39📱

35 6 0
                                    

39. Tak sadar dekat

Teman sejati bknlah yg bisa membuat semua masalahmu menghilang, tp yg tidk akan menghilang saat kau memiliki masalah-- Loly

*****


Ketegangan ditengah suasana hening mulai menyelimuti, beberapa pasang mata mulai berotasi menatap was-was satu kantong kresek yang baru dikeluarkan dengan hati-hati dari bawah meja yang terdapat ruang penyimpanan.

"Ini isinya roti kan, ya?" Celetuk tanya Erwita dengan mata mengerjap polos.

Rasti disamping mengangguki dengan sorot lurus. "Si Loly lagaknya kaya orang lagi ngluarin bayi lahiran aja pake hati-hati, kan gue jadi ikutan was-was." Katanya, dibalas anggukan teman sekelas yang tengah berkerumun itu.

"Kenapa pegangnya gitu?" Tanya Yara disamping Loly menatap sahabatnya dengan sorot bingung. Lihat saja tingkah Loly sekarang, mengabaikan raut tanya dan berbagai ekspresi teman sekelas mereka, dengan gayanya yang so' higienis, Loly mulai mengendus-ngendus kantong kresek yang dijingjingnya dengan dua jari.

"Gue mulai mencium bau-bau tak sedap."

Tanpa intruksi, Erwita dan Rasti tergelak tawa heboh.

"Heh! Itumah efek mulut ama hidung lo yang deketan Ly!" Seru cewek berkuncir pita merah itu tanpa menghiraukan perubahan raut Loly didepannya.

"Sialan!" Umpat Loly saat itu juga mengubah raut tak bersahabat. Gini nih, kalo mereka udah kembali ke tabiat yang aslinya, suka nglunjak sama berani banget buat nglawan ama nistain orang. Apalagi mulut Erwita yang kebiasaan nagih uang kas pake urat.

Ditengah sekumpulan teman sekelas yang rusuh karna tawa. Rachel mulai mengambil alih atensi mereka dengan seruan nada tenangnya.

"Nanti waktu istirahat keburu abis!"

Beberapa teman cewek dikelas IPA 1 itu mulai kembali pokus pada tujuan awal mereka, memperhatikan dengan raut penasaran penuh apa yang tengah Loly lakukan.

"Ini beneran, roti yang lo makan itu?" Tanya Loly dengan sorot intimidasinya, mengundang implus Yara didetik itu juga.

Ditengah kerjapan mata, Yara mulai mengangguk mantap. Sesaat saling tatap dengan Loly penuh sorot tak terbaca.

"Gak papa kan, kalo di unboxing?" Kata Loly saat mulai memberanikan diri membuka.

"Ini roti yang satu hari lalu Yara makan, kan?" Tanya Erwita menatap teman-temannya menunggu jawaban. "Ly, jan dimakan lagi napa!"

Rasti mengangguki. "Si Yoga apa udah jadi miskin buat beliin lo roti baru?"

"Serius??"

"Gue tanya?!" Sahut Rasti saat teman cewek yang lain berseru tanya rusuh.

Loly berdecak menyorot malas kerusuhan itu. Ingin menyahuti namun dipaksa untuk tak dirampungkan saat Yara dan Rachel menyentuh tangannya secara bersamaan, memberi kode karna mereka tengah dikejar waktu.

"Lo bisa cerita dulu gak Ly, biar kita-kita ngerti." Pinta Erwita tak kuat melawan rasa penasaran. Mengingat kembali kehebohan Loly saat masuk kelas tadi, berseru dengan gerutuan tak jelas yang ntah diperuntukan untuk siapa.

Loly mencibir. "Makanya, jan pada bacrek mulu ini gue sebenernya mau cerita tapi-"

"Waktu Ly! Waktu!" Seru Rachel mengingatkan, disusul kekehan Yara dengan spontan.

Dengan helaan ringan, Yara mengambil alih roti yang dipegang Loly. "Ini Roti titipan lo yang gue makan kemaren."

"Yar, serius! Gue gak ada nitipin pesenan lo ke junior." Sanggah Loly menyorot sahabatnya penuh.

Chit-Chat Boy! (NEW VERSION)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora