Bait 16 : Kencan

192 18 16
                                    

"Waktuku mungkin singkat tapi kenangan yang bertahan yang akan membuatku bertahan lebih lama

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Waktuku mungkin singkat tapi kenangan yang bertahan yang akan membuatku bertahan lebih lama."

(Oceanside)

Minggu yang cerah mendukung suasana yang Sean harapkan, dengan penampilan yang sudah dia sesuaikan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Minggu yang cerah mendukung suasana yang Sean harapkan, dengan penampilan yang sudah dia sesuaikan. Sean kembali menatap pantulan dirinya di cermin full body. Setelah memastikan penampilannya menampakkan hasil terbaik, baru dia menyambar tasnya dan keluar dari kamarnya.

"Ma! Sean pergi dulu~" teriak Sean sebelum memakai maskernya. Livia datang dan mengulurkan tangannya agar dicium oleh sang putra sebelum berangkat untuk kencan.

"Inget, jangan capek-capek! Jam sebelas udah harus di rumah!" Ingatnya lalu memberikan kecupan singkat pada kening putranya.

"Iya-iya. Sean berangkat dulu." Sean pun keluar dari rumahnya. Kali ini dia tidak diantar supir, Sean memilih memesan taksi online untuk kencan mereka berdua. Inginnya sih bawa motor atau mobil sendiri, tapi Livia sudah pasti tidak akan mengizinkannya.

Sean menjemput Raina terlebih dulu, sebelum mereka pergi ke satu tempat yang cukup untuk menikmati waktu bersama mereka. Menarik napas panjangnya Sean memberanikan diri mengetuk pintu di hadapannya.

"Sebentar!" Mendengar suara dari dalam membuat jantung Sean berpacu lebih cepat. Gugup, tentu saja. Apalagi saat melihat ibu Raina yang membukakan pintu.

Sean tersenyum manis, "selamat pagi tante." Sapanya.

Dewi membalas senyuman Sean dan mempersilakan masuk. "Pagi, ayo masuk dulu, Raina masih siap-siap."

"Makasih tante, Sean tunggu di luar aja." Tolak Sean. Bukannya dia tidak mau, tapi jika masuk ke rumahnya dia akan semakin gugup.

"Ya, udah. Duduk dulu, biar tante panggilin Rainanya."

Sean pun mengangguk dan membiarkan Dewi pergi untuk memanggil Raina. Entah hanya perasaannya saja atau memang benar. Cara pandang Dewi padanya seperti kurang suka, apa Sean terlalu berburuk sangka?

Semoga saja persepsinya salah. Tak lama kemudian Raina datang bersama dengan Dewi. "Sori lama, kak. Ma, aku pergi dulu." Keduanya menyalimi Dewi lalu berjalan menuju ojek mobil yang sudah menunggu mereka di depan rumah Raina.

OCEANSIDE ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant