[14] Temu:彡

1.9K 555 12
                                    

Budayakan vote sebagai tanda penghargaan dan suport system bagi Author-- terimakasih.
HAPPY READING

•••

"Kamu sih, gak bilang dulu ke aku Num. Kan jadinya kamu nunggu-nunggu begitu. Mana dingin lagi" oceh gadis bersurai hitam pendek sebahu, tangannya sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk

Yang di oceh hanya tertawa.

Sebenarnya tidak ada yang lucu. Tapi mendengar ocehan temannya yang sangat ia rindukan itu membuatnya tak melunturkan senyuman dan tawa

"Kan kejutan Na"

Renjina mencebikkan bibirnya kesal.

"Kejutan kejutan, kejutan gledek! Untung ada temennya, kalo nggak? Sendirian kmu itu kayak orang dungu "

Renjina tak habis pikir dengan isi otak sahabatnya yang polos itu. Hari ini dia ke kampus mendadak untuk mengumpul berkas yang tertinggal dan kehujanan saat pulang.

Selesai mengeringkan rambutnya, Renjina berdiri menangkringkan Handuk di bahu kanannya. Berkacak pinggang

"Mau minum apa ?" Tanya nya tak santai, wataknya memang seperti itu sejak dulu

"Teh aja, sama--" Hanum menoleh ke sampingnya dimana Mahesa berada

"Saya kopi aja" Mahesa yang peka melanjutkan bicara Hanum

Renjina baru tersadar, ia baru tahu ada pemuda tampan yang ikut menyimak dan menemani sahabatnya sejak tadi.

Renjina menatap Hanum seperti kode

Dan yang di tatap pun peka, " Na, ini Mas Mahesa.. dia ana--"

"Saya pengawal keluarga Aldrich" belum selesai bicara, Omongan Hanum tersambar Mahesa, padahal ia hendak menjelaskan bahwasanya Mahesa sudah termasuk salah satu anak di keluarga Aldrich

"Oh, Saya Renjina" balasnya menjabati tangan sang pemilik senyum manis itu

"Yaudah kalau gitu saya ke belakang dulu" pamit Renjina ke dapur belakang-- hanya di angguki keduanya

Hening melanda keduanya, sebenarnya sudah biasa mereka berdua selalu hening. Namun memang ada kalanya mereka berdua memiliki topik pembicaraan

Sampai langkah besar dari Renjina kembali berjalan ke arah keduanya, membawa nampan berisikan kopi dan teh serta bolu brownies yang terlihat enak walaupun sudah tak hangat lagi

"Niii di pacitin, Mas Mahesa, Num?"

"Nggih mbak"

"Makasih Na, jadi ngerepotin"

"Eleh, bukan apa-apa inimah. Harusnya tuh aku buat bolu pandan kesukaan kamu, tapi kamu nya aja mendadak begini mana tau aku "

Hanum hanya terkekeh, matanya menyipit. Ketika tersenyum tak hanya bibir yang menyungging indah namun matanya juga terlihat bahagia

Rindu, Renjina rindu senyum itu
Sampai membuatnya tak sadar kini ia maju memeluk hangat tubuh kecil Hanum. Ia sangat menyayangi mahluk manisnya ini, mahluk tuhan yang begitu indah dan lembut hatinya. Satu-satunya orang yang mau berteman dengannya meskipun semua orang berbalik memunggunginya. Entah terbentuk dari apa Hati seorang Hanum, ia pernah merasa sangat buruk berteman dengan Hanum. Tapii.. ia rasa Hanum perlu seorang teman yang tegas seperti dirinya agar Hanum tak terus-terusan di manfaatkan dan di bodohi.

Jodoh 1995✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt