41📱

40 4 0
                                    

40. Event 2


“sorry, buat apa yang udah dilakuin mora sama lo...”

“Yara?” Panggil Rajan dengan suara lembut. “buat gue udah gak aneh lagi denger mereka ngomongin soal hubungan gue sama mora, dan lo pasti denger gak cuma di satu orang!”

“Harusnya mereka yang liat ngerti, setiap pertemuan gue sama mora selalu berakhir gak baik. Padahal gue gak pernah nuntut semua orang buat gak mikir macam-macam soal hubungan gue sama dia.” Ujar Rajan dengan nada tenang, kembali mendongak balas menatap Yara setelah sempat menunduk.

“Tapi sama lo, gak tau kenapa gue pengen negesin kalo mora cuma bagian dari masa lalu yang obses sama hubungan yang gak jelas.”

“Hubungan yang gak jelas?” Gumam Yara malam itu. Duduk meringkuk diatas kasur dengan punggung bersandar pada kepala ranjang.

Pada keadaan suhu Ac 28°. Didalam kamar bernuansa putih itu terdapat sesosok gadis yang tengah uring-uringan membaluti tubuhnya dengan selimut tebal. Cepolan rambutnya yang tinggi tampak berantakan, semakin berantakan saat jari-jari lentiknya ikut andil meremas rambutnya prustasi.

“Hubungan yang gak jelas tuh maksudnya kaya gimana Raaaaj?!!” Pekik Yara tertahan, gemas sendiri sampai tak sadar meremas wajah. “aturan pernah punya hubungan? Terus yang gak jelasnya di bagian manaaaa?”

Sempat berselebrasi mendengar Rajan bercerita terus terang padanya, tapi semakin Yara senang mengetahuinya, semakin membuatnya terpikirkan maksud dari hubungan yang gak jelas itu entah seperti apa.

Wahh.

Impactnya benar-benar besar banget buat Yara, sampe dia terus bermonolog sendiri karna memang tidak mengerti.

Yara mengigil kalut. Memeluk lutut dengan sorot lurus. Mengangguk-anggukan kepala tidak jelas seperti orang yang sudah kena mentalnya.

“Gue beneran bisa gila lama-lama.” Gumamnya, sejurus kemudian menendang selimut tebalnya menjauh, menggulingkan tubuh untuk tidur sambil menangis tanpa air mata. Yara mulai bertingkah absurd pt 2.

5 menit kemudian.

Lelah.

Gadis itu mulai tidur terlentang dengan deru napas normal. “Sebenernya, gue tuh kenapa?”

Iya-ya, Yara tuh kenapa.

“Aturan mereka tuh pernah punya hubungan, tapi kan sekarang nggak! Udah clear dong ya harusnya?” Gadis itu menyentuh bibir dengan telunjuk kanan disertai ekspresi polosnya. “Yaudah dong Yar, mustinya tuh lo gak perlu uring-uringan gak jelas gini!! Aissh, ngapain si lo asli gila!”
Sesaat cengengesan menertawai tingkah gak jelasnya. Yara beranjak duduk dengan ekspresi mesem-mesemnya.

Mulai lagi gak jelasnya.

Dia mulai berselebrasi kembali karna berhasil mematahkan apa penyebab dia menjadi uring-uringan seharian ini. memikirkan hubungan gak jelas yang dimaksud Rajan, menjadi point utama. Dan sekarang perlukah Yara mengumpat miris mengingat akan suatu hal kembali.

Normalnya Yara gak terima mereka pernah punya hubungan, walaupun dia sama sekali tidak tau hubungan seperti apa yang pernah dijalani.

Chit-Chat Boy! (NEW VERSION)Where stories live. Discover now