Bait 8 : Resep Ganteng

181 28 5
                                    

"Manusia menderita karena terlalu fokus pada rasa sakitnya, hingga kita lupa bahwa ada banyak kebahagiaan dan nikmat yang telah kita lalaikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Manusia menderita karena terlalu fokus pada rasa sakitnya, hingga kita lupa bahwa ada banyak kebahagiaan dan nikmat yang telah kita lalaikan. Pantas kah kita menyebut Tuhan tak adil? Sedangkan kita sendiri tak pernah adil padaNya."

(Oceanside)

Semburat merah lagi-lagi menghias di kedua pipi Raina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semburat merah lagi-lagi menghias di kedua pipi Raina. Sudah hampir satu jam dia duduk di depan cermin sambil menepuki wajahnya. Merasa masih belum percaya kalau dia sudah resmi jadi pacar Sean. Raina sudah seperti mengawang di tengah lautan kebahagiaan. Kupu-kupu di dalam dirinya tak pernah berhenti menggelitik setiap kali mengingat apa yang Sean berikan saat di sekolah.

Raina menyentuh puncak kepalanya yang sempat diacak oleh Sean pagi tadi. Dia tidak ingin keramas hari ini, tapi jika tidak keramas nanti Sean ilfil lagi, atau mencium bau apek dari rambutnya. Tidak lucu kalau Raina diputuskan karena jorok. Kali ini Raina cukup waras untuk tidak melakukan hal bodoh.

"Aaaaa, senangnya!" Teriaknya tertahan sambil mengigit bantal kepala kelinci berwarna pink bernama Kookie itu dengan gemas. Kasihan sekali nasibmu nak Kookie.

Dering ponselnya sukses membuat Raina kembali berpijak ke bumi. Tapi setelah melihat nama 'Ma Boy' yang tertera, pijakannya kembali hilang. Melihat nama dari kontak Sean saja sudah membuatnya terbang.

Jantung Raina berdetak begitu cepat, dia merapikan penampilannya dan menyisir rambutnya, seolah Sean bisa melihatnya. Padahal itu bukan panggilan video. Dengan tangan gemetar Raina menerima telepon dari Sean.

"Halo~" suara berat yang terdengar sukses membuat Raina terdiam beberapa saat.

"Rain~ masih disana kan?" Tanya Sean saat tak kunjung mendapat jawaban dari Raina.

"Eh, i-iya kak ini masih di sini kok." Jawab Raina tergagap. Ini Sean loh yang telepon gimana dia bisa baik-baik saja?

"Ganggu nggak?"

Ganggu? Yang benar aja, buat kak Sean mah non stop 24 jam juga rela gue. Kata Raina dalam hati.

"Nggak kok, kenapa kak?" Raina berusaha baik-baik saja, dia perlahan mulai nyaman.

OCEANSIDE ✔️Where stories live. Discover now