34. Dia Akan Datang

1.3K 178 42
                                    

Yn tersenyum malu mengingat apa yang ia lakukan bersama Yoongi pagi tadi. Sedangkan Reseul yang duduk di sampingnya hanya diam, memikirkan siapa yang harus ia pilih antara Jimin dan Taehyung.

"Siang semua." Sapa Lini, memasuki kelas dengan senyum cerah di wajahnya

Lini lantas duduk di samping Reseul dan kemudian memandang lekat temannya itu dengan raut muka bingung. "Ada apa denganmu? Kau terlihat seperti banyak pikiran." Tegurnya yang mampu membuat Yn sontak menoleh ke arah Reseul

Reseul yang di pandang oleh kedua temannya langsung menggeleng dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. "Kau benar, sekarang aku memang sedang banyak pikiran." Akuinya

"Pikiran apa? Kau bisa menceritakannya kepada kami, mungkin saja kami bisa membantumu." Ucap Yn dan Lini hanya mengangguk di tempatnya

Reseul menggeleng lalu menoleh ke arah Lini lalu Yn secara bergantian. "Tidak. Ini masalahku jadi aku yang akan menyelesaikannya. Lagi pula kau juga sedang hamil kan, cukup jaga kandunganmu baik-baik."

Lini mengangguk, berdiri dari duduknya dan kemudian meletakkan tangannya di perut Yn. "Bagaimana rasanya menjadi orang yang sedang hamil?" Tanyanya dengan polos

"Rasanya? Hmmm, sedikit aneh. Ada saat dimana aku ingin makan sesuatu tapi setelah beberapa saat, aku sudah tak ingin memakannya lagi. Aku juga sering mual-mual, dan itu kadang menyulitkanmu. Dan terkadang aku juga merasa takut ketika memikirkan bagaimana rasanya melahirkan nanti." Jelas Yn panjang lebar

Lini mengangguk lalu kembali duduk di tempatnya tadi. "Sulit ya. Membayangkan aku juga akan mengalaminya nanti membuatku merasa takut. Huh, mulai sekarang aku akan menghargai kesendirianku ini sebelum nantinya aku menikah dan hamil."

"Pak Namjoon datang." Ucap Reseul ketika melirik ke arah pintu kelas dan mendapati sang dosen baru saja masuk ke dalam kelas

Lini lantas melihat ke depan kelas dan tanpa sengaja bertatapan dengan Namjoon yang tengah meletakkan bukunya di atas meja.

"Ekhem." Namjoon berdeham lalu memalingkan pandangannya. "Baiklah semua, keluarkan selembar kertas kalian karena hari ini saya akan mengadakan kuis." Sambungnya yang sukses membuat mahasiswa/i termasuk Lini mendesah kesal

Lini mengeluarkan secarik kertas dari buku bindernya dengan ekspresi kesal. "Bisa-bisanya dia mengadakan kuis saat aku belum belajar sama sekali. Apa ini caranya membuatku jera karena semalam?" Batinnya lalu melihat ke arah sang dosen

.

Yoonie menarik koper memasuki bandara bersama Yoona di sampingnya setelah memikirkan perkataan sang anak sebelumnya yang ingin bersama ayahnya, dan karena itu, keduanya kini telah menunggu keberangkatan mereka menuju Seoul, Korea Selatan.

"Mama, Yoona tak sabar untuk bertemu dengan papa." Ucap Yoona dengan antusiasnya

Yoonie mengangguk sembari melihat Yoona yang tampak senang di sampingnya. "Iya, mama tahu. Nanti kalau kita sudah bertemu papa, Yoona jangan nakal ya, menurut sama perkataan papa Yoongi."

"Iya ma." Sahut Yoona senang

Yoonie mengalihkan pandangannya ke depan dan setelah itu menghela napas panjang. "Maaf karena aku kembali lagi Min Yoongi. Bukannya aku ingin merusak kebahagiaanmu dengannya, aku hanya tak ingin membuat Yoona sedih karena tinggal jauh darimu. Kau tahukan, aku sangat menyayangi anak kita." Batinnya merasa bersalah

.

Yn dan yang lainnya akhirnya bisa bernapas lega setelah menyelesaikan kuis yang di berikan Namjoon kepada mereka, dan kini ketiganya tengah berada di kantin untuk melepas penat serta haus yang mereka rasakan.

Me And My LecturerМесто, где живут истории. Откройте их для себя