Bab 32 : Penyusup

4.2K 199 2
                                    

32

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

32. Penyusup

Perkara lato-lato yang dia rusak tempo hari, Caca harus mencari cara untuk masuk ke taman belakang rumah tetangganya. Jika dia kenal tetangganya, mungkin masalahnya tidak akan rumit. Masalahnya Caca tidak begitu kenal tetangganya itu. Walaupun kemarin dia memberikan kue kepada pemilik rumah tersebut, tetap saja sangat aneh jika dia meminta masuk ke halaman belakang rumahnya dengan alasan mencari bola lato-lato.

Karena itu Caca memutar otak, kini dia berdiri di depan tembok pembatas halamannya dengan si tetangga. Merancang cara agar bisa melewati tembok yang lumayan tinggi itu dengan mudah, tanpa harus membuang waktu lama dan usaha yang banyak.

Mata Caca melirik kanan kiri, mencari tangga. Bukannya menemukan benda yang dia cari, dirinya malah menemukan kursi yang bahkan tidak bisa membantunya mencapai puncak tembok itu. Kembali dirinya berpikir solusi lain.

Kini dia tertuju pada pohon yang salah satu cabangnya hampir melewati tembok itu. Jika diingat-ingat, sejak kecil Caca hobi bermain di atas pohon. Kebetulan juga pohon itu tidak begitu sulit dinaiki sebab ada pijakan yang terbuat dari kayu yang dipaku membentuk tangga.

Dengan hati-hati Caca naik ke sana, merangkak diatas batang kokoh untuk mencapai puncak tembok. Tak butuh waktu lama, gadis itu berhasil duduk di atas tembok tersebut. Kini dia termenung.

"Gue udah naik ke sini dengan bantuan batang pohon, pertanyaannya sekarang... gimana caranya gue turun kesana?"

Ya, Caca yang kelewat cerdas sampai lupa memikirkan cara untuk turun ke bawah setelah sukses naik ke atas sana.

"Loncat aja kali ya? Kayaknya jatuh di atas semak-semak rimbun gitu nggak bakalan bikin patah tulang deh."

"Bismillah aja deh."

Bukan Caca namanya jika tidak nekad melakukan hal ekstrim disaat keadaan mendesaknya. Sambil memejamkan matanya, Caca mendarat diatas semak-semak rimbun milik tetangganya itu.

Bugh!

Suara yang terdengar jelas itu mengusik telinga laki-laki yang baru saja menyelesaikan kegiatan mandi. Kerutan di dahinya mengisyaratkan bahwa dirinya terganggu akan suara itu. Dengan Memakai celana pendek dan tanpa atasan serta handuk yang melingkar di lehernya, dia membuka akses pintu ke halaman belakang rumahnya.

Tepat di depan matanya dia melihat punggung seorang gadis yang sedang mengacak-acak tanaman disana menggunakan kayu. Menyadari bahwa ada penyusup yang masuk ke dalam rumahnya, dia mengambil kain putih yang terlipat rapih di atas kursi. Pelan-pelan dia mendekati gadis asing itu dan begitu dekat dia membentangkan kain putih itu lalu dia bungkus gadis penyusup itu di dalam sana.

Caca yang fokus mencari bola lato-lato itu mendadak kaget dengan dirinya yang di tutupi oleh kain putih. Dia memberontak saat tubuhnya yang tertutupi kain putih itu di peluk erat oleh orang di belakangnya.

Three Little WordsOnde as histórias ganham vida. Descobre agora