Bait 20 : Master Tega

154 23 23
                                    

"Sudut yang terindah adalah ketika kita bisa melihat dari keikhlasan dan kepasrahan bahwa yang terjadi memang untuk memperbaiki yang tak seharusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudut yang terindah adalah ketika kita bisa melihat dari keikhlasan dan kepasrahan bahwa yang terjadi memang untuk memperbaiki yang tak seharusnya."

(Oceanside)

Sean tak pernah berharap harus terjebak di bawah terik mentari yang sedang gagah-gagahnya berdiri di atas sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean tak pernah berharap harus terjebak di bawah terik mentari yang sedang gagah-gagahnya berdiri di atas sana. Salahkan rasa mulas yang tidak kenal waktu, berhadapan dengan pak Sudarso saat jam pelajaran sudah berbunyi lima menit yang lalu dan Sean baru kembali ke kelas setelah menuntaskan urusannya di toilet. Sial sekali guru yang dihadapinya itu bukan guru biasa, yang dengan memohon maaf akan diberi ampun. Pak Sudarso--The Master of Tega itu tidak sudi memberikan muridnya yang telat masuk kelas dengan  ampunan yang cuma-cuma.

Berakhirlah Sean berdiri di depan tiang bendera. Untuk kali pertama dia mendapatkan hukuman, setidaknya Sean senang tapi juga merutuki pak Sudarso yang dengan ide cemerlangnya memberikan hukuman jemuran, alih-alih membersihkan toilet, atau menata buku di perpustakaan.

Hanya sepuluh menit, Sean harus bisa bertahan tanpa tumbang. Tidak lucu jika dia tumbang di tengah lapangan karena dihukum. Ibunya bisa mencak-mencak pada pihak sekolah jika itu benar-benar terjadi. Lalu berakhir membuat geger satu sekolah, tidak, tidak, itu terlalu merepotkan.

Sean menghela lega begitu pak Sudarso memberinya kode untuk kembali ke kelasnya. Bersyukur bapak guru satu itu masih memberinya keringanan.

Sungguh jika Gio melihat dirinya berakhir di depan tiang bendera, pasti akan tertawa terpingkal-pingkal untung saja cowok itu sedang sibuk dengan urusan bimbingan olimpiade di ruang guru.

Dengan lemas Sean berjalan ke kelas menyusuri koridor yang sepi.

"Psstt!" Suara dari dekat tangga membuat Sean menoleh dan mengernyit bingung.

"Kak Sean!" Panggilan dari suara yang amat familiar di telinganya itu sukses membuat senyumannya mengembang dengan sempurna. Raina menunggunya di dekat tangga sambil menunjuk botol air mineral dingin yang terlihat begitu menggiurkan.

OCEANSIDE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang