[7]Satu Ranjang

2.7K 618 43
                                    

.
.

...

" Kangen banget Na, kapan-kapan aku main yaa.."

"Kapan-kapan terus nih, tapi gak hadir kesini juga kamu itu"

Hanum terkekeh mendengar suara dari sebrang sana

"Hanum sekarang ini udah bukan gadis Naaa.."

"Jadi gabisa bergerak bebas seperti dulu lagi. Tapi Hanum Janji bakal main ke rumah Renjina"

Renjina di sana tertawa kecil, iya benar kalau sahabatnya itu sekarang sudah jadi istri orang. Maka dari itu Ia hanya dapat menelpon saja.

"Iya Hanuum.. Saya percaya kok, tapi kalo mau main, kabarin dulu ya"

"Hm.. pasti mau buatin kue bolu kesukaan nih"

"Ya pasti atuh, kan udah lama gak bercengkrama sembari menyantap kue bolu bikinan saya"

"Hahaha Tatanan bahasa mu makin hari makin bagus Na, semangat ngejar kuliahnya"

"Iya Na, makasih. Kalo gitu udah dulu ya, soalnya masih beberes nih"

Hanum mengiyakan lalu sambungan telepon pun usai.

Ia menghela nafas, mendengar suara sahabat nya pun sudah cukup mengobati rindu. Dia kini sudah kembali ke rumah mertuanya

Hanum melangkah ke sofa, di mana suaminya menaruh kemeja yang tadi di pakai ke kantor, seperti biasa akan dia tempatkan di cucian kotor

Namun matanya terpaku, mengerjap beberapa kali saat ia menemukan bekas lipstik yang tercetak tipis di area kemeja suaminya tersebut

Tapi segera ia tersadar, tersadar bahwa dia memang seharusnya tidak kaget ataupun curiga. Apalagi yang mau di curigai? Bahkan Jeyden sendiri telah mengatakan dia ada wanita lain di luaran sana yang ia cintai. Aroma bunga yang seharusnya dimiliki perempuan selalu menempel pada baju milik suaminya setiap pulang kerja

Hanum maklum.

...

Jeyden keluar dari kamar mandi, tubuhnya masih setengah telanjang dalam artian hanya handuk yang melilit pada pinggangnya.

Mata arogan itu, hidung mancung, bibir kecil dengan belahan pada bagian bawah dan rahang yang tegas. Jujur Lelaki itu pun pantas jika menjadi model, akan tetapi Jeyden bukan orang yang banyak gaya dan tingkah ingin menjadi ini dan itu, tidak pernah terbesit apapun untuk mewujudkan cita-citanya.

Karena ia tahu, pada akhirnya ia hanya akan menjadi anjing penurut untuk Ibu nya.

Ia cukup sabar mengikuti alur yang ibu nya buat sejak kecil. Maka tidak apa jika ia membuat kesalahan sedikit, ia ingin memuaskan ego nya sendiri dengan mencintai orang yang ia cintai tanpa paksaan

Ia memang selalu benci perselingkuhan, tetapi.
Untuk kali ini ia paham, beberapa orang memiliki alasan berselingkuh

Dia memakai pakaiannya satu persatu, mengibas rambutnya lalu memakai arloji indah pada pergelangannya

Jodoh 1995✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora