Bab 26 : Keseleo

5K 235 6
                                    

26

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

26. Keseleo

Pintu mobil ambulans ditutup, petugasnya berpamitan pada Hana sebelum meninggalkan perkemahan. Beberapa menit lalu, Hana berhasil memberikan pertolongan pertama pada seorang mahasiswi yang mengalami Sindrom Guillain-Barre dimana pasien mengalami kelumpuhan sel saraf kaki secara tiba-tiba.

"Untung saja disini ada dokter Hana, kalau tidak mungkin dia akan kesulitan," ujar salah seorang relawan kesehatan.

Hana hanya tersenyum membalas perkataannya. Perempuan itu lantas berlalu ke tendanya untuk berganti pakaian, sebab seharusnya dia sudah selesai mandi. Karena hal tadi, dia jadi menundanya.

Saat hendak menuju tenda, tanpa sengaja dia bertemu dengan laki-laki yang membawa mahasiswi tadi. Dia berdiri bersandar di salah satu pohon dengan salah satu tangannya di masukkan ke saku celananya. Hana ingin membutakan dirinya, mencoba mengabaikan El yang jelas-jelas menatapnya dari sana. Namun niat mengabaikan itu urung saat laki-laki yang beberapa tahun diatasnya itu bersuara.

"Sudah lama sekali. Apa kabar, Hana?"

Hana menghela napasnya dalam-dalam dan memejamkan matanya. Tangannya terkepal kuat seakan menahan sesuatu hal agar tidak lepas.

El mendekati punggung berbalut seragam tentara yang membelakanginya, berdiri tepat di belakang gadis yang lama dia cari.

"Sudah cukup lama setelah kamu menghilang tanpa kabar."

Hana masih terdiam.

"Aku-,"

"Saya permisi," tiba-tiba sekali Hana bersuara dan itupun untuk menghindar dari keadaan canggung itu.

El membiarkan Hana yang pergi, sama halnya dengan Hana yang belum mengerti dengan keadaan mereka. El pun juga belum siap memutar kembali rekaman masa lalu mereka yang masih menggantung.

***

"Ngapain kamu sembunyi disana?"

Zafran menatap penuh selidik pada Caca yang berdiri tepat di depannya dengan wajah tertunduk malu. Setelah ketahuan menguping di balik semak-semak tadi, Zafran lantas menarik Caca pergi dan membiarkan perempuan yang menyatakan cintanya pada Zafran tadi sendirian disana. Atau lebih tepatnya, Zafran berlari menghindar dari pernyataan itu dengan Caca sebagai alasannya.

Dan disinilah, Caca dan Zafran berdua dengan kondisi canggung. Diantara pepohonan yang tinggi, Zafran mengintrogasi Caca.

"Siapa yang sembunyi sih? Orang saya lagi... Lagi itu, lagi-,"

"Lagi apa?"

"Lagi iket tali sepatu, iya tali sepatu!"

Zafran tidak sebodoh itu untuk alasan konyol Caca.

"Kamu pikir saya bodoh?"

Three Little WordsOn viuen les histories. Descobreix ara