34

194 27 11
                                    

  "Huh,mimpi itu lagi.Sampai kapan kau terus memberikan memorimu padaku?" Monolog lisa terbangun dari tidurnya dan memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

  Brakk

  "Oppa?" Kaget lisa yang tiba-tiba melihat kelima suaminya datang dan mendobrak paksa jendela kamarnya hingga terbuka,bagaimana jika ada prajurit yang lihat.

  Tok....tok....tok...

  "Ada apa didalam?" Tanya seorang prajurit mengetuk pintu kamar lisa.

  "Bukan apa-apa,hanya ada tikus liar," seru lisa membuat kelima suaminya mencibikkan bibirnya kesal,mereka tampan kenapa harus disamakan dengan tikus?

  "Tikus-tikus liar ini akan segera menerkamu," bisik minjun bersmirk membuat lisa meneguk ludahnya kasar,sepertinya dia salah bicara.

  "Eoh,bu-bukan seperti itu oppa."

  "Jangan bercanda minjun," ujar hyunjin menarik rambut minjun hingga membuatnya mundur beberapa langkah.

  "Istri,kita punya hadiah yang sangat indah untukmu dan kau pasti sangat menyukainya," ujar yesung seraya menyembunyikan kedua tangannya dibelakang badan.

  "Apa oppa membawa hyunki?aku sangat senang jika oppa memberikanku hyunki sebagai hadiah," ujar lisa pelan agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka.Memang hyunki sekecil apa bisa disembunyikan dibelakang tubuh yesung?

  "Kita lebih senang jika membuat sendiri anak kecil seperti hyunki,bukan satu tapi lima," ujar seojun bertos ria dengan minjun,dua orang ini kalau berbicara memang tidak pernah di filter.

  "Iya habis perayaan ini," ujar lisa asal membuat kelimanya membulatkan mata mereka.

  "Benarkah?" Tanya hansung dengan mulut terbuka lebar.

  "Aku hanya bercanda,bisakah kalian menungguku siap?kalau tidak sabar buat saja sendiri dari tepung." Ujar lisa kesal.

  "Hehe....kami hanya bercanda,tidak usah kesal seperti itu," ujar seojun mendekat kearah lisa lalu membuka cadarnya.

  Cup

  "Nanti kau tidak cantik lagi," ucap seojun menjauhkan wajahnya saat dirinya berhasil mencium pipi lisa yang membuatnya bersemu merah.

  "Jangan asal menciumku," ujar lisa memalingkan wajahnya.

  "Kau cantik dengan pipi yang memerah seperti itu," ucap yesung seraya memakaikan sebuah kalung ke leher lisa.

  "Apa ini?" Tanya lisa saat melihat bandul kalung itu sebuah permata putih yang indah berjumlah lima.

  "Ini sebagai bukti bahwa kita mencintai dan menyayangimu sebagai istri kami.Kalung berliontin ini pemberian dari orang tua kita terdahulu dan sebenarnya hanya ada satu besar,tapi kita mengikisnya dan membaginya menjadi lima karena kita berlima suamimu," ujar hyunjin mengusap kepala lisa lembut.Lisa yang mendengar itu langsung memeluk perut hyunjin erat dan membenamkan wajahnya disana,betapa bahagianya dia hidup dipenuhi orang-orang baik seperti mereka.

  "Kami juga ingin hadiah darimu," ujar hyunjin membuat lisa melepaskan pelukannya dna mendongakkan wajah menatap hyunjin.

  "Apa?"

  "Disini," ujar hyunjin menunjuk pipinya membuat seojun dan minjun dibelakangnya tersenyum menang,untung saja kakaknya tadi sudah diprovokasi terlebih dahulu.

  "Oppa aku tidak mau," rengek lisa ke hansung dan yesung yang malah ikut-ikutan menujuk pipi mereka,ayolah ini bukan ide yang bagus.

  "Baiklah,tapi kalian tutup mata!" Pinta lisa membuat semuanya bingung tapi akhirnya juga mengikuti perintah lisa.

  Lisa berdiri dari duduknya dan mengambil nafas panjang,tenang lisa mereka suamimu dan kau istri mereka jadi semuanya itu wajar.

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

  "Sudahkan?aku mau berias diri," ujar lisa meraih tas kecil yang dibawa hansung dan berjalan kemeja rias kecil disamping jendela yang untungnya tidak pecah.

    "Kau dicium dimananya?" Tanya hansung ke yesung yang secara reflek menyentuh bibirnya.

   "Istri kita mulai nakal," komentar hansung yang sudah senyum-senyum sendiri.

   "Bibirku sudah tidak suci," ujar minjun mendekati lisa yang sedang berias diri.

  "Aku minta lebih boleh?" Tanya minjun meletakkan dagunya diatas kepala lisa.

  "Nggak," balas lisa membuat minjun merenggut.

  "Yaudah nan...."

Tok...tok...tok...

  "Sebentar lagi kalian akan dipanggil,bersiaplah!" Panggil seorang prajurit membuat kelimanya memakai topeng mereka dan mendekati lisa untuk membantunya merias.

  "Cermin kuning ini sangat menyebalkan,wajahku tidak terlihat dengan jelas," gerutu lisa yang mengoles pemerah bibir.

  "Tapi kau sangat cantik dan sudah terlihat sangat mirip.Bagaimana bisa kau mengenali wajah yang bahkan sama sekali kau belum pernah melihatnya?" Tanya seojun memakaikan lisa mahkota bunga yang tipis tapi terlihat sangat cantik.

  "Hanya insting seorang anak," ujar lisa bangkit dari duduknya lalu memandangi kelima suaminya yang tambah tampan menggunakam topeng.

  "oppa,aku sangat gugup," ujar lisa menundukkan kepalanya.Bagaimana nanti dia akan menyelesaikan semuanya?ini bukan hidupnya dan dia hanya dimintai tolong oleh seseorang,apakah nanti akan berhasil?atau dia akan gagal?bagaimana jika nanti tidak semudah yang dia bayangkan.

  "Kami juga,walaupun kami hanya berdiri disampingmu nanti.Tapi kamu harus percaya dan yakin bahwa setiap langkahmu kami pasti kami akan selalu ada disampingmu dan dibelakangmu untuk mendukung dan selalu menyemangatimu.Ingatlah,kamu tidak sendiri disaat kami berlima masih kuat untuk menjagamu.Jadi hilangkan rasa gugup dan takutmu itu,lihatlah mata kami dan mulailah melangkah untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.Selalu ingat bahwa kamu tidak akan pernah berjalan sendiri," ujar hyunjin membuat lisa tersenyum lebar lalu memeluk kelimanya yang nyatanya kelimanyalah yang memeluk lisa erat,sampai kapan pun lisa akan mengingat perkataan itu.Tapi kenapa mereka tidak menjadi tamengnya saja?berusaha melindunginya dari depan agar lisa tidak terluka?karena lisa yang menginginkannya,biarlah jika nanti ada yang terluka dan pergi biarlah lisa yang mengalaminya.Dia ingin meninggalkan dan tidak ingin ditinggalkan,karena ditinggalkan itu sangatlah sakit dan dia tidak ingin merasakannya.

  "Oppa,ini sangat sesak," ujar lisa memukul dada bidang hyunjin tapi pelukan itu masih mengencang sebelum ketukan pintu terdengar dengan sangat kencang.

Tok tok tok!

  "Apa kau mati didalam?sudah saatnya kita tampil!" Seru yoonjun sangat keras.

  "Aku tidak ingin kau dekat-dekat dengannya,jika bisa jaga jarak dengannya lima jengkal," bisik seojun posesif.

  "Ya oppa."

  "Baiklah kami akan pergi terlebih dahulu," ujar hansung memeluk lisa singkat lalu melompat keluar kamar itu diikuti saudaranya yang lain.

  "Pakai cadar ini selalu,aku tidak ingin para pangeran dan pria buluk itu memandangi istriku yang cantik ini dengan lapar," ujar minjun memakaikan cadar lisa kembali,nanti pastucadarnya dia lepas kan?

  "Sudah,oppa pergilah dan aku juga akan keluar," ujar lisa mengambil gitarnya yang berada diatas ranjang.

  "Jaga dirimu baik-baik sebelum kami datang," ucap minjun meraih tas kecilnya tadi dan melompat keluar jendela dengan cepat.

  "Baiklah,sebentar lagi masalah akan selesai dan aku bisa menikmati hidupku dengan normal," monolog lisa berjalan keluar dan mendapati yoonjun yang bersedekap dada dan memandangi lisa kesal.

  "Kau ngapain disini?" Tanya lisa mengangkat satu alisnya.

  "Menunggu mayat bangun,sudahlah kita bahkan ditinggal prajurit yang ingin menyaksikan perayaan itu," ujar yoonjun berjalan mendahului lisa.

Sacrifice ( Lengkap  )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora