Bab 22 : Gak Sengaja

4.8K 282 9
                                    

22

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

22. Gak Sengaja

Entah sudah hari keberapa Caca mengikuti perkemahan ini, yang pasti sebagian pikiran Caca sudah mulai melupakan mengenai pernikahan Marel dan Anin. Atau sepertinya sudah lupa betulan. Entahlah.

Pagi-pagi sekali Caca bangun, sekitar jam dua pagi Caca sudah keluar dari tendanya. Dia hendak menyeduh kopi untuk pagi ini, dengan meminta isi air di dispenser milik panitia, Caca kini mengaduk minuman berwarna hitam dengan aroma khas di salah satu bangku kayu yang lusuh namun cukup kuat untuk di duduki.

Mata Caca masih sepet untuk melihat dengan jelas, dia bahkan masih sesekali menguap besar yang merupakan sisa kantuknya. Matanya menyipit saat Zafran menghampirinya dan berdiri di depannya.

"Setelah olahraga siap-siap ikut saya."

"Hm."

"Jangan telat, terlambat satu menit akan saya tambah hukumannya."

"Hm."

"Kamu serius gak sih dengerin saya?"

"Ck, iya iya iya!"

"Ngapain kamu bangun pagi?"

"Kenapa? Masalah juga?"

"Nggak."

"Yaudah sana!"

"Loh kamu usir saya?"

"Ck."

Alih-alih pergi, Zafran malah duduk disebelah Caca.

"Suka kopi?"

"Nggak."

"Tapi kamu minum?"

"Ya lagian pake nanya!"

"Basa-basi."

"Ngapain sih pake basa-basi segala, oh jangan-jangan mau modus ya? Sorry banget nih saya udah ada pacar!"

"Gak usah pede, kamu pikir saya jomblo? Saya juga udah ada pacar kali."

"Yaudah sana jauh-jauh duduknya!"

Caca menjauhkan dirinya dari Zafran seakan memang benar-benar ingin jauh.

"Saya boleh tanya?"

"Nggak."

"Kamu ada hubungan apa sam Tirta?"

"Dih, kan tadi saya bilang nggak boleh nanya!"

"Jawab aja, Ca."

"Nggak ada."

"Nggak ada?"

"Iya nggak ada apa-apa antara saya sama Mas Tirta."

"Kok deket?"

"Ya emang kalo deket berarti ada hubungan lebih ya?"

"Ya biasanya gitu."

"Nggak ada. Saya sama Mas Tirta cuma saling kenal aja, dia teman SMA Kakak perempuan saya."

"Kakak perempuan kamu?"

"Iya, kenapa? Mau gebet? Maaf nih kakak saya udah mau nikah."

"Kamu tuh suka nyimpulin sendiri ya? Saya nggak ngomong ke arah situ padahal."

"Ya lagian ngapain nanya-nanya sih?!"

"Ca, kamu galak banget ya."

"Kayaknya kenalin deh, kamu yang galak!"

Zafran terkekeh.

"Gak usah ketawa, nggak ada yang lucu."

"Persis."

"Hah?"

"Nggak."

"Apaan sih nggak jelas tau!"

Zafran berdiri dari duduknya, memasukkan sebelah tangannya ke saku celananya. "Saya pergi dulu, jangan lupa pesan saya tadi di awal."

"Iya bawel!"

***

Acara olahraga pagi ini sudah usai, Caca buru-buru mandi dan bersiap untuk menemani Zafran yang katanya akan membawanya keluar sebagai bentuk hukuman. Walaupun Caca masih ragu apakah ada hukuman seperti ini.

Dengan celana jeans longgar yang dipadukan dengan sweater hitam, Caca melangkah menuju ke mobil Jeep Wrangler yang Zafran maksud. Namun langkahnya terhenti saat dia melihat Tirta yang juga hendak memasuki mobil miliknya, sepertinya laki-laki itu akan pulang.

"Pagi, Mas Tirta!"

Tirta yang mendapat sapaan cerah dari Caca lantas tersenyum, "Pagi, Ris. Mau kemana?"

"Oh ini mau-," belum usai Caca menjawab pertanyaan Tirta, tiba-tiba Zafran datang dan berdiri didepan Caca membuat Caca yang bertubuh mungil terhalang oleh tubuh besar Zafran.

"Mau pergi sama saya, kenapa?" ujar Zafran pada Tirta.

"Sama Lo?"

"Iya. Kenapa?"

Tirta terkekeh, "Yaudah, Ris. Saya pergi ya, kamu hati-hati disini."

Caca mengangguk, membiarkan kedua laki-laki yang masih bersitegang lewat tatapan mata mereka berlalu. Zafran sendiri memilih masuk kedalam mobil Jeepnya membiarkan Caca diluar tanpa ada niat menyuruh Caca untuk segera masuk. Untungnya Caca paham situasi, dia tidak mau merumitkan keadaan yang sebenarnya dia sendiri tak tau kenapa jadi setegang ini.

***

Caca kembali ke perkemahan dengan wajah kesal, setelah dua jam lebih pergi dengan Zafran. Alih-alih diajak ke tempat yang jelas, Caca malah diajak berkeliling desa setempat saja. Parahnya dia sama sekali tidak ajak makan oleh Zafran. Kebayangkan gimana mood Caca sekarang?

Zafran mencekal Caca yang berjalan meninggalkannya dengan terburu-buru. Jujur saja Zafran tidak tau alasan Caca marah saat ini. 

"Apaan sih?" ujar Caca dengan garang. 

"Kamu kenapa galak banget sih? Saya panitia disini kalau kamu lupa."

Bisa-bisanya dia ingetin hal gituan disaat dia telantarin gue tanpa ngasih makan,emang cowok biadab!

"Ca, saya nanya kamu. Jawab."

Caca makin menajamkan tatapannya, mengembungkan pipinya sebagai ekspresi emosi tak tertahankan. Jujur saja Khodamnya Caca sudah menyuruh Caca untuk meninju wajah datar Zafran yang tidak peka ini.

"Ca, sa-,"

"GUE LAPER ANJING, PAHAM NGGAK SIH?!"

Zafran syok. Iya, syok berat karena dikatai anjing oleh gadis yang umurnya lebih mudanya. 

Caca menutup mulutnya dengan kedua tangannya. 

YA ALLAH KECEPLOSAN!

Disaat Zafran membeku. Disaat itulah Caca kabur dan berlari sekencang-kencangnya meninggalkan Zafran. Mumpung orangnya belum sadar dengan kejadian itu. 

Bersambung...

***

Nggak kebayang muka Zafran pas dibentak sama Caca😭

Btw jangan lupa mampir di akun narasibiru  yaa, disana ada cerita Romance militer juga kok:)

Three Little WordsWhere stories live. Discover now