40📱

46 4 0
                                    

40. Event 1

Gak pernah kepikiran kalo Moment talk long with you and double met you bakalan terjadi secepat ini. –Yara

*****

“Menurut lo pada, yang nglaporin kita-kita tuh beneran orang sengaja apa bukan?” Ditengah suasana kelas yang ramai pada jam-nya istirahat, Jufri mendongak menyempatkan bertanya setelah puas menonton teman-temannya yang meniup balon dengan berbagai ekspresi.

Rasti di sebrang tampak menukik alis dengan ekspresi lurus. “Sengaja sih kata gue. Soalnya, aneh ya gak? Nglebih-lebihin cerita segitunya amat.”

“Yang nglaporin kayaknya ada dendam sama kita dahhh.” Sahut yang lain, menimbrung pembahasan yang sedikit sensi ini.

Jufri mendelik. “Masa gue ikut-ikutan didendamin? Muka soft boy gini gue mana pernah bikin ulah sampe didendamin gitu.”

Sebagian anak kelas memasang foker face nya.

“Ya orang mau dendam mah gak kenal muka lahh, Juf!” Seru anak cowok, di susul dengan tawa setelahnya.

“Tapi gue gak pernah bikin ulah, Wlee!” Sahut Jufri melemparkan wajah konyolnya.

Erwita menghela nafas. “Jujurly, gue lebih banyak khawatirnya sama lo, Juf!”

“Eh?”

“Eh!?”

“Apanihh??”

Satu kelas ngFreeze secara mendadak. Sebagian ada yang menggigit bibir bawah merasa gemas. Terutama Rasti disamping Erwita yang mendelik syok, lalu merapat pada Rachel disisi lainnya sambil tersenyum menggoda. Finally ada yang confess!

“Aaa wiwit! Aw aww!!”

“Kiw! Kiw!!”

Disaat Jufri berdehem so’cool, Erwita justru mengernyit heran. “Khawatir karna ni anak banyak gaya! emang dikira tes renang kali ah banyak gaya. Asal lo pada tau ya, orang banyak gaya tuh biasanya mengundang musuh. Cowok pemes enak dipandang kalo pun banyak gaya, udah mah punya muka, kan ya?”

Jufri memegang dada dramatis, makin berekpresi dramatis saat dilemparkan tatap miris oleh teman-temannya. Ternyata bukan itu maksudnya.

“Iyalah punya muka Er, gak punya muka mah serem!” Celetuk Arsen tersenyum kecil. Entah, mereka menyadari atau tidak, akhir-akhir ini memang si ketua kelas tampak normal, tidak memperlihatkan pecicilannya.

“Tau wit! Ada-ada aja lo.”

“Lah, salah?” Erwita mengerjap bingung.

“Gimana maksudnya orang bergaya bisa ngundang musuh??” Rachel si cewek kalem aja tampak ikut nimbrung bertanya.

Rasti menabok pelan bahu Rachel dengan tawa. “Lahiya,”

“Gini ya...” Erwita tampak menyorot keduanya lurus dengan nafas terdengar ringan. “Ibaratnya ikan pepes aja yang luarnya di buntelin daun pisang, ada aja kan peminatnya?”

“Ya karna enak lah,” Sahut yang lain, di balas jentikan jari Erwita menyetujui.

“Ya itu, orang banyak gaya kalo punya muka siapa yang mau nyinyir? Kecuali udah mah punya muka pas-pasan, banyak gaya. pasti bikin sakit mata, ujung-ujungnya ngundang orang nyinyir, ngundang musuh malah.” Perjelas Erwita tampak terdengar konyol ditelinga teman sekelasnya.

“Trus aja nistain gue.” Sungut jufri hilir mudik didepan teman-temannya yang tengah bergerumbul, tampak tak gentar walau cewek kuncir itu melayangkan tatap sensi.

Chit-Chat Boy! (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang