[28]Cerai?

2.6K 561 862
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA

HAPPY READING ❤️

•••

Setelah sarapan pagi hari ini Mahesa melangkahkan kaki ke garasi mobil berniat untuk mengantar tuan James dan setelahnya berniat menjemput Hanum.

Tapi mendengar desas desus para pelayan yang berlalu lalang mengatakan kalau Hanum telah pulang bersama dengan sahabatnya

Ada suatu kelegaan baginya.

Sepertinya Jeyden benar-benar keterlaluan ke hotel tanpa menemui Hanum maupun peduli dengan wanita itu.

Jeyden akan habis di tangannya nanti. Lihat saja.

Ia segera membuka pintu mobil dan memasukinya, menyalakan mobil itu lalu mundur keluar dari himpitan mobil lainnya dan pergi melesat dari garasi.

Tak selang lama ia berhenti di area halaman depan rumah kebesaran milik Aldrich tersebut.

Ia turun dari mobil. Bersiap membukakan pintu mobil belakang untuk tuan besar.

Namun ia sempat melirik pada pintu ruang tamu yang terbuka sedikit mengakses seorang wanita berambut sebahu, Yang sangat ia yakini itu adalah Renjina.

Ternyata memang benar Hanum pulang di antar wanita itu.

Mahesa lagi-lagi tersenyum kecil dan tulus namun langsung ia pudarkan sebab sekarang ini ia harus mengantar tuan besarnya ke kantor

•••

Renjina menyeruput teh nya, setelah itu Renjina masih mengamati seluruh interior dan fasilitas dirumah itu.

Memang bukan main.

Hanum meninggalkannya sendirian untuk ke belakang entah mau apa yang pastinya tak lama.

Renjina kembali mengingat apa yang terjadi sebelumnya mereka telah sampai kemari.

Flashback on....°


Renjina mengusap-usap matanya setelah terbangun dari malam yang penuh lelah akibat menangis. Ia menoleh ke sampingnya dan wanita itu sudah tak menemukan sosok Hanum

Ia panik kemudian bergegas keluar dengan tergesa-gesa

"Han--" hampir saja Renjina mau berteriak namun ternyata ia menemukan Hanum sedang menata sarapan di meja makan

Syukurlah. Ia pikir Hanum sudah pergi.

Hanum yang menyadari kehadiran sahabatnya itu pun menoleh seraya tersenyum.

"Eh, ayo sarapan Na" Ajak Hanum antusias menarik lengan sahabatnya pelan dan menggiring duduk

Untuk pemandangan yang ada di depan matanya mampu membuat Renjina berbinar-binar

"Harusnya aku yang masak tau Num, ih"

Hanum terkekeh lalu menuangkan air putih di gelas segera menyodorkan air putih itu kepada Renjina.

"Minum air putih dulu kalo pagi Na" tuturnya

"Siap ibu" jawab Renjina

Ini adalah hal yang paling dirindukannya, bagaimana Hanum bertingkah selayaknya ibu baginya. Menyayangi, mengerti dan memasak untuknya adalah hal yang jarang ia rasakan

"Abis ini cuci muka dulu, Na"

"Oh iya" Renjina cengengesan berdiri berjalan ke kamar mandi

Skip..

Setelah keduanya selesai membersihkan badan mereka melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan hampir pukul enam pagi.

Tadinya Renjina akan mengantar Hanum kembali pada siang hari.

Jodoh 1995✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang