CHAPTER XV : At The Same day
▪︎▪︎▪︎
Apa kamu pun begitu, yang tanpa sadar sudah melupakanku?
Kita dulu saling mencintai, cinta kita pun luar biasa
Namun kini, aku merasa kita seperti orang asing
—Empty Words, Huh Gak.
▪︎▪︎▪︎
Yeonjun menatap tepat di kedua manik hitam dan jernih milik Choi Soobin. Ia membiarkan kedua oniksnya beradu dengan kelamnya obsidian si manis.
Sekali lagi, Kim Yeonjun harus mengakui bahwasannya dia benar - benar suka sekaligus gelisah dengan situasi saat ini. Ia suka dengan alasan; disaat inilah kata - kata yang memang dimaksudkannya untuk keluar secara jujur terjadi, tanpa ada sedikitpun upaya untuk menutup - nutupi apa yang ada di pikirannya. Dan gelisah, karena penuturannya yang secara spontan tersebut terkesan seperti pengakuan cinta(?).
"Jadi, kamu terima nggak?" Tanyanya sekali lagi memastikan.
Sekali lagi pula, bocah berambut biru itu membiarkan dirinya mengikuti insting yang ada.
Like a flowing wind, when it should be.
Yang Yeonjun tau, tiap sel di tubuhnya seakan saling bertukar energi untuk mengirimkan rasa hangat di dadanya. Memaksanya untuk tetap menatap kedua pupil Soobin, menikmati gelapnya manik indah itu sambil menerka—apakah ada banyak rahasia tersembunyi di dalamnya. Karena, setiap kali Kim Yeonjun menatapnya, obsidian hitam milik si manis selalu terlihat seperti ingin memberitahunya sesuatu. Menguarkan kesan misterius, membuatnya ingin mengulik lebih dalam apa yang tersimpan dibaliknya.
Semua pandangan yang memancar dari mata Choi Soobin, seakan Yeonjun ikut masuk ke dalamnya. Tiap kali, ia melihat ke arah sana.
Deg.
Hening sejenak, diikuti suara detak jantung dari keduanya yang bertalu - talu, saling bersahutan.
Detik demi detik berlalu. Jawaban dari bibir mungil berwarna merah yang Yeonjun tunggu sedari tadi tersebut, tak kunjung terdengar. Malah suara lumba - lumba—Yeonjun tau itu asalnya dari Hueningkai—yang terdengar, setelah mereka berdua hanya terdiam menatap satu sama lain.
Sepupu Yeonjun itu berseru, "Woeee!! Seinget gue, nih pelataran parkir belom resmi dikasih papan peringatan tempat syuting sinetron termehek - mehek deh, Bang"
Ck. Mood cowok berambut biru itu langsung ambruk seketika saat ocehan mengada - ngada dari Hueningkai merusak suasana yang susah payah dibangunnya.
"Jangan mau terima sembarangan, Kak. Bang Jun sama Giacomo Cassanova itu saingan loh, di tinder. Top twenty. Ntar lu apes." Sambung si cowok berdarah Hongkong–Amerika–Korea, ke arah Yeonjun dan Soobin yang seketika melihat ke arahnya. Hueningkai tersenyum jahil dengan cengirannya yang khas.
Adek sepupunya yang tengil ini ya, bener - bener minta dikepret pake karet nasi padang kayanya.
"Dek, sumpah. . . Bisa nggak sih, gak merusak suasana? Gue tinggalin juga lu di hangar pesawat sini atau pusat informasi. Mau lu?" Keluhan gondok Yeonjun disertai pelototan maut ditujukannya ke Hueningkai yang sibuk bergelantungan di pintu penumpang bagian belakang, berayun - ayun.
YOU ARE READING
Let Go || K.Yj • C.Sb • K.Dn || YeonBin
FanfictionSuatu ketika Choi Soobin harus bertemu dengan Yeonjun yang selalu membawa kabar buruk didalamnya. Di bulan Oktober yang lumayan tenang itu, siapa sangka Soobin akan selalu mengingat saat pertama kali Yeonjun datang dan membuat seluruh dunianya jungk...
