Bab 18 : Balasan Caca

5.7K 290 4
                                    

18

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


18. Balasan Caca

Pagi ini kegiatan perkemahan diawali dengan senam dan dilanjutkan lari pagi berkeliling bumi perkemahan yang sangat luas ini. Caca sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini, jadi tidak ada keluhan atas kegiatan pagi hari ini. Berbeda dengan yang lainnya sibuk mengeluh lelah pada panitia.

Lelah mendengar keluhan para peserta, panitia menyuruh mereka beristirahat di sebuah tanah lapang disertai rerumputan hijau yang segar, diatas sana para mahasiswa itu melepas lelah dengan sebotol air yang mereka bawa.

"Semalem kok Lo nggak ikut makan malem? Kemana?" tanya Olla.

"Iya, pas kita balik udah liat Lo tiduran di dalam tenda. Lo nggak sakit kan?" tambah Kana.

Mengingat kejadian semalam membuat mood Caca turun drastis. Apalagi tak jauh dari tempat dia duduk saat ini ada kelompok Faye yang sedang ghibah dipagi hari.

"Gue di kerjain setan jahanam!" kesalnya membuat Kana, Olla, dan yang lainnya menatap heran.

"Siapa yang ngerjain Lo?"

"Si anjing Faye. Siapa lagi yang rese selain itu manusia,"

"Jangan bilang semalem Lo dikunciin di kamar mandi?" tebak Anna.

Caca mengangguk.

"Anjing lah, udah nggak bisa nih diem aja. Lo harus bales!" ujar Kana menggebu-gebu.

"Na, Lo jangan kompor anjir!" tegur Olla. "Tapi emang harus dikasih pelajaran sih, Ca."

"Yeuh, si tai. Gue kira tobat jadi manusia brengsek, ternyata masih labil juga."

"Bacot Lo. Ca, Lo mau ngapain buat bales mereka?"

Caca menatap Faye yang masih sibuk ghibah di tempatnya duduk. Ujung bibir Caca tertarik membentuk senyuman miring yang menghanyutkan serta wajib di curigai. "Liat nanti aja."

***

Caca mengganti pakaiannya dengan pakaian baru. Setelah olahraga, mereka akan lanjut mengikuti permainan yang telah di siapkan para panitia.

Saat keluar dari bilik kamar mandi, Caca melihat di depan wastafel toilet berdiri tiga orang mahasiswi yang asik memakai alat make-up yang mereka punya.

"Poles terus sampe muka Lo seputih tembok nggak akan buat Lo cantik," sindir Caca.

Faye yang merasa tersindir lantas berbalik menatap Caca yang berdiri bersandar di depan pintu keluar bangunan kamar mandi itu.

"Lo ngomong apa?"

"Cih, gue kira lo cuma nggak punya otak, ternyata budeg juga kekurangan Lo ya?"

Three Little WordsWhere stories live. Discover now