[3]Khawatir?

3.7K 885 99
                                    

Klik bintang dlu huhu🙌💗

....

Hanum mengedarkan mata nya, pemandangan yang ia lihat sekarang sangat indah. Ibu mertuanya mengajaknya untuk ikut ke kebun bunga di halaman mereka yang tertutup gerbang. Ia mengangguk, sekarang ia tahu kenapa hanya hamparan bunga harus di tutup gerbang besi?

Bunga-bunga nya begitu indah dan jenisnya pun berbeda-beda.

"Ini tempat ibu, kalo ibu ngerasa stress, banyak pikiran, pokoknya berkebun obat yang sangat ampuh" tutur mertua nya, kini ia sedang menggunting daun² yang kering di sekitar bunga

"Bunga nya cantik, pasti ngerawatnya harus rajin sekali" Hanum Jujur, ia begitu terpikat

AJENG mengangguk setuju dengan apa yang di katakan Menantu cantiknya

"Harus banget, merawat mereka harus dengan cinta. Mereka ini bukti nyata kalau Tuhan itu ada"

Mereka sama-sama tersenyum dan saling lempar candaan membuat keduanya semakin dekat dengan seiring berjalannya waktu. Mungkin ia sempat gelisah dan tertekan pada awalnya, ketakutan hidup dengan orang lain atau bisa di artikan belum siap dengan keluarga baru.

Namun sekarang Hanum tidak perlu khawatir, ibu mertuanya begitu menjaga dia. Satu keluarga begitu ramah dan hangat

Hanya saja adik ipar nya yg bernama Aji itu, sedikit pembangkang dan ketus. Dia membuat banyak orang jengkel dengan sifat bebal nya jadi Hanum enggan mengajak ngobrol Aji

Sekarang ini..

Seluruh keluarga Aldrich berkumpul di meja makan, terdiri dari James, Ajeng, Jeyden, dan Anggota baru.. Hanum.

Jika kalian menanyakan kemana Aji?
Jawabannya ialah Aji masih berkeliaran di luar layaknya anak muda, tapi Aji sudah kelewat liar. Keluarga nya hanya bisa pasrah dan terus-terusan menutupi ketidak moralan anak bungsu nya dengan segala cara

"Rasa nya agak beda" komentar Jeyden pada tumis kangkung yang ia makan

"Beda gimana?" Tanya Ajeng santai seraya melahap cantik makanannya

"Lebih enak aja" lanjut Jeyden

Ajeng tersenyum cerah dan berdehem
"Ekhem, memang yang masak bukan pelayan. Tapi istri kamu", Jay terbatuk-batuk makanannya sendiri dengan sigap Hanum meraih air putih untuk Jeyden

"Pelan-pelan" tutur Hanum pelan

Tentu melihat dua orang di depannya ini membuat kedua pasangan paruh baya tersenyum dan saling ber isyarat mata.
"Kalian cocok loh, percaya sama ibu. Hati kalian akan saling mencair semakin berjalannya waktu. Kalian harus mencoba mencocokkan diri masing-masing"

Jeyden menghela nafas pelan mendengar perkataan ibu nya yang begitu konyol.

Baginya pernikahan ini seperti citra belaka untuk  harga diri keluarga nya dan keluarga Hanum.
Dia tidak habis pikir dengan pemikiran orang tua mereka yang egois

Mereka jelas tidak saling tertarik, dan selamanya akan begitu. Bagi Jeyden

" Selesai makan ini, ajak Camelia berkuda di area belakang" Ayah Jeyden Menimbrung

Lalu Jeyden harus apa?
Ia hanya harus lagi-lagi pasrah dan menurut

...

    Halaman untuk berkuda begitu luas, untuk halaman pribadi pun termasuk sangat hebat mempunyai nya. Keluarga ini begitu kaya

Jeyden memakai Helm pacu atau helm berkuda, dia tak lupa mengambilkan satu untuk wanita yang berdiri di pagar kayu yang sedang melihat kuda-kuda disana. Harusnya waktu ini ia habiskan untuk keluar berkunjung dengan klien, teman DLL

Jodoh 1995✓Where stories live. Discover now