Bab 20 - A Beautiful Dream is Over

2.5K 323 22
                                    

SUARA seseorang masuk ke dalam pendengaran Kaluna meskipun terdengar samar-samar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SUARA seseorang masuk ke dalam pendengaran Kaluna meskipun terdengar samar-samar. Perlahan gadis itu mencoba membuka matanya yang terasa sangat berat. Hal pertama yang ia lihat adalah lampu di langit-langit yang tampak silau mengenai matanya.

Di mana ini? Bukankah seingatnya ia berada di dalam bus? Apakah sekarang ia terbangun di kamarnya? Tapi kenapa rasanya sangat asing... dan hampa.

"Ya Tuhan, Lun lu udah sadar? Tante, Kaluna udah sadar, Tan!"

"Luna udah sadar? Puji Tuhan..."

"Luna, ini Papa, Sayang. Mana yang sakit?"

Tiba-tiba saja ia melihat kedua orangtuanya dan sahabat baiknya berjalan mendekatinya dengan ekspresi setengah khawatir setengah gembira.

Di mana ini...? Kenapa ia ada di sini? Kenapa orangtuanya terlihat berbeda dari yang Kaluna lihat? Begitu juga dengan Aileen. Dan di mana neneknya? Kenapa ia tidak melihat neneknya?

Jantung Kaluna terasa berhenti berdetak. Gadis itu mencoba bangun, dan rasa nyeri di segala bagian tubuhnya membuatnya otomatis merintih. Walaupun begitu Kaluna berhasil mengubah posisinya menjadi duduk.

"Hati-hati, Lun. Kamu baru selesai operasi."

Begitu kata-kata itu keluar dari mulut ayahnya, Kaluna mulai panik. Ia pun segera memeriksa keadaan tubuhnya sendiri. Dirinya tampak mengenakan pakaian yang biasa digunakan pasien rumah sakit. Kaki kanannya dibebat menggunakan gips, tangan kirinya memar, dan nyeri di bagian kepalanya kian terasa.

"Sekarang tahun berapa?" tanyanya pada ketiga orang di hadapannya.

Aileen dan kedua orangtua Kaluna saling melirik.

"Ini tahun 2021, Lun," jawab Aileen pelan.

Kepala Kaluna menggeleng pelan, menyangkal ucapan Aileen. "Nggak... sekarang itu tahun 2012. Kita baru aja pulang jalan-jalan sekolah Leen, gimana bisa kita ada di tahun 2021?" pekiknya dengan nada suara yang bergetar.

Aileen mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Kaluna, lu gak inget? Semalem lu ngalamin kecelakaan pas pulang dari acara kampus, dan sekarang lu ada di rumah sakit," kata Aileen menjelaskan dengan hati-hati.

Ingatan Kaluna mulai datang satu per satu, khususnya kecelakaan yang menimpanya di malam itu. Jadi saat dirinya kembali ke tahun 2011, itu semua mimpi? Tapi bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin...?

"Nggak... gue..." Kaluna menelan ludahnya dengan susah payah. Kepalanya menggeleng pelan berusaha menyangkal itu semua. Sungguh banyak sekali pertanyaan yang mengitarinya saat ini, namun lidahnya terasa kelu. Ia masih belum mengerti.

"Jadi itu semua mimpi...?" pertanyaan itu keluar dari mulut Kaluna seperti tercekik.

"Mimpi apa?" tanya ibunya kepada Kaluna.

Kaluna tidak menjawab. Napasnya terputus-putus. Setetes demi setetes air mata mulai berjatuhan dari bawah kelopak matanya tanpa diminta.

"Nggak... nggak... itu bukan mimpi." Gadis itu menggeleng keras, masih menolak untuk percaya bahwa semua kejadian masa lalu yang berhasil ia ubah, semua hal manis yang ia alami, semua kesempurnaan yang ia miliki, itu semua hanya mimpi.

One Last Chance (END)Where stories live. Discover now