SETITIK LUKA || SAKIT?

4.2K 240 21
                                    

back to my story'

tandai typo!

SELESAI REVISI, 21 Maret 2022

SELESAI REVISI, 21 Maret 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Saat sampai di kelasnya, Dara langsung mendaratkan bokongnya di kursi tempat Ia duduk. Saat ini kelasnya memang sedang jamkos. Ralat, bukan hanya kelas Dara, tetapi semua kelas juga sedang jamkos. Dikarenakan para dewan guru sedang rapat. Kedua sahabatnya yang melihat Dara murung, langsung saja menghampirinya dan menyerang nya dengan berbagai pertanyaan.

"Dar, Lo kenapa? Katanya tadi mau ke kelasnya si kulkas? Lo udah ketemu sama dia, kan? atau jangan-jangan Lo-" ucapan Nana di potong cepat oleh Dara.

"Berisik Na."

"Kalau tanya satu-satu. Gimana gue mau jawab kalau Lo ngga berhenti ngomong!" sarkas Dara. Ia jengah dengan sahabatnya yang satu ini, Nana sangat amat cerewet. Nana menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Ia tersenyum dengan watadosnya.

"Emang tadi Dara ketemu sama Raga?" tanya Ara menengahi.

Dara menggeleng, "ngga jadi." Nana dan Ara menautkan kedua alisnya bingung.

"Bukannya tadi, Lo pamit mau ke kelasnya si kulkas?" tanya Nana yang masih tak mengerti.

Dara mengangguk.

"Salah ya, kalau gue perjuangin cinta gue." ujarnya lesu, yang membuat Nana dan Ara heran.

"Engga sih Dar. Kenapa Lo? Tiba-tiba tanya kek gitu?" sarkas Nana sinis. Ia tau, sekeras apapun ia melarang Dara untuk mengejar si brengsek Raga, tak akan mempan jika berhadap dengan seorang Dara.

"Udah lah Dar, masih banyak cowok yang lebih baik daripada si kulkas. Udah brengsek, ngga punya hati, lagi." sambungnya menggebu-gebu. Dara melirik Nana sekilas, lalu mendengus kesal. Dan dimana Ara? Ia kembali fokus ke layar handphone nya, yang menayangkan drama Korea terbarunya.

"Kali ini gue serius Dar! Jangan Lo nyakitin diri Lo sendiri dengan hal-hal ngga berguna kek gitu. Ingat! Perjuangan Lo selama dua tahun lebih itu, apa sampai sekarang udah membuahkan hasil?" Dara diam, berusaha mencerna dan menunggu apa yang akan dikatakan oleh sahabatnya.

"Gue tau, bukan cuma hati Lo yang sakit. Tapi fisik Lo juga sakit, Dar. Gue lihat, akhir-akhir ini muka Lo pucat, ngga kayak biasanya. Gue ngga sanggup ngelihat Lo, kayak gitu. Mau sampai kapan?" sambungnya dengan lirihan di akhir kalimatnya.

Tanpa di sadari, cairan bening yang ia tahan sedari tadi, lolos begitu saja tanpa seizinnya. Nana yang melihat itu, sontak menarik Dara ke dalam pelukannya. "Tapi gue ngga bisa, Na. Gue terlanjur sayang sama Raga, gue tulus sama dia."

Nana melepaskan pelukannya, dan menatap Dara lekat. "Gue tau, lo sayang banget sama Raga. Tapi gue rasa, sayang lo itu terlalu berlebihan, Dar."

"Cukup! Udah cukup sampai disini lo berjuang buat cowok yang sama sekali ngga pernah anggap lo ada!" Dara menggeleng.

SETITIK LUKA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang