Membuat Venita tertawa pelan. Tidak menyangka ada bapak-bapak modelan seperti putranya ini. Sangat kekanak-kanakan.

"Ceritakan semuanya. Bunda bakalan dengerin." ucap Venita sambil mengelus puncak kepala Dean.

Cowok itu tersenyum, lalu mulai bercerita dengan nada tenang dan berhati-hati.

"Masalah pertama, kantor Dean kebakar--"

"KOK BISA!?" potong Venita kaget.

Dean menipiskan bibir. "Masalah kedua, seminggu lalu kepala Dean bocor gara-gara ketimpuk kayu."

"A-APA!?" Venita menatap putranya tidak percaya.

"Masalah ketiga, Alana marah sama Dean karena Dean ceroboh, dan Alana minta waktu tiga hari untuk merenungkan hubungan kami."

"APALAGI ITU!? YA ALLAH!"

Venita memijit pelipisnya yang mendadak nyut-nyutan karena mendengar semua penuturan Dean. Kenapa dia baru diberi tau sekarang? Sebanyak itu masalahnya dan diberi tau dalam waktu yang bersamaan membuat Venita hampir jantungan.

"Kenapa nggak cerita sama Bunda? Kamu udah nggak nganggep Bunda lagi?" tanya Venita dengan nada kecewa.

Dean sontak menggelengkan kepalanya. "Dean nggak sempat, karena banyak banget yang harus Dean urus."

Wanita itu menghembuskan nafas pelan. "Jadi sekarang?"

"Dean cuma pengen ngasih tau Bunda." cicit cowok itu.

Venita mengangguk. "Oke, Bunda hargai itu."

"Kamu nggak usah khawatir soal Alana. Dia nggak akan pernah tinggalin kamu."

•••

Alana menatap Adel yang tertidur pulas di keranjang bayi. Bocah perempuan itu baru saja makan dan langsung tidur karena terlalu kenyang. Alana tersenyum sambil mengelus kaki Adel lembut penuh kehati-hatian agar Adel tidak terbangun.

"Kamu harus tumbuh lebih baik dari Mama." tuturnya lirih.

Dean berdiri didepan pintu, menatap Alana yang membelakanginya. Cowok itu tersenyum teduh. Alana sangat menyayangi Adel, dan Dean bersyukur atas anugerah itu.

Dia terkadang merasa miris melihat seorang ibu yang membuang anaknya. Kenapa orang sekejam itu? Seorang anak yang tidak berdosa ditelantarkan begitu saja. Melihat Alana membuat Dean bisa bernapas lega dan tersenyum dengan tenang.

"Dan kamu harus cari cowok yang lebih baik dari Papa." sahut Dean sambil mendekati Alana yang terlihat kaget.

Cowok itu mengecup pipi chubby Adel lama, kemudian menjauhkan wajahnya. Alana menatapnya tanpa berkedip. Melihat Dean yang begitu sayang pada anak mereka membuat hati Alana menghangat.

Sosok figur Ayah yang penyayang.

"Ngelamun, eh?" tegur Dean pada Alana sambil tersenyum geli.

Alana langsung berdehem gugup dan mengalihkan pandangan kearah Adel yang masih tertidur pulas. Andaikan Adel bangun, pasti dia tertawa melihat wajah merah merona ibunya.

"Besok aku akan ngasih jawaban dari tiga hari ini," Alana berujar tanpa menatap Dean.

"Jadi kamu siap-siap dengan kemungkinan apapun itu." tambah wanita itu dengan nada tenang.

Dean mengerutkan kening. "Semua orang bilang kamu nggak akan tinggalin aku, kamu juga berpikiran begitu kan, Al?" tutur Dean ragu dan matanya memancarkan sorot permohonan.

Alana mendongakkan kepalanya. "Asteroid bisa saja lepas dari orbitnya, dan AKU bisa saja membuat keputusan yang berbeda."

To be continued..

Makasih buat yang udah vote dan komen di part2 sebelumnya😍
Jangan jadi siders dong!
See you next part!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora