Bab 27 - Surprise

2.4K 348 21
                                    

"JADI lo mau balik ke Jakarta sore ini?" Elvano melayangkan pertanyaan pada Kaluna yang duduk di samping kursi kemudi mobilnya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"JADI lo mau balik ke Jakarta sore ini?" Elvano melayangkan pertanyaan pada Kaluna yang duduk di samping kursi kemudi mobilnya.

Setelah menghabiskan waktu dengan bertanding bersama anak-anak SMA, Elvano dan Kaluna akhirnya memutuskan untuk pulang. Apa lagi gadis itu juga sempat mengatakan kepada Elvano bahwa ia akan kembali ke Jakarta sore ini.

"Hm-mm. Gue bisa istirahat lebih lama di apartemen kalau pulang lebih awal, soalnya besok gue kayaknya beneran harus masuk kantor," jelas Kaluna kemudian.

Elvano terdiam, pandangannya lurus ke depan tapi ia terlihat seperti memikirkan sesuatu. Ia mengembuskan napas pelan, dan menyunggingkan seulas senyum tipis.

"Rumah lo masuk belokan sini kan ya?" Elvano tiba-tiba saja menanyakan mengenai arah rumah Kaluna karena ia merasa ragu.

"Iya ke arah sini," sahut Kaluna mengiyakan.

Mereka berdua kembali menghabiskan waktu di dalam mobil dalam keheningan. Kaluna sempat melirik Elvano, menunggu laki-laki itu merespons mengenai kepulangannya ke Jakarta, tapi laki-laki itu tetap diam. Tanpa sadar Kaluna menghela napas berat kemudian tersenyum tipis.

Mereka berdua pun sampai di depan rumah Kaluna. Ayah Kaluna yang sedang menyiram tanaman tampak heran melihat mobil hitam yang terparkir di halaman rumahnya. Begitu melihat anak perempuannya keluar dari mobil tersebut bersamaan dengan seorang lelaki, ayahnya mengerjap kaget. Siapa pria ini?

Ayah Kaluna cepat-cepat melempar selang ke tanah lalu berjalan mendekati dua orang itu. "Kamu kok pulang gak bilang-bilang Papa, Lun? Padahal tadinya mau Papa jemput," katanya berbasa-basi.

"Tadi aku pulang bareng temen aku, Pa," ujar Kaluna sambil menunjuk Elvano. Laki-laki itu kontan menundukkan kepalanya sopan kepada ayah Kaluna, tak lupa senyum lebar yang berharap bisa membuatnya terlihat seperti laki baik-baik.

"Halo, Om. Saya Elvano," kata Elvano seraya mengulurkan tangannya di depan ayah Kaluna.

"Rudi, papanya Kaluna," jawab ayah Kaluna membalas uluran tangan Elvano dengan ramah.

"Kaluna udah pulang Pa—eh? Ini siapa?" Bertepatan dengan itu, ibu Kaluna tiba-tiba saja keluar dari rumah. Dahinya berkerut saat melihat sosok laki-laki yang tidak dikenalnya.

"Eh ada tamu. Siapa ini, Lun?" tanya ibunya.

"Temen satu sekolah aku pas SMP, Ma. Namanya Elvano," kata Kaluna memperkenalkan Elvano pada ibunya.

Kepala Elvano agak menunduk sedikit. "Saya Elvano Varren, Tante. Dulu pernah sekelas sama Kaluna," ujar Elvano kembali memperkenalkan diri.

"Aah gitu toh." Ibu Kaluna mengangguk-ngangguk. "Kalian berdua berdoa bersama di gereja?" tanyanya penasaran. Kaluna hendak menjawab namun Elvano lebih dulu menyela.

"Iya, Tante. Soalnya tadi aku gak sengaja ketemu Kaluna pas di gereja, makanya nawarin pulang bareng soalnya arah rumah kami sama," jawab Elvano ringan.

One Last Chance (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon