SETITIK LUKA || BERUBAH LAGI?

3.7K 219 4
                                    

back to my story'

tandai typo!

tandai typo!

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

--

"WHAT THE FUCK MAN!" teriak Ara yang mendapat tamparan pelan dari Dara.

"Ngga usah teriak-teriak, bege!"

Nana dan Ara, malam ini memang menginap di rumah Dara. Setelah sahabatnya itu mengabari bahwa abangnya harus menginap di rumah temannya, Nana dan Ara akhirnya memutuskan untuk menginap di rumahnya, agar bisa menemani Dara.

Ara yang mendapat teguran keras dari Nana pun, meringis dengan watadosnya.

"Lo serius? Lo percaya kalau itu Raga?" Tanya Nana aneh.

"Kalau dia bukan Raga, terus siapa lagi Nana?" Tanya Dara gemas.

Memang sedari tadi ia membahas Raga yang meminta maaf padanya. Namun, kedua sahabatnya ini tak ada yang percaya.

"Atau mungkin Raga kerasukan kali, Dar." Celetuk Ara yang membuat Nana tertawa keras.

"Kerasukan ndasmu." Sahut Dara ngegas.

Ara dan Nana tertawa bersama, ketika mereka berhasil mengerjai Dara.

Namun itu tak bertahan lama, sampai dimana Nana dan Ara menatap Dara serius.

"Lo yakin, dengan perubahan sikap Raga ke Lo akhir-akhir ini, dia ada rasa sama Lo?" Tanya Nana dengan nada mengintimidasi.

Dara mengangguk yakin, "perjuangan gue selama due tahun ngga sia-sia, kan?" Ujarnya sembari tetap tersenyum.

Ia sungguh bahagia. Meskipun hanya hal kecil, tetapi sikap Raga yang ditunjukkan pada dirinya selama beberapa hari terakhir, membuatnya yakin, bahwa Raga sudah mulai memiliki rasa padanya.

pede amat mba nya!

Nana memutar bola matanya malas, "kalau dugaan Lo malah berbanding terbalik gimana?"

"Lo tau, kan, yang namanya realita tak akan pernah sesuai dengan ekspektasi." Kini giliran Ara yang berbicara.

Dara terdiam. Benar juga apa yang telah dikatakan oleh sahabatnya. Tapi apa boleh buat, Dara si kepala batu itu, akan tetap pada pendiriannya, sebelum dia benar-benar lelah dengan perjuangannya.

"Ya meskipun hanya kemungkinan kecil, tapi gue yakin, suatu saat Raga pasti suka sama gue." Setelah mengatakan hal itu, Ia jadi teringat ucapannya beberapa waktu lalu.

'Tapi dara yakin, suatu saat nanti, Raga pasti suka sama Dara.'

'Dan semoga, kala saat itu tiba, Dara belum menyerah.'

Seketika, kata-kata itu terus terngiang di benaknya layaknya sebuah kaset rusak.

Ia menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum.

SETITIK LUKA || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя