Bab 6 : Ilon si Kucing Gembul

4.7K 257 4
                                    

6

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

6. Ilon si Kucing Gembul

Hari ini Caca libur pasca pengambilan  hasil ujiannya. Seperti duganya, hasilnya sangat memuaskan untuk perjuangannya sebelum ujian. Setidaknya idiom usaha tidak mengkhianati hasil sangat relate pada kehidupan Caca.

"Ca, beliin Bunda tepung dong ke depan," ujar Bunda yang sibuk memasak kue.

"Bun, Caca mager banget. Suruh Mas El aja ya?"

"Kok jadi Mas sih?" sungut Mas El.

"Adek jangan ngoper-oper perintah dong, udah ikutin aja kata Bunda. Mas El juga jangan main sama Ilon terus, bantu Ayah benerin tanaman di belakang sana!" ujar Bunda.

Tidak ada bantahan, keduanya langsung menjalankan apa yang Bunda perintahkan. Caca mengambil jaketnya dan pergi ke minimarket depan komplek.

"Cuma ini aja mbak? Nggak mau beli token atau pulsanya kah? Kita ada promo akhir tahun loh, beli dua Indomie soto dapet bonus softex wings," tawar kasir minimarket pada Caca.

"Hah? Eung... Nggak Mbak, ini aja."

Caca agak kaget dengan penawaran promo yang kasir beri, logikanya mana nyambung beli makanan gratis pembalut?

"Oh oke Mbak, totalnya dua puluh ribu."

Caca mengeluarkan uang dari sakunya, namun sialnya dia lupa kalau Bunda belum memberikan uang belanjanya tadi. Caca kebingungan, apalagi dia tidak membawa handphone karena dia pikir tidak akan perlu membawa ponsel. Sekarang Caca harus gimana?

"Digabung sama punya saya aja, Mbak," ujar laki-laki yang berada di belakang Caca.

Caca melihat ke sosok laki-laki yang tidak dia kenal itu, membiarkan total belanjanya digabung dengan belanjaan laki-laki itu. Setelah membayar, laki-laki itu pergi meninggalkan minimarket, jelas saja Caca mengejarnya.

"Mas mas!" panggil Caca.

Laki-laki berhenti, dia berbalik menatap Caca.

"Makasih ya udah dibantu bayarin, tapi saya mau balikin uangnya. Masnya tulis nomornya aja biar saya kirim ke akun e-wallet atau apa gitu-,"

"Nggak usah."

Jawaban terkesan ketus dan dingin membuat Caca menatap heran laki-laki yang menatapnya datar.

"Seriusan? Jangan deh, biar saya bayar aja mas nggak enak sa-,"

"Saya bilang nggak usah."

"Tapi-,"

"Saya permisi," pamitnya yang langsung naik ke atas motornya dan pergi meninggalkan Caca yang masih dengan wajah kesalnya.

"Songong banget sih, mau gue bayar malah nggak mau! Awas aja kalau ketemu lagi gue tampol!"

***

"Assalamualaikum, Bunda ini te-," Caca dibuat kaget dengan kehadiran Marel di dalam rumah mereka. Dia sedang duduk di ruang tengah dengan Mas El dan Ayah. "Loh, ada Mas Marel?" ujarnya.

Three Little WordsWhere stories live. Discover now