CHAPTER VI : Turmoil
▪︎▪︎▪︎
Akhirnya tiba, hari Sabtu. Dimana malamnya, Kim Yeonjun sudah berjanji—baca, dipaksa—kepada teman - teman setongkrongannya untuk mengikuti balap liar antar fakultas, yang rutin diadakan secara terselubung oleh tiap - tiap perwakilan kampus di universitas mereka.
Kalau bukan karena Bangchan yang bersikeras membuatnya turun trek, mungkin sekarang, Yeonjun sudah tidak punya alasan lagi untuk menolak ikut acara makan - makan besar antar perusahaan—yang baru saja dicetuskan ayahnya.
Acara makan malam para kolega bisnis—yang kerap kali disebut gala dinner, tempat para pemilik perusahaan melebarkan benang relasi sejauh - jauhnya. Bergabung bersama para mitra perusahaan sang ayah, sambil menggunakan setelan suits mahal di suatu acara yang diadakan di salah satu hotel paling mewah, kota Seoul.
Momen makan malam besar, dimana para kumpulan cukong, konglomerat maupun mafia berbasa - basi untuk sekadar menikmati sampanye sembari saling ber-sksd. Mereguk saat - saat formal tersebut untuk mengenal satu sama lain demi kelancaran bisnis mereka masing - masing. Bahkan, ada yang sengaja datang hanya untuk menginformasikan berita tidak penting kepada para pemilik perusahaan terkemuka lainnya secara implisit seperti memamerkan anaknya yang akan menjadi calon pewaris. Niat banget.
Sungguh acara yang kedengerannya sangat membosankan, kan?
Dan, Kim Yeonjun udah pasti paling benci sama acara penuh kemunafikan yang kayak gitu.
Kenapa? Karena biasanya, dia harus terjebak sekitar empat sampai lima jam-an disana dan terpaksa tertawa bersama para manusia yang ia pun tidak kenal. Berpindah dari satu meja ke meja lainnya lalu saling bertukar kartu nama, yadda - yadda.
Kalau ada banyak opsi, Yeonjun lebih milih menghabiskan malam minggunya dengan cara marathon drama atau film bareng Bangchan dah, daripada harus kejebak di antara urusan formal haha - hihi milik kolega ayahnya itu.
"Gak bisa, Pih. Udah beneran janji sama temen, like you've said before a man will never break his promise." Yeonjun berkata dengan nada pelan ditengah - tengah makan siang mereka sekeluarga yang hebatnya kali ini lengkap semua personilnya.
Soalnya jarang - jarang, papi dan mami Yeonjun memiliki waktu siang bolong begini bersama para anaknya. Biasanya pun kalau mereka harus makan bersama, pasti waktunya malam. Untungnya, tadi Taehyung mengabari bahwa ayah dan ibu mereka sedang berada di rumah, makanya mereka cepat - cepat pulang dari apartemen Taehyung menuju rumah asli mereka. Rumah utama maksudnya.
"Emang janji sama siapa sih, Njun? Temen kamu lagi yang namanya Heejin itu?" Sebuah suara merdu keluar dari sosok yang sering dipanggil baik Yeonjun maupun Taehyung, mami. Dia adalah Kim Wooseok, ibu dari kedua abang - beradik Kim.
Yeonjun menatap ibunya, manyun. "Mami kok sama aja kayak Bang Tae, suka banget nuker nama anak orang. Hwang Hyunjin kali Mi, bukan Heejin."
Bang Tae yang sedang menyumpit daging tergelak, "Ya iyalah kan gue yang selalu ngabsenin ke mami papi siapa nama temen - temen lu"
"Oohhh jadi lu yang suka nyebarin hoax ya ternyata, Bang" Cibir Yeonjun ke arah Taehyung yang menaikkan alis.
Taehyung mencebikkan bibir, "Emang nama temen lu kali Dek yang agak jarang - jarang kayak siapa itu, Bang. . . Bang. . .?"
Belum sempat Taehyung mengentaskan kata - katanya, sebuah suara berasal dari kepala meja makan—sigasana secara tak langsung, milik ayahnya, mengagetkan semua orang.
YOU ARE READING
Let Go || K.Yj • C.Sb • K.Dn || YeonBin
FanfictionSuatu ketika Choi Soobin harus bertemu dengan Yeonjun yang selalu membawa kabar buruk didalamnya. Di bulan Oktober yang lumayan tenang itu, siapa sangka Soobin akan selalu mengingat saat pertama kali Yeonjun datang dan membuat seluruh dunianya jungk...
