Bab 4 : Guyonan Luka

5.3K 266 1
                                    

4

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

4. Guyonan Luka

Malam ini Caca menemani Ayah menonton pertandingan bola nasional. Pertandingan sengit antara Indonesia dan Malaysia menjadi keseruan Ayah dan anak bungsunya malam ini. Sambil memakai jersey berwarna merah putih yang Ayah beli saat mereka dulu pergi menonton pertandingan beberapa tahun lalu keduanya semakin meneriakkan masuknya bola ke gawang lawan.

"Semangat betul Ayah sama adek nonton bola," ujar Bunda yang menaruh sepiring pisang goreng dan kopi untuk Ayah.

"Iya dong, Bun. Kan ini negara tercinta lawan negara Upin Ipin," ujar Caca.

"Caca nggak ada tugas kuliah, hm?" tanya Bunda.

"Nggak ada, Bun. Aman deh."

"Bunda jangan ganggu Caca sama Ayah dulu dong, nanti feel-nya nggak dapet!" ujar Ayah.

"Si Ayah bahasanya Feel segala, emang ngapain sih?" ujar El yang datang bergabung bersama Anin.

"Mas El jangan berisik, ini lagi sengit banget tau!" ujar Caca tak kalah pedas.

"Ya Allah, iya deh Ca iya Mas diem nih," ujar Mas El sambil menyomot satu pisang goreng buatan Bunda.

"Mbak Anin kerjanya gimana? Jadi mau pindah rumah sakit?" tanya Bunda.

"Masih mikir-mikir, Bun."

"Kenapa pindah? Bukannya kamu baru kerja 6 bulan?"

"Nggak nyaman kerja disana, Mas."

"Pasti ada yang suka sama Mbak Anin ya? Siapa kali ini? HRD, perawat, manajemen, atau dokter lagi?" sambar Caca.

"Nggak, Dek. Mbak emang nggak nyaman aja disana, sistem kerjanya nggak jelas, gajinya pun nggak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan."

"Kalau gitu emang udah semestinya keluar," sahut Ayah.

"Si Ayah kalau ngomong, cari kerja tuh susah Yah, nanti kalau Mbak Anin nggak dapet kerja gimana?" ujar Bunda.

"Lah, dokter umum mah banyak lapangan kerjanya, Bun."

"Nanti Anin pikirin lagi Bun," ujar Anin yang menengahi.

"Dipikir-pikir, Mbak nggak mau nikah dulu?" tanya Ayah.

"Lah, emang Anin udah ada cowok?" tanya Mas El.

"Belum, Yah. Calonnya belum nemu."

"Mau Ayah cariin?"

"Nggak usah atuh Yah. Mbak Anin udah cukup dewasa untuk milih jodoh. Ayah mah aya-aya wae, ah!" ujar Bunda yang gemas dengan tingkah Ayah yang selalu buat naik tensi.

"Tapi Mbak, kalau misalnya ada yang ngelamar Mbak, apa Mbak bakalan nolak?" tanya Caca.

"Tergantung, lihat dulu laki-lakinya seperti apa, Ca."

Three Little WordsWhere stories live. Discover now