Bab 7 - I Want to Be With You

3.2K 332 18
                                    

Hari Senin yang tidak ditunggu-tunggu akhirnya datang, hari yang paling dibenci siswa sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari Senin yang tidak ditunggu-tunggu akhirnya datang, hari yang paling dibenci siswa sekolah. Tentunya hari Senin di mata seseorang yang memiliki pujaan hati di sekolah berbeda ceritanya.

"Dasi mana dasi?"

"Eh gimana nih, gue lupa bawa iket pinggang!"

"Napa lu pake jepitan pita 2000-an?"

"Supaya cakep."

Gumaman para siswa yang menjadi petugas upacara rusuh tanpa ampun. Yang biasanya tidak mementingkan penampilan, sekarang kalau tak sengaja melihat kaca menganggur tubuh mereka otomatis berhenti bergerak. Yang biasanya tidak pernah pakai dasi dan pakai kaus kaki, hari ini spesial, mereka menggunakan semua aksesoris sekolah tanpa pemaksaan.

Kaluna Utari membenarkan letak seragam putih yang ia kenakan, pandangannya terarah pada Safira yang berdiri di sebelah Aileen. Semenjak obrolan mereka bangku lapangan sekolah waktu itu, hubungan mereka tetap baik. Safira tidak mencoba menjauhinya, atau pun marah kepadanya.

"Kalau dipikir-pikir ucapan lu ada benernya juga, Lun." Begitulah yang dikatakannya setelah Kaluna menyampaikan penolakan membantu Safira menghalangi para perempuan yang menyukai Elvano.

Safira pasti sangat kaget, karena Kaluna yang dikenalnya tidak pernah mengucapkan kata-kata penolakan karena selalu merasa tidak enak dengan lawan bicaranya.

"Eh kita pake dasi, bukan?"

Pandangan Kaluna teralih pada seseorang yang menghampiri para petugas yang sedang bersiap-siap. Kaluna menahan senyum melihat Elvano dengan dasi biru yang menggantung tak jelas di kerah seragam SMP-nya.

"Yaiyalah! Lu mau didepak sama Bu Teti?" seru Aileen tak habis pikir.

Elvano berjingkrak-jingkrak resah. "Aduh males banget. Gue gak bisa makenya napa," eluhnya tampak frustrasi.

"Harus dipake, Van. Apalagi lu nanti menghadap seluruh anak-anak," kata Hilman mengingatkan.

"Yaudah nih lu pakein," kata Elvano kepada Hilman.

"Ih males ah," sahut Hilman ogah-ogahan, ia pun menunjuk asal yang berdiri di depannya. "Minta tolong Kaluna aja tuh, biasanya cewek pada bisa masang dasi," cetusnya santai.

Sontak Kaluna tersentak kaget perkataan Hilman yang blak-blakkan. Lagi-lagi jantungnya kembali berulah. Lutut Kaluna terasa lemas rasanya.

Aileen yang menyaksikan kejadian itu tak bisa menyembunyikan senyum sumringah yang tersungging tidak tahu dirinya. Ia bahkan tidak menyadari bagaimana ekspresi Safira yang berada di sisinya, gadis itu seakan sedang menahan sesuatu hingga urat lehernya mengencang.

"Em... Gak usah deh, gue minta tolong si Tyson aja," ucap Elvano agak terbata karena Kaluna tak kunjung menunjukkan respon menyetujui.

Laki-laki itu pun hendak berbalik tapi kemudian...

One Last Chance (END)Where stories live. Discover now