34📱

37 12 1
                                    

34. Yara sakit



Pembelajaran jam ke 3-4 berakhir sebelum waktunya habis, dikarnakan guru yang mengajar tiba-tiba kena urgent-Rapat penting bersama Direktur-. Dikelas Yara, anak kelas mulai rusuh saat guru menghilang dibalik pintu.

"Sueb mana si ish!" Dimejanya, Loly terus berdecak merutuk Yoga yang tak kunjung masuk kelas dari setengah jam waktu belajar dimulai karna cowok itu izin ketoilet. Bukannya apa, ditengah keadaan rusuh begini, Loly gak kira bisa nahan buat gak ngluarin toa jengah mendengar ghibahan anak kelas mengenai sahabatnya Yara.

"Kira-kira kenapa ya tu cewek gak masuk?"

"Mana tau, malu kali."

Dibelakang tempat duduk Loly. Gengnya si memey mulai guyur tak jelas perihal ketidak hadiran Yara, bercakap dan berucap dengan niat diselingi kalimat jahat bener-bener sangat memprihatinkan. Loly menggeleng dengan bibir penuh mengeluarkan desisan. sebelum-sebelumnya, sekumpulan cewek dibelakang tidak terlihat selalu bersama dan semangat membahas perkara anak kelas seperti ini. Mereka cendrung lebih ke masing-masing dan masa bodo pada teman sesama.

Tapi ini, perkara Yara dua hari lalu telah lewat. Dan mereka masih terus bergerumbul membicarakan seolah tak ada kata jengah disetiap kalimat yang dikeluarkan, tanpa ada niat hati tersentil oleh ucapan jahatnya sendiri.

"Kira-kira kenapa ya tu cewek gak masuk?"

"Mana tau, malu kali." Sahut cewek bernama Mey sambil terkekeh.

"Masa ngrasa malu nya telat."

"Bener banget Ci. Aturan pas masuk after insiden aja komuknya kaya gak ada malu-malunya gitu." Papar Jenni menutup mulut sambil tertawa. Setelahnya ia mendorong bahu Oci membuat cewek itu menggerutu.

"Keras banget lo ngomongnya bego!"

"Ya emang siapa peduli? Kalo pun mereka denger pasti satu pendapat ama omongan lo jen." Tutur Mey sambil memainkan pulpennya.

Mata Loly mendelik ditempatnya. "Anjir banget ya mulut lo memey gomey." Gerutunya, mengibaskan rambut. "Sumpah, emang buang-buang tenaga kalo gue balas gertakin mereka." Ucapnya lagi, misuh-misuh sambil membereskan buku-bukunya.

"Ly! Mau ngantin bareng gak?" Tawar Rachel sambil melewat menyempatkan menepuk bahu cewek bando itu.

"Pak Ketu! lo di panggil Umi di kantor tuh katanya." Teriak satu siswi menyampaikan pesan anak kelas seberang dari Bu Rasmi.

Loly menoleh. Mengulum bibir bergumam pelan melihat Erwita dan Rasti menunggu di ambang pintu. "Oh, duluan aja chel. Lagi nungguin si Yoga dulu gue."

Rachel mengangguk ngerti, tersenyum tenang. "Oh gitu, oke dah. Gue duluan."

"Eh iya-iya." Postur Loly yang kembali sibuk memasukan barang-barangnya kedalam tas mendapat tepukan yang kedua kali di bahunya. Berbalik, wajahnya berubah masam mendelik tak santai melihat cewek bernama Memey sengaja memamerkan senyumnya.

"Lo kayaknya gak punya temen buat ngantin Ly, mau bareng kita?" Tawarnya mendapat sikutan Nihel karna merasa temannya itu terlalu berani untuk mengusik.

Loly melempar bokong pada kursinya. Kembali duduk dengan tangan berkibas. "Duuh, sejak kapan sih mey lo peduli gini ama temen sekelas. Mana pake nawarin segala. Bukan memey gomey banget!" Cetusnya dengan muka julid.

Wajah Memey berubah masam, berusaha tersenyum. "Salah gitu gue nawarin lo?"

"Kagak. Cuma lo ngrasa gak sih salah nawarin ke gue, napa gak yang lain lo tawarin biar lebih keliatan kalo lo bener-bener berubah jadi cewek friendly gak lupa ama banyak bacot nyinyirin orang." Sungut Loly mulai tersulut. mengetahui ada kesengajaan cewek itu menghampiri dan menawarinya, mungkin masuk juga ke scenario yang dibuat.

Chit-Chat Boy! (NEW VERSION)Where stories live. Discover now