SETITIK LUKA || KEBENARAN

3.6K 196 11
                                    

back to my story'

tandai typo!

Part ini panjang banget pliss, 2200 kata.

Part ini panjang banget pliss, 2200 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Hari ini adalah hari Minggu. Dara sedang bersiap untuk pergi mencari keberadaan ibu nya.

Sebenarnya kemarin. Tetapi tubuhnya serasa remuk. Alhasil, ia memutuskan pergi esoknya.

Itu juga atas paksaan Dirga. Kalau tidak, mungkin ia nekat pergi mencari ibu nya. Sudah tau, kan, kalau Dara itu keras kepala!

Ia menuruni anak tangga yang berada di rumahnya. Ia juga dapat melihat Dirga yang sedang sarapan.

"Hai Dar! Kamu udah siap?" Tanya Dirga yang sadar akan kedatangan Dara.

Dara hanya mengangguk, lalu ikut duduk berhadapan dengan Dirga.

"Mau sarapan roti? Sambil tunggu temen-temen kamu datang."

"Boleh."

Tak ada yang membuka suara. Pasangan kakak beradik itu menikmati sarapannya dengan khidmat.

"Kamu udah enakkan kondisi nya?" Tanya Dirga yang kini sudah berpindah di ruang tamu.

Dara mengangguk dan tersenyum tipis.

Memang, semenjak kejadian itu, Dara lebih banyak diam. Ia hanya berbicara seperlunya.

Dan tersenyum menanggapi. Dirga tau, senyum yang Dara tunjukkan adalah senyum paksa.

Hatinya serasa di remas benda tak kasat mata, kala Dara menunjukkan senyum itu.

Hari ini, dengan di bantu oleh teman-teman Dara, akan mencari keberadaan Sarah.

Ia juga akan bertanya pada Ara akan kecurigaannya kemarin.

Karena ia merasa, ada yang di sembunyikan oleh Ara.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Syukurlah kalau kalian udah datang." Ucap Dirga kala teman-teman Dara sudah datang.

"Bisa langsung pergi, kan?" Ujar Dara tiba-tiba, membuat semua yang berada di sana mengangguk pasrah.

Kalau sudah seperti ini, mereka tak ada yang berani membantah.

Saat sampai di ambang pintu, Dara menghentikan langkahnya tiba-tiba. Tanpa sengaja, Ara menubruk tubuhnya karena ia juga tak bilang kalau berhenti.

Ia berbalik celingukan mencari keberadaan seseorang.

"Radit mana?" Dara memandang Ara dengan tatapan bertanya.

Sedangkan Ara yang di tatap seperti itu bingung sendiri. Kenapa harus ia yang di tatap? Pikirnya.

"Nanti dia nyusul," ujarnya kala sudah mengerti apa maksud Dara.

SETITIK LUKA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang