38

100 8 1
                                    

"Hahaha....perayaan ulang tahun?atau perayaan penghinaan untuknya yang sudah tiada yang mulia?anda sangat naif."

"Apa maksudmu?jangan membuang-buang nyawamu disini,cepat katakan alasan kedatangan kalian disini!"
Ujar raja chungho dengan kedua tangan mengepal.

"Tidak ada pengangkatan permaisuri baru," ujar lisa dingin menatap tajam raja chungho yang tidak merubah ekspresinya.

"Kenapa?"

"Dia wanita yang sudah membunuh ibundaku, meracuni pikiran kakakku dan membuatku terusir dari kerajaan ini," ujar lisa dengan manik mata yang sudah berubah menjadi abu-abu membuat pangeran geumjae yang memperhatikannya mengernyitkan dahinya bingung.

"Siapa yang kau maksud bodoh?" Teriak selir aera yang langsung berlari mendekati lisa dan menarik rambutnya hingga membuat dirinya terpaksa mendongak dan dwikkoji yang dipakainya jatuh.

"Dasar jalang,anak pembawa sial,anak tidak berguna. Lebih baik kau mati sekarang juga!" Ujar selir aera menghempaskan lisa kasar ke tanah membuat dwikkojinya bergeser dan sampai tepat dibawah kaki pangeran banryu yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.

"Apa yang kau bicarakan dengan mulut kotormu itu?kau menuduhku?" Tanya selir aera menginjak kepala lisa yang masih tersungkur hingga membuat lisa berteriak kesakitan.

"Lepaskan itu selir!" Teriak minjun yang membuat selir aera tertawa keras.

"Lepaskan istri kami!" Sahut hansung yang mencoba melepaskan diri dari para prajurit yang menahannya tapi tetap saja tidak bisa begitupun saudaranya yang lain.

"Akh....hiks....sakit," rintih lisa yang sudah berurai airmata.

"Lepaskan dia!" Ujar seseorang yang berjalan mendekati mereka dengan dwikkoji yang ia genggam ditangannya.

" Jangan mendekat pangeran mahkota park banryu,atau anda akan ikut terluka disini," ujar selir aera lembut tapi kakinya semakin menekan lisa dengan kuat.

" Lepaskan dia yang mulia selir,itu sangat tidak mencerminkan perilaku seorang calon permaisuri," ujar pangeran banryu yang sudah berhadapan dengan selir aera.

"Benarkah?hahaha.......tapi maaf pangeran,anak ini sudah melewati batasnya," ujar selir aera yang ingin menginjak kepala lisa namun dengan sigap pangeran banryu menahan kaki selir aera yang membuat semuanya terkejut.

"Jika anda mencoba melukai calon putri mahkota dari kerajaan park sekali lagi,maka saya tidak akan membiarkan anda keluar dari aula ini dengan keadaan baik-baik saja," ujar pangeran banryu dingin membuat yoonjun tersenyum senang,akhirnya saudara kembarnya ini mau menunjukkan keberaniannya.

"Apa maksudmu pengeran?kau baru saja mengancam ibu selir?" Tanya pengeran jongin yang siap dengan padang ditangan kanannya.

"Ha?anda pikir saja sendiri," ujar pangeran banryu membantu lisa bangun.

"Banryu,aku mendukungmu," gumam pengeran geumjae melirik kearah pangeran kedua yang sudah siap dengan padangnya. Ya mana mungkin dirinya akan membiarkan ibunya terancam begitu saja.

"Lisa?kau masih sadar?" Tanya pengeran banryu mencoba menepuk pipi lisa yang masih setengah sadar.

"Te-terima kasih."

"Masukkan mereka kepenjara bawah tanah dan lanjutkan perayaan ini," ujar raja chungho berbalik ingin pergi sebelum...

"Sa-saya punya sa-saksi a-uhuk atas kejahatannya yang mulia," lirih lisa yang mampu membuat langkah raja chungho terhenti.

"Dasar bedebah,apa yang sebenarnya kau inginkan ha?" Tanya selir aera seraya menendang kaki lisa dengan keras.

"Jangan sentuh putriku!"

Ucapan yang lembut itu mampu menghentikan langkah raja chungho dan membekukkan suasana aula yang sedaritadi memanas. Pandangan semua orang sekarang tertuju kearah pintu utama yang telah berdiri seorang wanita bercaping menutupi wajahnya dengan pedang biru yang dia genggam ditangan kirinya. Dia berjalan mendekat dengan aura bangsawan yang menguar disetiap langkahnya,bahkan kasim yang berada disampingnya pun sudah berkeringat dingin dan menunduk dalam.

"Siapa kau?"

"Aku tidak menyangka kalau kau sangat tega dengan putrimu sendiri chungho."

"Dia bukan putriku,dan dia pantas mendapatkannya," ujar raja chungho sedikit ragu dengan ucapannya.

"Maka dari itu aku kembali,kau tidak mempunyai hati dan tidak bisa membuka pikiranmu selama aku pergi. Aku kembali untuk membuka pikiranmu dan menjemput anak-anakku," ujarnya melepas caping itu membuat semuanya terkejut.

"Chungho,ap.......chuncha?"

Ibu suri dan selir hwayang yang baru datang pun ikut terkejut dengan apa yang mereka lihat. Apa yang ada didepan mereka ini benar-benar nyata?atau konspirasi yang lain?

"Siapa kau?kenapa kau berani menggunakan wajah ibuku hah?" Teriak pangeran jongin histeris,bahkan matanya mulai memerah dan bibirnya mulai bergetar menahan tangis.

"Jonginie!" Panggil wanita itu lembut membuat pangeran jongin menarik rambutnya gusar hingga membuat raja chungho,ibu suri dan selir hwayang panik. Apa penyakitnya kambuh?

"Siapa kau?kau mirip sekali dengan ibuku!pergi!pergi menjauh!" Teriak pengeran jongin terduduk dengan rambut yang selalu ia tarik dengan keras hingga beberapa mulai rontok

"Pangeran!" Seru selir hwayang mendekati pangeran jongin diikuti ibu suri dan raja chungho. Selir aera?hah dia hanya menatap sinis pangeran jongin dan didalam hatinya berharap agar pengeran itu cepat gila.

"Pangeran,tenang," ucap selir hwayang mendekap kepala pangeran jongin yang berteriak histeris.

"Ibu," panggil lisa lirih saat melihat selir hwayang. Apakah lisa berhalusinasi?wajah itu sangat mirip dengan ibunya dulu yang sudah meninggal di kehidupan nyatanya.

"Di-dia si-siapa?" Tanya lisa menunjuk selir hwayang dengan kaku.

"Kau tidak ingat?dia selir hwayang," ujar banryu pelan seraya menahan kepala lisa agar berada didekapannya.

"Yang mulia,pasti dia pembohong lagi. Kak chuncha sudah meninggal dan bahkan jasadnya sudah kita bakar bersama-sama," ujar selir aera memecahkan tangis pangeran jongin lebih keras.

"Bagaimana jika yang didepan kalian ini benar-benar orang yang sudah kalian anggap tidak ada?" Tanya wanita itu tersenyum lembut.

"Jonginie,ini ibunda," ujar wanita itu membuat pangeran jongin mendongakkan wajahnya dan menggeleng ribut.

"Hiks...ibundaku sudah tiada hiks....lisa jahat sudah membunuhnya," ujar pengeran jongin menunjuk lisa yang terlihat mengenaskan.

"Lisa!" Panggil hyunjin yang sudah terlepas dari ikatannya saat prajurit yang menjaganya lengah lalu beranjak mendekap lisa yang berada didekapan banryu.

"Oppa!" Panggil lisa senang lalu menduselkan wajahnya didekapan hyunjin membuat banryu memalingkan wajahnya.

"Lebih baik kau pergi sekarang atau aku yang akan membunuhnu ditempat," ancam raja chungho mengambil pedang pangeran jongin yang tergeletak begitu saja.

"Lisa,apa yang terjadi padamu nak?" Tanya selir hwayang pelan lalu beranjak mendekap lisa walau pangeran jongin masih ada didekapannya.

"Ibu?" Lirih lisa dengan manik mata hitam jernih.

"Ibu kalian ada disini,ibu akan melindungi kalian," ujar selir hwayang mendekap kedua anak tirinya dengan sayang.

"Terimakasih hwayang,kau begitu baik dengan kedua anakkku" batin wanita itu melirik sekilas kejadian itu lalu beralih menatap tajam raja chungho.

"Kau boleh membunuhku,tapi sebelum itu akan aku tunjukkan sebuah kebenaran," ujar wanita itu mengangkat tinggi pedang biru yang lisa tahu itu pedang miliknya dan seharusnya lisa yang melakukan hal itu jika pedangnya tidak tertinggal dan dia pasti tidak akan terluka separah ini.

Setelah wanita itu mengucap sebuah mantra,tiba-tiba dari ujung pedang keluar cahaya biru yang menyilaukan mata dan dalam sekejap cahaya biru itu menjadi cahaya putih dan menampilkan kejadian masa lalu yang terlihat seperti film jika dimasa depan.

"Lihat ini chungho!"

Sacrifice ( Lengkap  )Where stories live. Discover now