CHAPTER IX : Forgotten Diary of Two
▪︎▪︎▪︎
Mata mereka berdua bertatap - tatapan. Baik Soobin maupun Yeonjun masih betah memandang wajah satu sama lain, menikmati momen senja menuju malam di bulan Oktober—musim gugur itu.
Mangkuk mie Soobin sudah kosong, punya Yeonjun sisa setengah. Begitu pula air minumnya, kedua gelas mereka yang berisi es tamarind sudah hampir habis. Menyisakan bulir - bulir embun bekas es batu yang perlahan mencair, di dindingnya.
"I'll take that as a joke. I don't mind" Kata Soobin sambil menundukkan kepala. Sibuk memainkan selembar tissue di tangan.
Si imut itu gak tau harus bagaimana lagi selain meremat - remat tissue agar ia tidak gugup ditatap sebegini intensnya oleh Yeonjun. Cowok beranting itu tersenyum lembut ke arahnya, entah apa motifnya—Soobin juga gak tau.
"Joking isn't a form of crime, so, yeah. I won't blame you over—in case. You did it on purpose." Lanjut Soobin pelan.
Sekilas, Yeonjun tampak tersinggung. "Do I look like a clown? I'm not that low to fooling around someone, about serious matter tho. . ."
Dengan kasar, Yeonjun menyambar gelas minumannya tiba - tiba. Tanpa sedotan, ia langsung meminum es tamarind itu banyak - banyak—sampai terdengar suara 'glukglukgluk' dari tenggorokannya.
He seemed pissed off.
"AKHH! Holyshit!" Makinya saat gelas kaca itu menyentuh sudut bibirnya kasar—tempat dimana dia terluka akibat berkali - kali jatuh tadi.
Hal itu membuat luka kering yang hampir saja tidak kelihatan di sudut bibir bebeknya, kembali mengeluarkan darah.
Hebat Yeonjun, lama - lama bibir lu jontor saingan sama Hyunjin.
"Loh? Kok berdarah gitu? Gelasnya pecah?" Tanya Soobin panik ketika melihat sepercik darah di ujung bibirnya. Sepertinya insting dokter di dalam diri si manis itu terpanggil, saat melihat seseorang terluka.
Yeonjun menggeleng, "Nggak. Dari tadi pagi emang udah luka, jatuh ke lantai terus kejedot" Keluhnya pelan. Ujung jari telunjuknya sekarang memencet - mencet si luka pelan.
"Jangan digituin! Ntar lebamnya makin melebar!" Tangan Soobin meraih gelas berisi es batu, ia tampak sibuk mencari sesuatu di dalam tas kuliahnya.
Sebuah saputangan polos berwarna putih dengan sulaman kelinci di sisi ujungnya, ia keluarkan. Lalu diisinya dengan es batu yang masih tersisa utuh di gelas.
Choi Soobin segera menggeser duduknya hingga ke samping Yeonjun. Sedikit mendongak, ia memeriksa sudut bibir cowok yang ia juluki belalang sembah dalam hati tersebut, penuh perhatian. "Kalo gak dikompres besok bakalan bengkak. Bisa infeksi juga, lumayan besar nih goresannya"
Pelan - pelan, Soobin mulai menyentuh bibir Yeonjun yang terluka. Benar - benar pelan, takut pasien dadakannya itu makin kesakitan.
"H-hah. . .? Oke" Gerakan tiba - tiba Soobin yang menangkup dagu Yeonjun dan menjepitnya dengan ibu jari, membuat rubah berambut biru itu terkejut.
Jari - jari lentik si manis menyentuh bibir Yeonjun lembut. Matanya yang kelam tampak sangat dekat sekarang, memperhatikan sebentuk luka yang tercetak di sudut bibir Yeonjun dengan tatapan serius. Membuatnya terlihat lebih indah, kedua mata kelam Soobin itu seakan menghipnotis Yeonjun seketika. Lantas membuat Yeonjun ingat saat pertama kali ia menggumamkan kata 'cantik' dalam hati, ketika berjumpa dengan Choi Soobin. Mata kosong yang saat itu ia temui, kini sudah berubah pendar dipenuhi rasa khawatir. Namun, tetap tidak pernah kehilangan cantiknya.
YOU ARE READING
Let Go || K.Yj • C.Sb • K.Dn || YeonBin
FanfictionSuatu ketika Choi Soobin harus bertemu dengan Yeonjun yang selalu membawa kabar buruk didalamnya. Di bulan Oktober yang lumayan tenang itu, siapa sangka Soobin akan selalu mengingat saat pertama kali Yeonjun datang dan membuat seluruh dunianya jungk...
