Bait 17 : Capek

305 26 26
                                    

"Andaikata kehidupan kedua benar-benar ada, maka aku berharap di kehidupanku selanjutnya akan menjadi kehidupan yang penuh dengan tawa bahagia

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Andaikata kehidupan kedua benar-benar ada, maka aku berharap di kehidupanku selanjutnya akan menjadi kehidupan yang penuh dengan tawa bahagia."

(Oceanside)

Ruangan yang sudah sangat Sean hafal adalah hal yang pertama kali menyambutnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Ruangan yang sudah sangat Sean hafal adalah hal yang pertama kali menyambutnya. Suara monitor yang menunjukkan tanda vitalnya memecahkan keheningan di pagi hari, meski di luar kamar rawatnya sudah terdengar aktivitas yang berlangsung.

Sean ingin minum, tenggorokannya kering gersang seperti gurun. Diliriknya Livia yang masih tertidur di ranjang yang disediakan untuk penunggu pasien.

"Ma~" panggilnya dengan suara yang nyaris tak terdengar, apalagi terhalang oleh masker oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya.

Dua orang perawat masuk ke kamarnya, untuk mengecek kondisinya. Sean merasa tubuhnya dingin tapi juga panas. "Demamnya masih belum turun, masih cukup tinggi. Sean ada yang sakit?" Tanya perawat itu. Sean menunjuk dadanya yang memang sakit saat dia gunakan untuk menarik napas.

"Teh Tina~" panggil Sean. Tina--salah satu perawat yang Sean kenal, dia mendekatkan telinganya pada Sean agar lebih bisa mendengar apa yang ingin Sean katakan.

"Iya, kenapa?"

"Ha-us." Jawab Sean terbata, entah saking lemasnya dia sampai tidak bisa bicara dengan benar.

Segera Tina mengambilkan air untuk Sean. Tina membuka masker oksigen Sean dan membantu cowok itu minum dengan menggunakan bantuan sedotan. Setelah Sean selesai Tina kembali memasangkan masker oksigennya.

Dimas pun datang bersama dengan Dikta, mereka terlihat berbicang membicarakan kondisi Sean. Dengan mata sayu Sean hanya menatap mereka tanpa mengatakan sepatah kata pun. Tina terlihat menjelaskan kondisi Sean dan hasil pemeriksaannya yang baru saja dia dapatkan.

"Hai~ what do you feel?" Tanya Dikta, dia menyugar rambut putranya yang basah karena keringat, panas yang menyengatnya membuat Dikta tersentak sesaat.

Sean tak menjawab dia hanya tersenyum dibalik masker oksigennya. Dikta membiarkan Dimas memeriksa putranya, setelah menjelaskan tentang kondisi Sean, Dimas pamit keluar dari sana.

OCEANSIDE ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant