7. Skripsleep

290 39 20
                                    

❝Malam dan lelah senantiasa mendukung orientasi cintaku. Semesta benar-benar mau melelapkanku dalam sandaran.❞

🌿🌿🌿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌿🌿🌿

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan lebih. Namun, gadis di bawah balutan selimut masih enggan untuk membuka mata. Nadhira, gadis itu terlampau lelah dan mengantuk. Harapan ingin menyelesaikan proposal sembari membuat rancangan skripsi hanya menjadi angan-angan. Padahal tinggal menghitung hari gadis itu akan melaksanakan sempro. Namun, nyatanya Nadhira lebih menginginkan untuk tetap tinggal dan menjadi mahasiswi abadi untuk Juan.

Suara ketukan pintu terdengar dari luar apartemen miliknya. Nadhira mendecak ketika mendapati ketukan tak sabaran itu. Namun, enggan bagi tubuh ramping itu untuk bangun. Nadhira memilih menimbun kepala dengan bantal. Sampai ketukan itu kembali terdengar. Nadhira pun berteriak kesal. Gadis dengan wajah bantal itu menuruni ranjang. Lantas ia keluar dari kamar. Sepanjang langkah, Nadhira terus mencaci secara lirih. Sampai gadis itu membuka pintu dengan mata yang masih memejam. Gadis itu menguap lebar tanpa menutup mulut. Seseorang yang berada di depan Nadhira, lantas menutupinya dengan paperbag. Nadhira mendecak. Sontak ia membuka mata, lantas memelototkan mata. Namun, tidak berlangsung lama. Tatapan tajam lelaki di depan Nadhira membuat gadis itu menelan saliva. Gadis itu membuang muka, lalu merutuki dirinya.

"Bego, Nad. Malu 'kan lo? Muka bantal, bar-bar, nguap sembarangan, mampus Pak Juan ilfeel, deh," rutuk Nadhira dengan nada pelan.

Nadhira kembali menoleh. Ia mendapati Juan yang bersidekap dada. Lelaki dengan pakaian rapi menggunakan kemeja itu melempar tatapan tajam kepada Nadhira.

"Eh, Pak Juan? Ada apa, ya, Pak? Masih pagi, loh ini," tanya Nadhira. Selepas itu ia berdehem.

"Nih, titipan buat kamu. Lain kali itu cewek bangun pagi," balas Juan seraya memberikan paperbag yang diamanahkan ke dirinya tadi.

Nadhira menerima paperbag itu. Nadhira menyerit, "apa ini, Pak? Dari Bapak? Atau siapa?" tanya Nadhira.

"Saya nggak tau isinya apa, tapi itu dari Ibu kamu," jelas Juan. Raut bahagia Nadhira setelah membuka bingkisan itu, lantas berubah drastis. Wajah bahagia terganti dengan wajah kusut. Nadhira menyodorkan kembali paperbag ke Juan. Lelaki itu menyeritkan dahi.

"Kok kasih ke saya? Enggak, ini milik kamu," tolak Juan seraya memberikan kembali bingkisan berisi makanan ke Nadhira. Gadis itu menggeleng. Juan pun mengembuskan napas.

"Seburuk apa pun orang tua kamu, mereka tetap orang tua kamu. Apalagi sosok ibu, orang yang sudah melahirkan kamu ke dunia, menjaga kamu selama ini. Saya nggak tau apa masalah kamu, tetapi jangan pernah untuk membenci mereka. Hargai apa yang ibu kamu lakukan untuk kamu, meskipun makanan ini bukan buatan sendiri. Kalau beliau masih mau berkunjung, berarti masih ada rasa sayang 'kan?" lontar Juan. Lelaki itu menyodorkan lagi paperbag ke depan Nadhira. Senyum tipis terurai di wajah tampan Juan.

HCN : Harap Cintai Nadhira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang