spesial part-

4.5K 166 1
                                    

Hallo, apa kabarnya besti?

Aku disini mau buat spesial part Radit - Ara.

Sengaja mau buat itu sih, hehe.

Okey cuss.

--

Apartemen Radit.

"Dit,"

"Ha?"

"Ditt,"

"Ya?"

"Radittt,"

"Apa?"

"Sayang,"

"Apa Ara?" Akhirnya Radit menoleh.

Sedangkan Ara, ia mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kamu kenapa liatin hp terus sih? Emang ada apanya? Jangan-jangan kamu liatin cewek ya?" Tanya Ara beruntun dengan mata yang berkaca-kaca.

Radit gelagapan, ia segera menaruh ponselnya di saku. Kenapa Ara jadi cengeng seperti ini? Radit di buat frustasi oleh nya.

"Kamu ngaco. Mana mungkin aku liatin cewek, kalau liatin kamu aja udah bikin candu."

Blush.

Pipi Ara seketika merona. Air matanya tak jadi menetes.

"Kenapa? Kok blushing gitu sih by?"

"Ihh nyebelin."

"Nyebelin tapi sayang, kan?" Radit menaik-turunkan alisnya menggoda.

Ara hanya memutar bola matanya jengah. "Tadi aku cuma bales in chat dari anak-anak." Jelas Radit lembut

"Emang kenapa?"

"Gapapa sih." Ara hanya mengangguk.

Tiba-tiba, ia di kejutkan dengan tindakan Radit yang memeluknya dari samping.

Perlahan, Radit merebahkan tubuh mereka di sofa dengan posisi berpelukan.

Radit menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ara. Menghirup aroma tubuh sang gadis, yang membuat empunya merinding.

"Dit,"

"Hm?"

"Jangan gitu, geli!" Cicitnya pelan.

Radit menulikan pendengarannya. Ia semakin mempererat pelukannya, "biarin gini dulu, nyaman!"

Ara hanya pasrah. Perlahan, tangannya terulur untuk mengelus lembut rambut hitam milik Radit.

Tak lama, ia merasakan napas teratur sang kekasih. Radit tidur.

Karena tak tau harus berbuat apa, Ara memutuskan untuk menyusul Radit ke alam mimpi.

-

"Dar,"

"Lo ngga boleh pergi!"

"Lo harus tetep disini sama gue!"

"Gue ngga akan biarin Lo pergi!"

"Engga Dar, please jangan! Jangan pergi!"

Tidur Ara terganggu kala merasakan pergerakan dari Radit.

Perlahan ia membuka matanya. Pandangan yang pertama kali ia lihat adalah wajah tampan kekasih nya.

Dapat dilihat, keringat dingin mengucur di dahi Radit.

Tangannya terulur untuk mengusap, mengelap bahkan meniup. Berusaha untuk membangunkan Radit yang seperti nya sedang mimpi buruk.

"Dit, hei?"

SETITIK LUKA || ENDWhere stories live. Discover now