Bab 28 : Tebak Kata

4.1K 207 3
                                    

28

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

28. Tebak Kata

Entah bagaimana ceritanya, El berdiri di tengah lapangan bersama Hana. Satu yang pasti El tidak melepaskan atensinya pada sosok perempuan yang mati-matian menolak hadirnya.

"Perhatian-perhatian!"

Dani, si penyelenggara permainan tersebut berdiri di antara Hana dan El. "Kita sudah punya dua ketua tim yang akan bermain. Tapi karena ini game berkelompok, jadi masing-masing ketua tim bisa memilih 3 anggota kelompoknya, bisa terdiri atas panitia ataupun peserta."

El mengedarkan pandangannya mencari sosok tersayangnya disela-sela kumpulan mahasiswi dipinggir lapangan. Senyum melebar kala mendapatkan Caca disana namun senyum berubah jahil saat mengetahui siapa yang berdiri disamping adiknya itu.

Sambil tersenyum penuh arti, El berjalan menuju Caca yang masih belum memahami situasi yang terjadi. Terlihat jelas bahwa gadis itu masih sedikit syok mengetahui bahwa kakak laki-lakinya ini berada di tengah lapangan sebagai ketua tim games kali ini. Istilah kata, 'anda itu orang luar, kenapa jadi kayak peserta?' kira-kira yang dipikirkan Caca. Tetapi rupanya ada yang sepemikiran dengan Caca, bedanya pikirannya lebih sarkas dan tajam bahasanya daripada Caca.

El meraih tangan Caca, memberikan asupan gosip-gosip ditengah kerumunan mahasiswi yang sebenarnya sudah membentuk fans El sejak awal dia datang ke Puberta.

"Pantas saja aku cari kemana-mana tidak ada, rupanya diculik sama cowok yang lebih tinggi daripadaku ya?" perkataan yang dibuat selembut mungkin memberikan stigma kecemburuan di nadanya.

Caca mengidik ngeri melihat ekspresi El yang dibuat secemburu mungkin. Dia menengok ke Zafran yang malah membuang wajahnya.

Mas El kenapa sih? Bisa-bisanya bercanda di situasi kayak gini!

"Mas-," belum sempat Caca menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja muncul Hana di tengah-tengah ketiga orang itu. Dan yang lebih membuat heboh situasinya adalah saat itu Hana tak hanya berdiri disamping Zafran saja, tetapi tangannya mengandeng tangan Zafran.

"Ayo kita main," ujarnya.

Zafran menatap tak berminat atas ajakan Hana, namun saat dia melirik ke Caca yang digandeng oleh El membuat jiwa kompetisinya berkobar.

"Ayo." Keduanya pergi ke tengah lapangan, Caca menatap punggung Zafran yang pergi sambil bergandengan dengan Hana. Walaupun Caca tidak ingin memikirkannya tetap saja rasanya aneh melihat Zafran bergandengan tangan perempuan lain.

"Mas, Caca mau ke ten-," Caca lupa, jika kobaran api yang dia rasakan tidak sendirian. Sebab ada api yang berkobar lebih besar yang berdiri disebelahnya.

"Ca, ayo kita kalahin tim mereka."

"Ya?"

***

Three Little WordsWhere stories live. Discover now