[20]Masih cinta:彡

2.1K 599 73
                                    

MAAF BARU UP, AUTHOR HBIS SEMBUH DARI SAKIT ALHAMDULILLAH. AYO KENCENGIN VOTE
HAPPY READING!!

•••

 

    Laki-laki itu berjalan perlahan memasuki kamarnya, belum lama ia menghela nafas menetralkan amarahnya. Ia menemukan Istrinya sedang terduduk di atas kasur dengan wajah yang pucat

berjalan mendekat dengan langkah kaki yang begitu cepat hingga belum sampai di hadapan wanita itu pun Hanum sadar dan menoleh menemukan Jeyden dengan mata nyalangnya

Hanum tak dapat berekspresi lebih, dia hanya menatap datar suaminya

"Kamu senang?"

Pertanyaan yang terdengar kurang mengenakan itu keluar dari mulut suaminya

Apalagi?
Hal apalagi yang akan suaminya ucapkan untuk menyakiti perasaannya

"Saya gak tahu apa yang kamu maksud"

Jeyden berdecak sebal, "muak sekali dengan cara kamu bicara, di lemah-lemahkan. Setelah membuat ibu saya iba kamu juga mau berusaha membuat saya kasihan kan?"

Hanum semakin bingung dibuatnya, padahal sakitnya belum sepenuhnya membaik tapi lagi dan lagi suaminya berulah

Hanum menghembuskan nafasnya kesal berbarengan dengan rasa sakit yang ia rasakan pada fisiknya.

"Kamu mengadu, kan? Tentang saya dan Rosmala"

Hanum melotot, terkejut atas tuduhan yang sama sekali bukan ulahnya lalu ia menggeleng, benar-benar untuk tuduhan kali ini ia tak mau menerimanya, "saya bersumpah saya tidak pernah mengadu apapun tentang kalian"

Jeyden melempar Jass nya ke sofa, memandang sekeliling isi kamarnya

"Kamar saya sudah jadi milik kamu juga kan, kamu senang?" Jeyden mendekatkan wajahnya dengan wajah Hanum, mengikis jarak keduanya

Hanum dapat merasakan jelas bagaimana deru nafas Jeyden menerpa seluruh wajahnya

Jeyden memajukan lagi wajahnya mendekat pada daun telinga sang istri, sedangkan Hanum hanya bisa memejamkan matanya meremat ujung baju kuat-kuat

"Tapi jangan harap pemilik kamar ini juga jadi milik kamu"

Selanjutnya Jeyden kembali pada posisinya, setelah tadi berbisik dan menatap mata Hanum tajam kemudian laki-laki itu memilih untuk mencuci muka di kamar mandi

Setelah menjauhnya Jeyden, Hanum dapat bernafas lega.

Ia menyenderkan kepalanya pada bantal dengan posisi terduduk, menatap sendu ke pada halaman di luar jendela kamar. Menatapi beberapa daun-daun dan pepohonan yang rimbun

Air matanya begitu lelah untuk jatuh kali ini, yang tersisa hanya rasa sakit untuk terus terpendam di lubuknya

•••

   Gulita semakin melanda, di tengah-tengah hirup pikuk kota Bogor. Langkah dan jejak tercetak, Bagaimana kaki itu terus melangkah masuk ke area Garasi mobil yang luas

Menemukan mobil miliknya, ah ralat. Maksudnya mobil yang di amanahkan untuknya sebagai fasilitas menjadi seorang pengawal

Mahesa memasuki mobilnya, menjalankan mobil itu keluar area Garasi juga serta keluar dari tempat perusahaan milik keluarga Aldrich tersebut

"Tuan? Anda sedang tidak enak badan?" Tanya Mahesa ditujukan pada pria paruh baya yang duduk di kursi penumpang

Tn.James menggeleng lemah, mungkin ia hanya merasa lelah

Jodoh 1995✓Where stories live. Discover now