CHAPTER XXV: At The Edge of Cliff (Part. A)
▪︎▪︎▪︎
"The truth is rarely pure and never simple."
—Oscar Wilde.
▪︎▪︎▪︎
Flashback. Musim gugur empat tahun yang lalu. Sofa ruang tamu, apartemen Kim Yeonjun. Tokyo–to.
Sebenarnya, air mata Soobin hampir saja jatuh jikalau maniknya tidak tanggap melirik, saat sepasang oniks menatapnya tajam di ujung sana.
"Ready my knights for battle. They will ride with their king once more. I have lived through others for far too long. Lancelot carried my honor, and Guinevere, my guilt. Mordred bears my sins. My knights have fought my causes. Now, my brother, I shall be... king."
Tanpa sadar—sesaat sebelum kedua pandangan mereka (baca: dirinya dan Yeonjun) bersirobok, bibir penuh buah cerinya menggumamkan kata-kata yang ia kutip dari sebuah paragraf di salah satu sajak pada sebuah novel tersohor di dalam genggamannya.
Sebuah novel fiksi yang lumayan terkenal dan sering sekali dijadikan bahan rujukkan di kelas literasi beberapa sekolah bilingual. Novel yang menceritakan tentang kisah hidup legendaris seorang Raja dari kerajaan Inggris—setelah disadur dari berbagai literatur—Tepatnya, di Wales. Bernama King Arthur.
"Aku. . . benci Guinevere. She didn't deserve anyone, not Arthur nor Lancelot. I hate her so much. . ." gerutu si manis sembari membersit hidungnya yang mulai memerah. Bibirnya mengerucut dengan pandangan tajam seakan ingin menghujam buku fiksi bertema cinta segitiga era Arthurian tersebut, hingga hancur lebur dalam satu kali tatapan. ". . . Along with the fact that she's a legit queen from a great monarch. How can—"
Soobin mendongakkan kepala. Jika tadi ia menatap berang ke arah lembaran kuning buku di hadapannya, kini tatapan ia alihkan ke arah Yeonjun yang sedang tersenyum geli.
Wajah menyengir tampan si pemuda—rupanya—malah membuat emosi si kelinci manis makin menjadi-jadi.
Dihentakkannya kaki lantas menutup kasar lembaran buku, "I hate you too, Kak. So much!" Katanya dengan bibir mengerucut dan mata berkaca-kaca.
"Loh? Kok jadi aku. . .?" Tanya Yeonjun bingung. Segera, diraihnya jemari lentik Soobin yang spontan menepis.
Sontak cowok bermata rubah itu menampilkan raut tanya dalam. Bibir tebalnya hampir terbuka lagi kalau saja kelinci manis dengan wajah setengah menangis—dibarengi bibir dan mulut berkedap-kedip lucu—berlabel pacar kesayangannya itu, gak buru-buru berceloteh lagi. Menyanggah.
"Soalnya, kamu suka banget sama Queen Guinevere! Makanya, aku sampe baca novel ini buat tau sekeren apasih. . . saingan aku itu!" Omel Soobin memasang wajah merajuk.
Tanpa sadar, si manis menghentakkan kaki sembari memonyongkan bibir kesal. Menggerutu nggak jelas tentang betapa mengesalkannya sikap tokoh fiksi yang seakan-akan sosoknya ia kenal empat mata di dunia nyata.
Gak sudi dia tuh sebenernya kalah dari Permaisuri-nya King Arthur yang legend banget itu!
"Hah. . .? Saingan?" Tanya Yeonjun lagi dengan nada makin bingung.
Soobin mengangguk kuat-kuat, "HU'EUH! SAINGAN!" jemarinya memuntir-muntir ujung cover buku berjudul 'Excalibur' tersebut di tengah omelannya yang memanjang. "Soalnya kan kemarin Kakak cerita ke aku, kalo dikasih kesempatan buat ngerasain hidup yang berbeda 180 derajat, Kakak pengen terlahir sebagai King Arthur. Kakak juga bilang pengen ngerasain rasanya mencintai orang setulus Arthur mencintai Guinevere. Mencintai tanpa syarat. Tanpa mengharapkan timbal balik. Kakak pengen ngerasain, gimana rasanya mencintai Queen Guinevere. . ."
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Let Go || K.Yj • C.Sb • K.Dn || YeonBin
ФанфикшнSuatu ketika Choi Soobin harus bertemu dengan Yeonjun yang selalu membawa kabar buruk didalamnya. Di bulan Oktober yang lumayan tenang itu, siapa sangka Soobin akan selalu mengingat saat pertama kali Yeonjun datang dan membuat seluruh dunianya jungk...
