Bait 5: Liburan Katanya

305 30 14
                                    

"Saat menyesakkan itu akan selalu hadir dalam hidupmu, tak mungkin dari kita bisa melewatkan saat itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saat menyesakkan itu akan selalu hadir dalam hidupmu, tak mungkin dari kita bisa melewatkan saat itu. Namun, Tuhan sengaja menempatkan pada waktu yang menyesakkan karena Tuhan ingin kita tahu bahwa kebebasan adalah sebuah kenikmatan yang langka."

~Oceanside~

Terdampar di tempat yang dipenuhi bau obat-obatan sudah bukan hal yang langka lagi bagi Sean

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terdampar di tempat yang dipenuhi bau obat-obatan sudah bukan hal yang langka lagi bagi Sean. Ruangan yang penuh dengan nuansa menyesakkan sudah menjadi kamar keduanya, sejak dia divonis kelainan autoimmune sejak kecil. Rumah sakit pun sudah seperti rumah keduanya, singgah berkali-kali seperti terasa milik sendiri.

Berkutat dengan soal-soal dan bimbingan persiapan untuk olimpiade membuatnya lupa dengan pil-pil yang selama ini selalu berada di sampingnya. Tumbangnya Sean karena telat meminum obat rutinnya juga kurang istirahat. Sean memang tidak suka sekolah, tapi cowok itu suka sekali dengan belajar, mau dimanapun Sean kebanyakan menghabiskan waktunya dengan belajar.

Entah apa yang terjadi sebelumnya Sean tidak ingat, yang dia tahu saat membuka mata dia sudah berada di ranjang pesakitan yang biasa dia tempati. Meringis menahan nyeri disekujur tubuhnya, Sean mencoba untuk bangun dari posisi tidurnya. Namun, tenaganya seolah lenyap didetik itu juga, tak ingin memaksakan diri, dia pun kembali merebahkan dirinya. Sampai satu sosok hadir dan langsung berkacak pinggang di hadapannya.

Livia menatap putranya nyalang, sedikit kesal mengingat tingkah putranya yang lupa segalanya jika sudah berkutat dengan lembaran soal-soal. "Mah~" panggil Sean lebih seperti rengekan.

"Udahlah, mama udah capek bilangin kamu." Livia menurunkan tangannya dari pinggang dan duduk di tepi ranjang. Sebenarnya dia ingin marah tapi melihat bagaimana keadaan Sean hatinya luluh. Lagipula cara itu sudah tidak mempan untuk anak seusia Sean.

"Mau minum?" Tawar Livia. Sean mengangguk mengiyakan. Livia dengan cekatan membantu Sean minum setelah itu kembali menatap putranya sampai membuat Sean tidak nyaman.

"Sean emang ganteng kok Mah." ucap Sean percaya diri. Livia langsung melebarkan matanya tidak percaya dengan apa yang baru saja Sean ucapkan. Sejak kapan putranya itu jadi narsis?

OCEANSIDE ✔️Where stories live. Discover now