Bait 24 : Bertahan atau Hancur?

273 28 5
                                    

"Akhir yang bahagia pada setiap orang itu berbeda, bagiku sendiri bahagia itu tak bisa diraih tanpa tahu arti yang sebenarnya untuk apa manusia ingin bahagia dan seperti apa kebahagiaan itu akan tercipta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Akhir yang bahagia pada setiap orang itu berbeda, bagiku sendiri bahagia itu tak bisa diraih tanpa tahu arti yang sebenarnya untuk apa manusia ingin bahagia dan seperti apa kebahagiaan itu akan tercipta."

(Oceanside)

Harapannya untuk bisa bebas tanpa terjebak di ranjang pesakitan tidak lah bisa terwujud setiap saat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Harapannya untuk bisa bebas tanpa terjebak di ranjang pesakitan tidak lah bisa terwujud setiap saat. Ranjang pesakitannya seolah memiliki magnet yang membuat Sean berakhir di sana. Sinar terang yang mengusik penglihatannya membuat Sean mengerjap dan sayup-sayup mendengar suara dokter Dimas yang memanggilnya, juga suara lain yang dia dengar dari perawat disana.

Sungguh Sean tak mengingat apa yang terjadi kemarin hingga dia berakhir terbaring lemas tanpa daya. Bahkan untuk mengeluarkan suaranya saja Sean butuh usah keras, dadanya teramat sakit seperti ada ratusan duri yang tersangkut disana.

Benar saja dia tak bisa membuka suaranya, selain erangan dan gumaman tidak jelas. Karena yang membatasinya ada selang ventilator yang ke dalam mulutnya. Sean hanya bisa membuka matanya segaris, tentu obat yang diberikan sengaja untuk membuatnya diam dan tertidur, agar tetap tenang.

Sean memejamkan matanya kembali, mencoba meredam suara-suara mesin yang mengganggunya. Hingga dia mendengar pembicaraan antara ayahnya dan dokter Dimas, kalau Sean terserang Pneumonia lagi.

Entah sampai kapan Sean akan menghadapi semua itu, rasa sakit yang tak pernah usai. Sean benar-benar lelah jika hanya dipertemukan dengan rasa sakit itu, Sean ingin berhenti saja. Namun, semuanya kembali pada yang kuasa di atas sana.

Belum cukup dengan ginjalnya, lupus sialan itu kini berulah ingin mengambil alih paru-parunya juga. Sean sudah merasakan lupusnya sudah mulai menjajah bagian dari organ penting di dalam tubuhnya. Satu persatu organ dalam tubuhnya akan dijajah habis. Hingga Sean tidak bisa lagi mengambil alih dan berakhir menyerah. Akan tetapi tidak untuk saat ini, dia akan terus bertahan Sean tidak akan menyerah dengan mudah.

Tiga hari berada di ruang rawat intensif, Sean pun kembali ke bangsal perawatannya. Meski masih harus mendapatkan pemantauan yang ketat. Tubuhnya cukup kaku karena tak bisa bergerak dengan leluasa selama terpenjara di ruang yang menyeramkan itu.

OCEANSIDE ✔️Where stories live. Discover now