[34]Potret kupu-kupu:⁠彡

1.8K 456 28
                                    

Budayakan vote sebelum membaca
Happy reading!

•••

"Udah puas keliarannya?" Semprot Ajeng, padahal laki-laki itu baru saja sampai dirumah setelah berhari-hari tak kunjung pulang

Aji meletakkan badannya pada kasur.

Rasanya tidak berguna untuk menjawab ocehan wanita yang ia anggap gila tersebut, lantaran baginya adalah hal yang percuma dan membuang-buang waktu

"Kamu itu bisu atau bagaimana?"

Aji segera memutar badannya tengkurap dan semakin memperdalam kepala nya pada bantal supaya tak dapat mendengar mulut rewel ibunya.

Ajeng menggelengkan kepalanya heran lalu memutuskan pergi dari ambang pintu kamar si Bungsu.

Barulah Aji dapat bernafas lega

Dia membalikan tubuhnya menjadi terlentang, menghadap langit-langit kamarnya yang putih bersih.
Tidak, Aji bukan lagi memikirkan untuk mengganti warna cat langit-langit kamarnya; melainkan dirinya sedang melamun dan hanya memaku matanya ke area tersebut

Baik. Aji akui sekarang ia benar-benar mencintai wanita itu, ia telah memantapkan hatinya dan mulai berfikir kedepannya.

Bohong bahwa Aji tak pernah berfikir pada suatu pernikahan nantinya meskipun umur mereka masih belia

Aji akan merasa tega dan jahat apabila menjadikan Neneng menantu yang selalu dapat cacian nantinya. Dirinya tak mau melihat Neneng semakin menderita karena pernikahan mereka

Apa kubunuh saja wanita bawel itu? Ide yang terlintas di pikiran Aji

Sungguh gila.

Aji memejamkan matanya, perlahan wajah Neneng yang cantik dengan senyuman indah itu terbayang di pikirannya. Sialan! Aji harus cepat-cepat menikahi wanita itu

•••

"Ayo tuan Jeyden, sudah mulai petang ini" tutur pak Joko, seraya menatapi jam tangan yang melingkar di pergelangannya.

Beberapa kali mencoba memanggil kedua majikannya yang asyik sendiri.

'Memangnya saya ini setan apa bagaimana si? Kok suara saya gak di dengar sedari tadi' batin pak Joko kesal

Namun rasa kesalnya perlahan memudar ketika baru menyadari apa yang di lakukan Jeyden saat ini

Lelaki itu menyipitkan matanya sebelah untuk memfokuskan pandangannya pada suatu bidikan, perlahan namun pasti beberapa kali ia membidik foto dengan Hanum sebagai objeknya

Hanum yang terlihat manis menatapi kupu-kupu yang tengah terbang dengan riang

Terlihat sangat cantik dan akurat kelihatannya.

Pak Joko tersenyum, ah iya. Dia tak perlu buru-buru seolah-olah semuanya benar karena alasan ban mereka bocor adalah untuk waktu kedua majikannya

Jadi seharusnya pak Joko tak merasa kesal lantaran misinya setengah berhasil.

Jeyden berbalik ke mobil, dirinya terkaget melihat pak Joko yang senyum-senyum sendiri dengan tangan yang ia gunakan tuk bersandar pada mobil

Terlihat mengerikan.

"P-pak Joko? Gak kesurupan kan" tanya Jeyden takut

Pak Joko tersadar dan mulai bergelagat normal seperti sebelumnya, "ah, Anu Tuan." Pak Joko menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Udah-udah, ayo kita lanjutkan perjalanan"

"Baik tuan"

Jeyden hendak memasuki mobil namun kepalanya menoleh kebelakang, "Kamu mau sampai kapan disitu?"

Jodoh 1995✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang